Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kriminal

Potret Ujian Kenaikan Sabuk Perguruan Silat yang Tewaskan Pemuda, Dikeroyok 6 Orang dengan Kayu

Ujian kenaikan sabuk perguruan silat menewaskan seorang peserta. Terungkap ujian itu ternyata meamng cukup ekstrem.

Editor: rival al manaf
Kompas.com/Istimewa
Polisi menindaklanjuti laporan terkait meninggalnya pesilat diduga korban pengeroyokan di Desa Cerme Kidul, Kecamatan Cerme, Gresik, Jawa Timur, Minggu (8/10/2023). (Dok. Polres Gresik) 

TRIBUNJATENG.COM - Ujian kenaikan sabuk perguruan silat menewaskan seorang peserta.

Terungkap ujian itu ternyata meamng cukup ekstrem.

Peserta harus dikeroyok 6 orang menggunakan balok kayu.

Peristiwa itu terjadi di Desa Semampir, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Baca juga: Gara-gara Utang, Seorang Wanita Dianiaya Sejumlah Pria di Apartemen Bekasi

Baca juga: Anggota Perguruan Silat Tewas saat Ujian Kenaikan Sabuk, Sempat 2 Kali Koma Setelah Dikeroyok

Baca juga: Tak Disangka Mantan Pemabuk Justru Meninggal saat Sholat, Sempat Curhat Ingin Dekatkan diri ke Tuhan

Seorang anggota perguruan silat bernama Muhammad Aditya Pratama (20) meninggal usai menjalani ujian fisik dengan cara dikeroyok memakai balok kayu.

Polisi kini telah menangkap enam terduga pengeroyokan terhadap pesilat tersebut.

Ayah korban, Ngatrip menjelaskan bahwa anaknya sempat pamit untuk mengikuti ujian kenaikan sabuk perguruan silat pada Sabtu (7/10/2023).

Namun pada Minggu (8/10/2023) dini hari, keluarga korban mendapat kabar, Aditya Pratama tak sadarkan diri dan dirujuk ke Puskesmas Cerme.

"Teman-teman anak saya mengabari bahwa anak saya di Puskesmas Cerme. Setelah ke sana, anak saya sudah dibawa ke RSUD Ibnu Sina Gresik," kata Ngatrip, Selasa (10/10/2023).

Setelah sempat dirawat, korban dinyatakan meninggal dunia, Senin (9/10/2023) malam, sekitar pukul 20.00 WIB.

"Dari keterangan dokter, penyebab meninggalnya saraf di bagian otak kepala tidak berfungsi," ujar dia.

Kejadian tersebut lalu dilaporkan ke polisi oleh keluarga korban.

Kuasa hukum keluarga korban Sulton Sulaiman membeberkan bahwa korban sempat menjalani ujian kekerasan fisik.

Dia dikeroyok oleh para pelaku dengan menggunakan balok kayu.

Adapun peserta ujian harus melewati beberapa pos.

Dalam perguruan silat, kunjungan dari pos satu ke pos lainnya disebut "sambung".

"Informasi yang saya terima, korban sudah mengeluh kesakitan setelah melewati ujian di pos pertama.

Namun dipaksa untuk terus mengikuti ujian pada pos selanjutnya," kata Sulton, Rabu (11/10/2023).

Korban pun akhirnya pingsan setelah menjalani dua kali sambung.

Dia dilarikan ke Puskesmas Cerme dan dirujuk ke RSUD Ibnu Sina Gresik.

Dari keterangan tim medis, korban mengalami pendarahan parah di bagian kepala.

Luka fatal itu yang menyebabkan korban akhirnya mengembuskan napas terakhirnya.

"Kondisinya semakin menurun bahkan sempat dua kali koma," ujar Sulton.

Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan mengungkapkan, polisi sudah menangkap enam terduga pelaku.

Di antara enam orang tersebut ada yang masih di bawah umur.

Mereka adalah D (17), AS (20), ARG (15), S (19), dan HS (17).

"Pelaku sudah diamankan, masih dalam proses penyidikan lebih lanjut," katanya.

Para pelaku terancam dijerat Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan.

Polisi juga menyita sejumlah barang bukti seperti enam unit telepon genggam dan pakaian korban saat kejadian. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Korban Sudah Kesakitan di Pos 1, tapi Dipaksa Ujian Kenaikan Sabuk dan Sempat 2 Kali Koma""

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved