Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Pemkot Semarang Terapkan E Retribusi Menekan Kebocoran PAD

Tekan kebocoran pendapatan asli daerah (PAD), Pemkot Semarang terapkan e-Retribusi. 

Rahdyan Trijoko P
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu luncurkan e retribusi bersama Bank Mandiri. 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG -Tekan kebocoran pendapatan asli daerah (PAD), Pemkot Semarang terapkan e-Retribusi. 

Program itu diluncurkan oleh Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu di Pasar Johar, Sabtu (14/10/2023).

Ita sapaan akrabnya menyebut e-retribusi merupakan upaya untuk meningkatkan PAD sektor retribusi di pasar tradisional. Sebab hingga saat ini Dinas Perdagangan tiap tahun

"Adanya cashless ini, dan dengan e-Retribusi harapannya akan menekan kebocoran-kebocoran yang ada," tuturnya.

Menurutnya, Bank Indonesia telah memonitor penggunaan cashless society QRIS di 52 pasar tradisional di Kota Semarang. Pihaknya akan memaksimalkan kerjasama dengan perbankan.

"Kami akan optimalkan kerja sama dengan perbankan untuk pembayaran retribusi pedagang," ujarnya. 

Ia berharap penggunaan e-retribusi bisa mencapai target. Sementara target PAD di Kota Semarang tahun ini mencapai  Rp 34 miliar.

"Tapi sampai saat ini belum tercapai, kami terus berupaya menekan kebocoran PAD salah satunya dengan E-Retribusi ini," tandasnya. 

 Plt Dinas Perdagangan Kota Semarang, Fajar Purwoto menuturkan capaian retribusi Kota Semarang saat ini Rp 22 miliar. Sementara target PAD yang dipatok tahun ini cukup tinggi mencapai Rp 34 miliar.

Meski demikian pihaknya optimis target PAD tahun ini tercapai. Terlebih saat ini telah ada perbaikan surat keputusan wali kota mengenai jumlah PKL.

"Ada perbaikan Surat Keputusan (SK) Wali Kota, terkait penambahan jumlah 10 ribu PKL. Sehingga realisasi pendapatan kita diharapkan meningkat untuk tahun depan," terangnya. 

Dikatakannya saat ini terdapat 6400 kios tidak digunakan pedagang di 52 pasar. Pihaknya meminta kios-kios itu bisa ditempati.

"Silahkan kios yang kosonv bisa ditempati," tuturnya.

Terkait e-Retribusi, Fajar menyebut telah ada sejak tahun 2017. Namun penggunaannya kurang maksimal.

"Oleh Ibu Wali Kota digenjot kembali agar penggunaan E-Retribusi bisa lebih baik dengan menggandeng perbankan dan penggunaan QRIS," imbuhnya. 

Fajar mengatakan kerja sama dengan perbankan  penggunaan QRIS dan pembayaran E-Retribusi, ditargetka  menargetkan  November 2023 semua pedagang di Semarang telah menggunakan sebagai alat pembayaran. Telah ada beberapa bank yang digandeng.

"Dari 52 pasar, Bank Jateng mengelola 25 pasar. Bank Mandiri mengelola 6 pasar, BTN ada dua pasar, BNI dua pasar. Dan tersisa 16 pasar dengan rincian delapan pasar mati (kosong) dan delapan lagi akan kita evaluasi," tandasnya.

Baca juga: Belasan Rumah Rata dengan Tanah Setelah Terbakar Akibat Korsleting

Baca juga: Graha Padma Kejurprov Jateng 2023 Selesai, Kudus Juara Umum

Baca juga: Pasar Murah Agro Festival Kabupaten Semarang Diborong Warga

Baca juga: Kolaborasi Telkomsel dan Google, Hadirkan Bundling Play Pass Data Package Pertama di Asia Tenggara

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved