Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Kisah Puluhan Jemaah Umrah Terlantar 8 Hari di Tanah Suci, Pulang ke Indonesia Pakai Biaya Sendiri

Empat puluh jamaah umrah menghadap Mapolres Jember, Jawa Timur pada Jumat (3/11/2023) untuk melaporka

Editor: muh radlis
VOX
ILUSTRASI 

TRIBUNJATENG.COM - Empat puluh jamaah umrah menghadap Mapolres Jember, Jawa Timur pada Jumat (3/11/2023) untuk melaporkan agen travel perjalanan umrah yang disebut menelantarkan mereka selama beribadah di Tanah Suci. Para korban menuturkan bahwa perjalanan umrah yang seharusnya berlangsung selama 16 hari berubah menjadi penderitaan selama 24 hari.

Salah satu korban, Saifun Bahri, mengungkapkan bahwa akomodasi yang diterima tidak sesuai dengan janji. "Ketika waktu akan pulang di Madinah, diminta persiapan kemas-kemas barang, bukan langsung pulang, hanya mutar-mutar saja," ujarnya. Ia menyatakan kekesalannya karena pengelola agen travel meminta uang tambahan di Arab Saudi, menambah beban biaya perjalanan mereka.

Syaiful, salah satu korban lainnya, mengaku berangkat bersama istri dan membayar sejumlah besar uang. Namun, saat di Arab Saudi, mereka dimintai tambahan uang untuk biaya penginapan. "Kami datang ke Mapolres Jember membuat laporan untuk berjuang agar uang yang telah dikeluarkan bisa kembali," kata Syaiful.

Menurut Saiful, pemberangkatan umrah dimulai pada 7 Oktober 2024 dan seharusnya tiba di Indonesia pada 24 Oktober 2023. Namun, para jamaah baru bisa pulang pada 29 Oktober 20023 dengan biaya mandiri. Kasus ini mencuat karena jamaah merasa terlantar dan prihatin dengan kondisi yang dihadapi.

Jamaah perempuan yang tak mau disebutkan namanya menambahkan bahwa agen travel tidak mematuhi kontrak perjalanan. Mereka seharusnya diberangkatkan dari Bandara Juanda, Sidoarjo, namun malah dibawa menggunakan bus ke Jakarta. "Kami dibawa naik kendaraan berhenti di rest area tol Sidoarjo. Bukan melanjutkan ke Bandara Juanda-Surabaya, tapi malam ganti bus ke Jakarta lewat darat menuju Bandara Soekarno-Hatta," ungkapnya.

Keadaan semakin memburuk ketika, di Jakarta, sejumlah jamaah harus menunggu pesawat selama berjam-jam sebelum akhirnya dinaikkan ke pesawat menuju Mumbai, India. "Di sana para jamaah kembali menunggu berjam-jam. Sempat ada beberapa visa jamaah yang ditahan petugas bandara karena ramai mengeluh tidak adanya konsumsi," tuturnya.

"Beberapa orang jemaah sampai nekat minta transfer uang keluarganya yang di Indonesia agar bisa pulang tepat waktu," sebutnya.

Polisi pun turun tangan dan memeriksa kasus dugaan penelantaran puluhan jemaah umrah. Kasatreskrim Polres Jember AKP Abid Uais Al-Qarni Aziz mengatakan ada delapan agen travel umrah yang diperiksa.

"Hari ini penyidik memeriksa agen-agen.

Kurang lebih ada sekitar 8 agen," ujarnya, Sabtu (11/11/2023).

Menurutnya, pengungkapan kasus ini dilakukan oleh tim khusus yang beranggotakan tujuh orang penyidik. Sebab perkara tersebut telah menjadi sorotan publik, karena jumlah korbannya mencapai puluhan orang.

"Saya bentuk tim supaya cepat terbagi tugasnya masing-masing.

Kami serius, karena jumlah korbannya mencapai 43 orang," tutur Abid.

Hasil pemeriksaan sementara, kata Abid, ditemukan ada unsur tindak pidana penipuan tiket pesawat.

Bahkan, diduga pembeliannya melalui sistem tembak.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved