Berita Regional
Kronologi Pesilat di Gresik Tewas karena Dikeroyok saat Ujian Kenaikan Sabuk, Senpat Koma
Kronologi pemuda di Kabupaten Gresik, tewas saat usai menjalani ujian kenaikan sabuk perguruan silat
TRIBUNJATENG.COM - Kronologi pemuda di Kabupaten Gresik, tewas saat usai menjalani ujian kenaikan sabuk perguruan silat.
Pemuda tersebut bernama Muhammad Aditya Pratama (20).
Ia sempat dilarikan ke rumah sakit dan koma, hingga kemudian nyawanya tak tertolong.
Kini para para pelaku yang melakukan pengeroyokan saat ujian kenaikan sabuk ditangkap.
Baca juga: Aktor Sidik Eduard Kepergok Jualan Cilok di Pinggir Jalan, Ga Malu Malah Blak-blakan Omzet Hariannya
Lantaran mengalami pendarahan otak, korban dinyatakan meninggal pada Senin (9/10/2023) kemarin.
Keluarga korban kemudian melaporkan tindakan penganiayaan ke Polres Gresik.
Setelah melakukan penyelidikan, Polres Gresik menangkap enam pelaku pengeroyokan yakni D (17), AS (20), RM (20), ARG (15), S (19) dan HS (17).
Para pelaku dijerat dengan Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.
Kuasa hukum korban, Sulton Sulaiman mengatakan, untuk dapat lulus ujian kenaikan sabuk korban diharuskan melewati empat pos.
Korban mengalami penganiayaan dan kekerasan fisik di setiap pos.
“Setiap pos ada sekitar 15 orang, termasuk para senior korban. Di pos pertama, korban mulai melakukan kuda-kuda hingga dilakukan pemukulan kepada korban dari seniornya."
"Bahkan ada yang mukul memakai bambu,” ungkapnya, Rabu (11/10/2023), dikutip dari TribunJatim.com.
Setelah melewati pos pertama, korban berjalan ke pos kedua dalam keadaan lemas.
Di pos kedua korban kembali mendapat pukulan dari senior hingga tak sadarkan diri.
Korban kemudian dilarikan ke Puskesmas Cerme dan dilanjutkan ke RSUD Ibnu Sina Gresik.
“Saat di RSUD Ibnu Sina Gresik, korban dua kali mengalami koma. Pada Minggu malam, jantung korban sempat berhenti, lalu dilakukan pemeriksaan jantung, bergerak kembali."
"Senin paginya, sebelum malamnya meninggal. Jantung kembali berhenti hingga akhirnya meninggal Senin malam," terangnya.
Sulton Sulaiman menambahkan, berdasarkan hasil autopsi, korban dianiaya menggunakan tangan atau kaki karena tak ada bekas benda tumpul.
Korban mengalami pendarahan otak total hingga pembekuan dan pendarahan di bagian leher.
Selain itu, ditemukan juga retak dan pendarahan tulang rusuk.
“Kemungkinan sementara, penyebab kematian korban bukan dari benda tumpul. Karena tidak ada bekas luka di bagian luar badan korban," tandasnya.
Sementara itu, ayah korban, Ngatrip (48) mengatakan anaknya izin keluar rumah untuk ujian kenaikan sabuk pada Sabtu (7/10/2023) malam.
"Anak saya pamit katanya ada tes kenaikan. Mau naik sabuk biru," jelasnya.
Pada Minggu (8/10/2023) sekira pukul 01.30 WIB, Ngatrip mendapat kabar anaknya tak sadarkan diri dan dibawa ke Puskesmas Cerme.
Korban kemudian dirujuk ke RSUD Ibnu Sina Gresik masih dalam keadaan tak sadar.
Ngatrip mengaku melihat ada luka di bagian kepala anaknya.
"Detak jantungnya normal, tapi ada luka dalam di kepala itu yang jadi penyebabnya," tandasnya.
Saat dirawat kondisi korban terus menurun dan dinyatakan meninggal pada Senin (9/10/2023).
"Setelah diautopsi, jenazah langsung kami makamkan, Selasa dini hari. Mohon doanya semoga husnul khotimah," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Detik-detik Pesilat di Gresik Tewas Dianiaya saat Ujian Kenaikan Sabuk, 6 Pelaku Ditangkap
Temukan Bungkusan Mencurigakan di Jalan, Warga Buka Pakai Kayu Terlihat Ada Kaki Bayi |
![]() |
---|
Bentrokan Antarwarga Tewaskan 1 Orang di Bogor, Polisi Buru Pelaku Penganiayaan |
![]() |
---|
7 Copet Ditangkap di Konser Ancol, Polisi: Beraksi secara Tim, Beli Tiket Pura-Pura Jadi Penonton |
![]() |
---|
Ibu Rumah Tangga Jadi Korban Penyiraman Air Keras, Pelaku Mengaku Dibayar Orang Rp5 Juta |
![]() |
---|
Detik-detik Aksi Heroik Office Boy Terekam Kamera CCTV Gagalkan Pencurian di Puskesmas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.