Berita Klaten
Kematiannya Masih Misterius, Ini Pekerjaan YU Suami yang Meninggal Berpelukan dengan Istri di Klaten
Penyebab kematian pasangan suami istri di Klaten yang ditemukan meninggal dalam kondisi berpelukan masih misterius
TRIBUNJATENG.COM - Penyebab kematian pasangan suami istri di Klaten yang ditemukan meninggal dalam kondisi berpelukan masih misterius.
Tak ada tanda-tanda kekerasan dalam tubuh mereka.
Keduanya hari itu juga beraktivitas seperti biasa dan terlihat bugar.
Pasutri itu adalah YU selaku suami dan IDN (39) istrinya.
Mereka berpelukan di kasur kediamannya di Dukuh/Desa Tegalrejo, Kecamatan Ceper, Klaten, Jawa Tengah.
Baca juga: Hari Itu Pak Udin Berangkat Kerja Tanpa Makan, Sudah Sepekan Gordennya Belum Ada yang Terjual
Baca juga: Cara Gampang Sembunyikan Postingan IG Story Tanpa Pakai Fitur Close Friend
Sosok YU diketahui bekerja sebagai seorang pengusaha.
YU merupakan bos rongsokan yang cukup dikenal di daerahnya.
Bahkan ia disebut merupakan sosok yang royal dan sangat baik kes emua orang mulai dari rekan hingga yang membutuhkan.
Sehingga kabar tewasnya YU sontak ikut membuat tetangga dan kolega bisnisnya pun merasa kehilangan dengan sosok yang terkenal royal dengan teman-temannya.
Hampir tak pernah, ada penolakan dari YU untuk tak bisa membantu.
Kalaupun lagi kesusahan, YU akan memberikan alternatif lain seperti makan bersama.
"Dia itu enteng. Mobil itu Koyo dudu gone dek e. Hampir belum pernah mas Y krungu sambate konco, njut Ra isoh mujuti itu belum pernah (belum pernah Y mendengar temannya mengeluh, tapi tidak bisa membantu itu tidak pernah)," kata Ja'far Rodhi tokoh masyarakat setempat.
Menurutnya, YU dikenal sebagai pengusaha yang ulet.
Tak hanya satu jenis rongsokan, seperti besi blok mesin saja.
Ia diketahui mengelolah berbagai jenis rongsokan.
Selain itu ia juga membeli barang rongsokan lalu menjual ke pabrik untuk diolah lagi.
Dia pun termasuk 3 besar pengusaha rongsok di Desa Tegalrejo.
Sebagai kolega, dia melihat hubungan keluarga YU dan IDN ini paling romantis.
YU sangat mencintai dan bertanggung jawab dengan istri.
Disisi lain, warga sekitar kediaman YU dan IDN mengaku kaget dengan peristiwa tersebut lantaran sebelumnya pasutri itu masih beraktivitas seperti biasa sebelum meninggal.
Menurut pengakuan warga, 48 menit sebelum pasutri ini ditemukan tak bernyawa di atas tempat tidur, keduanya masih beraktivitas normal di luar.
Saat itu sang istri terlihat menjemur pakaian di samping rumah.
Saat itu pula sang suami, terlihat menggendong putra keduanya yang masih bayi 4 bulan di teras rumah.
Keduanya pun terlihat sehat tanpa mengalami sakit apapun.
Hingga akhirnya tak sampai sejam kemudian keduanya masuk ke dalam rumah, keduanya pun dikabarkan tak sadarkan diri hingga meninggal dunia.
Saat itulah jenazah YU dan IDP pertama kali ditemukan oleh orangtua korban yang hendak berkunjung untuk melihat cucunya.
Diketahui jika pasutri tersebut tewas diduga karena sakit yang dideritanya.
YU memiliki sakit asma yang kerap kambuh apabila ia kelelahan dan banyak beban pikiran.
Sementara sang istri YU memili riwayat hipertensi.
Hal tersebut disampaikan oleh Agus Abdul Rokhim (67), ayah IDP, menduga anaknya lebih dulu tak sadarkan diri.
Kemudian sang suami yang mengetahui hal tersebut lantas memeluknya.
"Kemungkinan istrinya tak sadarkan diri, suami kaget karena serangan jantung, kemudian ikut terbaring," jelasnya, Kamis (12/10/2023).
Pihak keluarga, kata Agus, pun menolak adanya autopsi.
"Itu sudah takdir yang kuasa. Jenazah langsung dimakamkan. Ndak ada (tidak menuntut siapapun atas meninggalnyanya anaknya)," kata Agus.
Atas peristiwa pilu itu, psutri tersebut kini meninggalkan dua orang anak.
Anak pertama berusia dua tahun dan anak kedua masih berusia empat bulan.
Agus mengungkapkan, dua anak korban kini diasuh oleh keluarga besar.
"Ya nanti tergantung (cucunya). Ya ke sana ke mari (keluarga IDP dan keluarga Y)," katanya.
Lebih jauh, meski diduga meninggal karena penyakit, Kapolres Klaten, AKBP Warsono, mengungkapkan pihaknya tetap melakukan penyelidikan mendalam.
Mereka juga tetap melakukan pendalaman usai mengetahui hasil pemeriksaan tak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
"Kita tetap lakukan pendalaman, kita mengambil sampel makanan dan minuman di lokasi. Dan akan dikirim ke laboratorium forensik," ujar Warsono, Rabu, kepada TribunSolo.com.
Kini, pihak kepolisian pun masih menunggu hasil dari uji sampel makanan dan minuman tersebut.
"Untuk dugaan sementara belum ada, karena tidak ada tanda-tanda kekerasan sama sekali ataupun penyebab lain," ucapnya.
Sementara, KBO Satreskrim Polres Klaten, Iptu Umar Mustofa, mengatakan pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan.
"Proses penyelidikan masih dilakukan, baik TKP, dan keluarga korban."
"Kita juga cek sampel makanan dan minuman di TKP, dibawa ke labfor," imbuhnya.
Hal tersebut dilakukan untuk mencari bukti kuat penyebab kematian.
"Bila ada indikasi ada racun atau bahan berbahaya bisa menjadi acuan (penyelidikan) selanjutnya, dan ini membutuhkan waktu pastinya," pungkasnya. (Tribun Sumsel.com)
Presiden Resmikan Kopdes Merah Putih, Bupati Klaten: Semua Sudah Berbadan Hukum |
![]() |
---|
Viral Emak-Emak di Klaten Nekat Masuk Jalan Tol Naik Motor Supra |
![]() |
---|
Klaten Dipilih Jadi Lokasi Peluncuran Kopdes Merah Putih karena Alasan Ini |
![]() |
---|
Zulkifli Hasan Kunjungi Klaten, Persiapan Peluncuran Koperasi Desa Merah Putih Se-Indonesia |
![]() |
---|
Pemprov Jateng Komitmen Perkuat Perajin Industri Kain Tenun di Klaten |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.