Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Salatiga

Kisah Dwi Wibowo, Perajin Asal Salatiga Yang Ekspor Katapel ke Inggris dan Amerika

Katapel buatan warga Kota Salatiga, Jawa Tengah, berhasil tembus pasar ekspor ke Inggris, Amerika, dan Malaysia.

Editor: raka f pujangga
KOMPAS.com/Dian Ade Permana
Katapel buatan Yohanes warga Salatiga mampu menembus pangsa pasar luar negeri. 

TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Katapel buatan warga Kota Salatiga, Jawa Tengah, berhasil tembus pasar ekspor.

Tak hanya pasar Asia, katapel buatan Yohanes Dwi Wibowo itu juga telah diterima di Inggris dan Amerika Serikat.

Sejak memulai membuat katapel pada tahun 2016, ternyata Yohanes sudah memiliki pangsa pasar di Inggris, Amerika Serikat, dan Malaysia.

Baca juga: Kronologi Awal Adanya Tembakan Gas Air Mata Dibalas Ketapel Buruh PT Duta Palma

Hal tersebut dijelaskan Yohanes Dwi Wibowo, perajin katapel yang tinggal di Jalan Kenanga Sari Butu,Kelurahan Kutowinangun Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.

"Pada senang karena katapelnya dinilai punya karakteristik dan terasa personal sesuai pegangan karena dibuat secara manual," jelas dia pada Rabu (1/11/2023) saat ditemui di Workshop Yo Slingshoot.

Yohanes bercerita dirinya membuat katapel sesuai pesanan.

Sehingga setiap konsumennya bisa menyesuaikan ukuran dan bahan yang dipakai sesuai keinginan.

Harga sebuah katapel yang dijual sesuai kebutuhan konsumennya itu bisa mencapai Rp 6 juta per unit.

"Tapi memang paling banyak digunakan untuk kejuaraan, harganya kisaran Rp 250.000 hingga Rp 6 juta, tergantung jenis kayu dan permintaan pembeli, tingkat kesulitan atau ciri khas juga menentukan harga," ungkapnya.

"Untuk membuat katapel itu penyelesaiannya juga tidak tentu. Bisa dua jam selesai, tapi ada juga yang enam bulan belum tuntas. Apalagi kalau pembeli banyak permintaan, seperti minta jenis kayu khusus, warna kayu tua, dan lainnya," tambah Yohanes.

Permintaan pembeli yang 'paham' katapel, lanjutnya, biasanya akan memerhatikan lebar frame, panjang dan lebar tip, serta ukuran karet pelontar.

"Pegangan disesuaikan, pemain pakai tangan kanan atau kiri, bentuknya harus pas dengan hal tersebut," jelasnya.

Selama ini, ia membuat katapel hanya dengan bahan utama kayu nusantara yang dianggap bertuah.

"Indonesia ini kan kaya dengan kayu, jenis apa saja ada. Karena itu saya khusus membuat dengan kayu yang ada di Indonesia, seperti gaharu, stigi, dan cendana," ujarnya.

Yohanes mengungkapkan, turnamen katapel saat ini mulai banyak penggemar di berbagai daerah di Indonesia.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved