Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Papua

Kronologi TNI-Polri Kuasai Markas KKB Pimpinan Elkius Kobak di Kali Ei & Kali Brasa Yahukimo

Setelah menteror dan melukai pegawai puskesmas, Satgas Ops Damai Cartenz-2023 terus memburu kelompok teroris KKB di Papua.

TribunPapua.com
Tampak anggota KKB yang berada di Sungai Braza Yahukimo sambil memengang senjata laras panjang dan sejumlah barang bukti diamankan aparat gabungan. 

"Kami telah menduduki markas KKB dari kelompok Elkius Kobak di Kali Ei dan Kali Brasa Yahukimo. Ini merupakan wujud hadirnya negara di Yahukimo agar situasi kamtibmas dapat terwujud dengan baik," tuturnya.

Aparat gabungan TNI-Polri Ops Damai Cartenz dan Polres Yahukimo serta Kodim 1715 Yahukimo dan Satgas Marinir Yonif 7 Yahukimo akan terus melakukan upaya penegakan hukum terhadap markas KKB lainnya yang berada di pinggiran kota Dekai Yahukimo.

"Kami akan terus melakukan pengejaran dan penegakan hukum terhadap KKB di kabupaten Yahukimo yang selama ini kerap melakukan tindak kekerasan terhadap masyarakat di Kabupaten Yahukimo," tandas Daulay.

5 Nakes Dianiaya KKB

Sebelumnya lima orang tenaga kesehatan (nakes) Kementerian Sosial (Kemenkes) dianiaya Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Selasa (31/10/2023).

Akibat penganiayaan itu, kelima nakes mengalami luka-luka.

Mereka adalah Ferdinandus Suweni, Adrianus Erdwarder Harapan, Sandi Ransa, Danur Widuran dan Angganita Mandowen.

Awalnya kelima nakes ini ditugaskan untuk memeriksa kesehatan masyarakat yang dikabarkan mengalami bencana kelaparan di daerah tersebut.

Mereka melakukan pemeriksaan kesehatan masyarakat sejak Senin (30/10/2023).

Salah seorang korban, Danur Widuran, mengatakan ia dan empat rekannya mendapat tugas dari Kementerian Kesehatan untuk melakukan pelayanan kesehatan di Distrik Amuma karena ada informasi mengenai bencana kelaparan.

"Kami nakes dari Kemenkes turun diminta untuk pelayanan kesehatan yang memungkinkan dilakukan di Amuma," kata dia.

Pada hari pertama, semua berjalan normal dan masyarakat Amuma menyambut baik pelayanan kesehatan yang mereka berikan.

Karena faktor cuaca yang tidak memungkinkan pesawat masuk ke Amuma, maka semua nakes harus bermalam.

"Pada saat itu pelayanan kami baik-baik saja, karena kami berangkatnya sekitar jam 8-9, sehingga untuk antar jemput itu tidak memungkinkan. Setelah kami koordinasi dengan kepala puskesmas dan kepala Dinas Kesehatan, mereka katakan tidak apa-apa menginap di sana," tuturnya.

Keesokan harinya, pada saat menunggu kedatangan pesawat, aksi penyerangan pun terjadi.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved