Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pemilu 2024

Hasto Sebut PDIP Tengah Bersedih Ditinggal Jokowi, Ganjar: Banteng Tak Boleh Cengeng

Hasto Kristiyanto menyebut bahwa partainya kini merasa sedih dan perih. Kesedihan itu muncul seiring dengan berembusnya isu hubungan PDI Perjuangan de

Editor: m nur huda
Istimewa
Ganjar Pranowo saat menghadiri acara temu Kader PDIP di Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (1/6/2023). 

Mantan Gubernur Jateng itu menyebut, 'banteng tidak boleh cengeng'. Bahkan, ia mengungkap istilah 'Banteng Kedaton' yang justru akan bergerak melihat kondisi politik saat ini.

Hal itu disampaikan Ganjar saat ditanya wartawan terkait dengan pernyataan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang mengungkapkan kesedihan partai berlambang kepala banteng moncong putih itu usai memberikan privilege besar ke Presiden Jokowi dan keluarga, namun kini ditinggalkan.

"Kesedihan itu pasti ada, tapi kami nggak akan cengeng, banteng nggak cengeng, Banteng Ketaton itu langsung bergerak. Gitu," tandasnya, usai mengjadiri acara silahturahmi dengan Pengasuh Syuriah NU Se-DKI Jakarta, di Jakarta, Minggu (27/10).

Ganjar menyatakan, saat ini pihaknya bersama PDI Perjuangan tidak mau larut dalam romantisme kesedihan. Tetapi, dia menambahkan, yang perlu dilakukan saat ini adalah terus harus berjuang bersama rakyat.

Ia pun mengulas bagaimana PDI Perjuangan di masa Orde Baru pernah dihajar habis-habisan oleh pemerintahan saat itu untuk menggulingkan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Sehingga, ia mencoba mengingatkan bagaimana peristiwa 27 Juli 1996 atau Peristiwa Kudatuli, di mana PDI Perjuangan pernah dicoba.

"PDIP (dicoba-Red) waktu PDI dihajar habis-habisan, dibakar itu (Kantor DPP-Red), bahkan ada yang mati (korban tewas-Red). Jangan lupa dengan Kudatuli loh ya," jelasnya.

Ganjar pun memastikan dirinya sangat menghargai pilihan politik dari Presiden Jokowi dan putranya, Gibran Rakabuming Raka. Maka, ia mengajak seluruh barisan kader PDI Perjuangan dan pendukunganya untuk tetap bersemangat dan tidak cengeng.

"Dan kami coba fight terus, kami enggak cengeng dengan segala apa yang terjadi, dan sampai detik ini, saat ini, saya menghormati Pak Jokowi, menghormati Mas Gibran sebagai suatu pilihan-pilihan politik," tandasnya. (Tribunnews/Febri Prasetyo/Fransiskus Adhiyuda Prasetia/tribun jateng cetak)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved