Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kota Semarang

Opor Singkong ala Megawati Soekarnoputri Diandalkan Cegah Stunting di Semarang, Begini Resepnya

Mbak Ita melakukan demo masak menu opor singkong. Opor singkong yang bisa untuk cegah stunting berasal dari buku resep-resep Megawati Soekarnoputri

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Muhammad Olies
TRIBUN JATENG / EKA YULIANTI FAJLIN 
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu melakukan demo masak menu opor singkong, saat SAPA Mbak Ita di Galeri Sentra Batik Warna Alam, Kamis (26/10/2023).  

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu masif melakukan edukasi kepada warga terkait pencegahan stunting sekaligus menggelorakan makanan pendamping beras.

Di hadapan warga Gunungpati, Mbak Ita, sapaannya, melakukan demo masak menu opor singkong, saat SAPA Mbak Ita di Galeri Sentra Batik Warna Alam, Kamis (26/10/2023). 

Ini merupakan salah satu menu makanan cegah stunting. Di samping itu, singkong merupakan pendamping beras. 

Opor singkong perpaduan bahan dasar ayam, singkong, dan tahu, yang diklaim murah, namun mengandung gizi tinggi karena mengandung banyak protein hewani dari ayam serta protein nabati dari tahu juga karbohidrat dari singkong. 

Resep opor singkong bersumber buku resep dari Megawati Soekarnoputri.

Baca juga: BKKBN Beri Penghargaan Megawati Soekarnoputri Sebagai Inspirator Penggerak Cegah Stunting

Baca juga: Megawati dan Mbak Ita Terima Penghargaan Inspirator dan Penggerak Cegah Stunting

Baca juga: Wakil Wali Kota Semarang Beri Tutorial Masak Menu Makanan Cegah Stunting

 

Bahan yang digunakan untuk membuat opor singkong tak lain adalah singkong atau pohung yang digunakan sebagai makanan pendamping beras.

Bahan lainnya adalah ayam, santan dan garam. Untuk resepnya sendiri simpel, dan tidak menggunakan MSG. Teknik memasaknya tak beda dengan memasak opor, hanya ada tambahan singkong dan tahu. 

"Di Gunungpati ini melimpah hasil tanaman yang bisa jadi makanan pendamping beras. Ada talas, singkong, ubi, jagung dan lain sebagainya. Kita giatkan untuk terus sosialisasikan makanan pendamping beras di penjuru Semarang. Sehingga edukasi dan sosialisasi bisa ebih masif," kata Mbak Ita

Tentunya, lanjut dia, dengan sosialisasi masif makanan pendamping beras dan gizi seimbang isi piringku, masyarakat akan paham pentingnya gizi seimbang bagi anak. 

Apalagi, dia mendapat laporan bahwa di Kecamatan Gunungpati ada 32 anak yang mengalami stunting atau adanya gangguan pertumbuhan pada anak. Maka untuk itu, pihaknya akan melakukan intervensi langsung kepada 32 anak tersebut dengan program Dahsyat (Dapur Sehat Atasi Stunting). 

"Saya akan minta kepada Dinas Pengendalian Penduduk dan KB serta Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk segera membuat dapur Dahsyat," ujarnya. 

Pihaknya akan kolaborasikan antar-dinas untuk intervensi menurunkan stunting utamanya untuk 32 anak penderita stunting di Kecamatan Gunungpati ini. 

Sedikit informasi, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menggelar berbagai kegiatan seperti bazar murah Pak Rahman, edukasi, dan demo masak bersama Wali Kota Semarang serta peresmian Sentra Batik Alam Malon Gunungpati, Kota Semarang pada Kamis (26/10/2023). 

Tak hanya itu, ada pula kegiatan Sapa Mbak Ita, di mana Wali Kota menyerap aspirasi masyarakat secara langsung. "Alhamdulillah tadi kami menyerahkan bantuan dan menyerap aspirasi masyarakat lewat Sapa Mbak Ita.

Ada yang minta sumur bor, talut, CCTV dan sebagainya. Ini yang nanti secara berkala kita lakukan, agar masyarakat Gunungpati juga merasakan hasil pembangunan," jelasnya. (eyf)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved