Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kesehatan

Kasus Stunting di Kabupaten Semarang Turun, per November Ini Ada 2.190 Kasus

Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Semarang, kasus stunting ada 2.190 hingga menjelang pertengahan November 2023 atau turun dibandingkan tahun lalu.

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV PRADANA
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha. 

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Kasus stunting atau tengkes pada anak di Kabupaten Semarang terpantau mengalami penurunan pada 2023.

Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Semarang, kasus stunting tercatat ada 2.190 hingga menjelang pertengahan November 2023.

Angka tersebut lebih rendah dibanding kasus stunting pada akhir 2022 yang tercatat ada 3.190 kasus.

Bupati Semarang, Ngesti Nugraha menginginkan bahwa para tenaga kesehatan dan pemangku kepentingan lainnya dapat terus berinovasi menekan angka sekecil mungkin.

Baca juga: Sinkronisasi Data dan Kerja Terukur Perlu Sinergi Untuk Turunkan Stunting di Kabupaten Tegal

Baca juga: Dapat Alokasi Fiskal Rp 7,37 Miliar, Pj Ketua TP PKK Kudus Pacu Penurunan Stunting

“Edukasi kepada ibu hamil dan anak muda juga akan terus ditingkatkan agar mereka paham betul pentingnya kesehatan anak,” kata dia kepada Tribunjateng.com, Minggu (12/11/2023).

Ngesti menambahkan, Pemkab Semarang akan terus memusatkan perhatian menangani kasus stunting tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinkes Kabupaten Semarang, Dwi Syaiful Noor Hidayat melaporkan, saat ini intensitas penanganan stunting terus ditambah.

Syaiful mengatakan, pihaknya akan turun tangan langsung untuk memantau kinerja kader kesehatan yang diberi tugas penanganan secara spesifik para terdampak stunting per nama dan per alamat.

Dia mengatakan, satu pasien ditangani oleh satu kader kesehatan.

Terkait data kondisi harian penderita stunting, lanjut dia, harus selalu dilaporkan dan diperbarui.

“Pokoknya selalu kami buat ketat."

"Alhamdulillah pada triwulan ketiga dan keempat tahun ini penurunannya agak banyak,” jelas Syaiful.

Meskipun demikian, dia mengaku bahwa untuk bisa membuat wilayah Kabupaten Semarang menjadi nol kasus stunting tampaknya belum memungkinkan.

Hal itu karena permasalahan stunting yang terjadi sangat banyak, terutama pada pasien yang menderita penyakit tertentu.

“Jadi harus sembuh dulu penyakitnya, baru bisa menuntaskan stuntingnya,” imbuh dia.

Nantinya, para balita di Kabupaten Semarang yang dinyatakan lolos dari stunting tidak dibiarkan begitu saja.

Mereka akan terus dipantau dan tetap mendapat bantuan makanan bergizi lanjutan.

Beberapa di antaranya yakni pemberian susu pasca stunting dan beberapa makanan bergizi.

Syaiful yakin bahwa penanganan secara intensif ini akan bisa mengurangi angka kasus stunting secara masif. (*)

Baca juga: Menantu Gus Mus: Abah Tak Mengundang Nama dalam Flyer, Sowan Biasa Tak Ada Urusan dengan Pemilu

Baca juga: Video Penampilan Mobil Klasik Hingga Supercar di Jambore Nasional Mercedes-Benz Solo

Baca juga: Sosok Kumis, Kakek 61 Tahun Yang Ajak Gadis SMK Kawin Lari Cuma Modal Uang Rp 50 Ribu

Baca juga: Hasil Akhir Persika Karanganyar vs PSIK Klaten 2-0, Laskar Singo Lawu Lanjutkan Tren Positif

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved