Berita Kabupaten Semarang
23 Menit dari Bandungan, Nikmati Indahnya Sabana Rawa Pening, Dulu Danau Kini Padang Rumput Hijau
Warga Dusun Klurahan, Desa Tuntang, Tuntang, Kabupaten Semarang digemparkan dengan munculnya fenomena alam berupa padang rumput di tanah rawa
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Warga Dusun Klurahan, Desa Tuntang, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang digemparkan dengan munculnya fenomena alam berupa padang rumput di tanah rawa.
Lahan tersebut dulunya merupakan bagian dari Danau Rawa Pening, namun mengering akibat kemarau panjang pada 2023 ini.
Berdasarkan pantauan Tribunjateng.com, Senin (23/10/2023) sore, tampak rumput teki tumbuh dengan padat sehingga pemandangan menjadi hijau sejauh mata memandang.
Diperkirakan seluas dua hektare tanah rawa di sana menjadi padang rumput.
Meskipun sudah menjadi rerumputan, tanah di sana masih terasa empuk dan terdapat retakan-retakan tanah yang hancur yang menjadi ciri khas tanah bekas rawa.
Fenomena itu akhirnya dianggap sebagai keajaiban alam dan membuat warga menjadi penasaran.
Baca juga: Hanya 1 Jam dari Semarang : Naik Motor ke Gunung Telomoyo Bisa Menikmati Sunrise dan Rawa Pening
Baca juga: Penyusutan Air Rawa Pening Semarang Berkah Buat Petani Sekitar, Persawahan Kini Bisa Ditanami
Baca juga: 13 Km dari Alun-Alun Pati, Ada Padang Rumput Hijau Bonus Sunset, Plus Siluet Gunung Patiayam
Warga sekitar sendiri menyebutnya sebagai Sabana Rawa Pening.
Lokasinya sekitar 10,3 kilometer atau bisa ditempuh dalam waktu 23 menit dari Alun-alun Bandungan.
Ratusan warga dari anak-anak hingga dewasa akhirnya berbondong-bondong datang ke sana.
Berbagai aktivitas dilakukan warga, seperti bersantai, berfoto, berlarian, bermain layang-layang, bersepeda dan lain sebagainya.
Dari penuturan seorang warga setempat Gunadi, padang rumput atau sabana sudah muncul sejak sepekan sebelumnya.
“Ini kemungkinan karena tanah rawa yang gembur semakin mengering tapi masih basah, sehingga tumbuh rumput seperti ini,” kata Gunadi kepada Tribunjateng.com.
Dia menambahkan, banyak orang ingin bermalam dan berkemah di padang rumput tersebut, namun belum diizinkan lantaran tanahnya masih empuk dan tidak padat sehingga membahayakan.
Menurut Gunadi, tumbuhnya padang rumput tersebut tidak akan bertahan lama.
Pasalnya, jika memasuki musim hujan dan hujan mulai sering turun, tanah tersebut akan kembali dipenuhi air sehingga kembali menjadi rawa.
Skandal 5 Orang di Papringan Kabupaten Semarang, Sertifikasi Tanah Dikorupsi Ramai-ramai Rp 907 Juta |
![]() |
---|
Kronologi Ayah di Bandungan Paksa Inses Anaknya, Berawal Niat Baik Korban |
![]() |
---|
Di Balik Temuan Jasad Juru Parkir di Parit Pasar Lanang Ambarawa, Diduga Meninggal 4 Jam Sebelumnya |
![]() |
---|
Pemotor Terseret hingga 50 Rumah Warga Ngendo Terdampak, Kisah Banjir Bandang di Kabupaten Semarang |
![]() |
---|
ASN di Kabupaten Semarang Ramai-ramai Minum Susu Sapi Perah dari Peternak Lokal, Seusai Jalan Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.