Nadya Berimajinasi sambil Menyimak Orang Berdiskusi Direkam Jadi Gambar
Mereka mengikuti Kelas Inspirasi Lintas Penggerak (Kiara) yang digelar oleh Tanoto Foundation di Hotel Ibis Semarang di Simpanglima, Jumat (3/11/2023)
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Puluhan peserta sedang mengungkapkan ide-ide dan pengalaman praktik baik sesuai profesi masing-masing. Dalam satu meja bundar terdapat 6 peserta Kelas Inspirasi Antar Penggerak (KIARA). Mereka menyampaikan gagasan dan ide cemerlang kepada kelompoknya. Total ada puluhan peserta Kiara.
Selanjutnya dari perwakilan kelompok itu, mempresentasikan di depan peserta, apa saja ide-ide terbesar yang paling menonjol di antara mereka. Demikian tiap kelompok ada perwakilannya untuk menyampaikan ide terbaru. Peserta yang dimaksud terdiri dari guru, kepala sekolah, perwakilan dinas pendidikan, Bappeda, LSM, mahasiswa, dan lain-lain.
Mereka mengikuti Kelas Inspirasi Lintas Penggerak (Kiara) yang digelar oleh Tanoto Foundation di Hotel Ibis Semarang di Simpanglima, Jumat (3/11/2023). Acara yang dilaksanakan dari pagi hingga sore itu, merupakan rangkaian kegiatan Policy Forum on Education, yang digelar di lima kota di lima provinsi yaitu Medan, Jambi, Pekanbaru, Balikpapan dan Semarang.

Kiara menggali pengalaman-pengalaman sukses dalam menjalankan sistem pendidikan (mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi) di setiap daerah serta layanan kesehatan, khususnya dalam konteks penurunan angka
stunting di masing-masing wilayah. Tujuannya menginspirasi antar pemangku kepentingan dan para penggerak kebijakan.
KIARA juga memantik peserta untuk berimajinasi tentang sistem pendidikan dan kesehatan yang diimpikan dan mendiskusikan apa saja inovasi yang bisa dilakukan untuk menggapai mimpi tersebut.
Dengan saling berbagi pengalaman inspiratif, KIARA juga mendorong kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk secara kolektif mengatasi tantangan pendidikan dan kesehatan. Dan yang tak kalah penting, mengumpulkan cerita inspiratif dan berbagi praktik baik di bidang pendidikan dari berbagai pihak, untuk mengadaptasi dan menerapkannya di komunitas lain.
Dalam suasana riuh pengungkapan ide, inovasi itu terdapat seorang gadis yang duduk menggambar di meja. Adalah Nadya Nur Aini sedang menggambar graphic recorder. Nadya sedang merekam poin-poin acara penting dalam bentuk visual, menggambarkan alur diskusi acara dalam bentuk infografis.
Dan benar saja, salam waktu singkat, sudah ada hasilnya. Diskusi belum selesai, hasil gambar graphic recording karya Nadya sudah jadi.
"Baik terima kasih. Saya hobi menggambar sejak usia 6 tahun. Awalnya saya mengambil inspirasi gambar dari hal yang saya sukai, yaitu majalah bobo. Majalah bobo memiliki ilustrasi yang lucu dan menarik, sehingga saya memvisualisasikan dan mengembangkan ide tersebut menjadi suatu karya dengan versi saya sendiri," kata Nadya selesai acara tersebut.
Menurutnya, menekuni graphic recording secara serius setelah lulus kuliah dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Pedidikan Bahasa Indonesia), Tangerang Selatan. "Ini saya cerita sebagai graphic recorder lo Pak. Pernah gabung dengan grid scovila dari bulan Agustus 2023. Kalau dihitung karya saya belum banyak, baru 10-15 karya.
Ke depan saya akan membuat karya yang lebih menarik lagi," kata Nadya si graphic recorder.
Tahapan dalam menggambar graphic recorder, yaitu memperhatikan visual di dalam forum,
mendengarkan isi percakapan dalam forum, melihat hasil diskusi di forum, kemudian mencatat isi diskusi dalam bentuk gambar.
Alat yang dia butuhkan yaitu kertas plano ukuran A02, Whiteboard marker dan Crayon. Untuk menghasilkan gambar graphic recording butuh waktu 30-45 menit. "Kalau sudah ketemu ide dan bahan yang digambar. Bisa melewati proses gambar yang rumit, kemudian mewarnai dan hasilnya sesuai ekspektasi yang diharapkan," itu hal yang membahagiakan.
Sebagaimana seniman lain, apabila hasil karya graphic recorder diapresiasi oleh orang-orang, maka hal itu membuat gembira.
"Melakukan graphic recorder merurutku tidak sulit, karena cara kerjanya persis seperti notulensi/sekretaris. Hanya perlu menggambar hasil paparan atau diskusi yang disampaikan. Sehingga imajinasinya sudah terekam pada saat mendengarkan orang lain berdiskusi," tutur Nadya. (wid)
Beasiswa Liputan Pendidikan untuk Jurnalis Indonesia |
![]() |
---|
Rebut Apresiasi Rp100 Juta! Tanoto Foundation Ajak Jurnalis Ikut Beasiswa Liputan Pendidikan |
![]() |
---|
Sosok Teladan Penerima Beasiswa TELADAN, dari Samosir ke Semarang |
![]() |
---|
Link dan Syarat Beasiswa TELADAN Tanoto Foundation bagi Mahasiswa Undip Semarang dan 9 Kampus Lain |
![]() |
---|
Tanoto Foundation Cetak Aktor Pembangunan untuk Akselerasi SDM Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.