Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Warga Semarang Barat Gotong Royong Bersihkan Lingkungan Rumah Anak Stunting

Sejumlah stakeholder bergotong royong membersihkan lingkungan rumah anak yang mengalami stunting. 

dok Pemerintah Kota Semarang
Kader PKK dan FKK Kelurahan Salaman Mloyo turun langsung membersihkan rumah warga yang anaknya mengalami stunting, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Persoalan stunting tidak hanya disebabkan karena kekurangan gizi.

Lingkungan dengan sanitasi dan kondisi air yang tidak layak juga menjadi faktor penyebab stunting

Di Semarang Barat, upaya penanganan stunting tidak hanya dalam bentuk pemberian makanan tambahan (PMT).

Baca juga: Sekda Jateng Ajak Masyarakat Jaga Kebersamaan dan Gotong Royong Jelang Tahun Politik

Sejumlah stakeholder bergotong royong membersihkan lingkungan rumah anak yang mengalami stunting

Camat Semarang Barat, Elly Asmara mengatakan, masih ada 109 kasus stunting di wilayah Semarang Barat.

Intervensi yang dilakukan terhadap setiap anak stunting memang berbeda-beda mulai dari PMT, pola asuh, maupun kesehatan lingkungan. 

"Kami pantau masih ada rumah anak stunting yang terbilang kurang layak. Ada beberapa rumah yang kondisinya cukup memprihatinkan," ujar Elly, Kamis (19/10/2023). 

Upaya gotong royong bersih-bersih rumah anak yang mengalami stunting pun dilakukan untuk menggungah semangat orang tua menjaga kebersihan rumah.

Tujuannya, agar anak hidup di lingkungan dengan sanitasi yang bersih serta memastikan kebutuhan air bersih juga tercukupi. 

Gotong royong bersih-bersih rumah sudah dilakukan di dua rumah di Kelurahan Salaman Mloyo, Kecamatan Semarang Barat.

Kelurahan, Babinsa, Babinkamtibmas, Kader PKK, dan FKK pun turun langsung membersihkan rumah warga yang anaknya mengalami stunting

"Kami masuk rumahnya, saluran kotor kami bersihkan, jemuran ditata, akses masuk banyak rosok kami bersihkan.

Di dalam rumah ditata agar lebih bersih. Kami tidak merubah bangunan tapi bantu menata dan merapikan agar orang tua terdorong hidup sehat," terangnya. 

Menurutnya, intervensi pencegahan dan penanganan stunting dari pemerintah sudah cukup banyak mulai dari PMT, daycare anak stunting, kelas ibu hamil, berbagai sosialisasi, pemenuhan air bersih melalui PDAM, dan perbaikan-perbaikan infrastruktur lingkungan. 

Melalui upaya bersih-bersih ini, diharapkan menumbuhkan kesadaran orang tua bahwa penanganan stunting tidak hanya oleh pemerintah namun harus dilakukan secara bersama-sama. 

"Kami, di Kecamatan Semarang Barat, juga membentuk konsep gotong royong. Seluruh pegawai dari camat hingga staf harus bertugas monitoring anak stunting. Kalau staf monitoring satu anak stunting, kasie dua anak, saya sendiri tiga," tambahnya. 

Dari hasil monitorong, Elly menyebut, akan ada evaluasi yang nantinya bisa menjadi program intervensi. 

"Misalnya, tempat tinggalnya kurang layak, maka perlu ada program yang masuk, kita kerja bakti membersihkan atau lainnya," tambahnya. 

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan, kegiatan penurunan angka stunting di Semarang tidak hanya soal PMT saja, namun secara menyeluruh. 

Kuncinya, menurutnya, adalah perlunya spirit bergerak bersama dan sinergi antarsektoral. Pasalnya, penyebab stunting tidak hanya gizi namun bisa faktor lainnya. 

"Satu karena gizi, itu tugasnya di Dinas Kesehatan dan Dinas Ketahanan Pangan. Kedua pola asuh, ini wilayahnya Disdalduk dan DP3A dan ketiga penyebabnya yakni sanitasi lingkungan yang menjadi domain dinas infrastruktur seperti Disperkim dan DPU," terangnya. 

Baca juga: Singgih Januratmoko Ajak Sikapi El Nino dengan Gotong Royong dan Lestarikan Lingkungan

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, perbaikan ataupun pembersihan sanitasi merupakan bagian dari intervensi sensitif di luar kesehatan.

Intervensi sensitif di luar kesehatan meliputi sanitasi yang sehat serta kebutuhan air bersih. 

"Kami selalu menyampaikan data yang perlu dilakukan intervensi sensitif untuk ditindaklanjuti oleh dinas terkait," paparnya. (eyf)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved