Berita Kudus
Komisi B DPRD Kudus Dorong Masyarakat Manfaatkan Pekarangan Jadi Budi Daya Tanaman
Melonjaknya harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat menjadi perhatian berbagai pihak.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Melonjaknya harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat menjadi perhatian berbagai pihak. Seperti contoh harga cabai yang semakin pedas, beras tertahan di harga tinggi, dan beberapa kebutuhan lainnya yang semakin mencekik masyarakat.
Masyarakat pun dibuat semakin kesulitan dengan naiknya harga sejumlah bahan pokok sehari-hari. Kenaikan harga beberapa komoditi bahan pokok justru memantik laju inflasi daerah.
Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Kudus, Achmad Yusuf Roni mengatakan, laju inflasi daerah harus bisa ditekan dengan berbagai upaya yang bisa dilakukan pemerintah daerah dan masyarakat.
Baca juga: Dispertan Kudus Distribusikan Ratusan Bibit Tanaman kepada Kelompok Wanita
Satu di antaranya dengan menggencarkan program urban farming, yaitu praktik budi daya, pemrosesan dan distribusi bahan pangan di wilayah kota.
Selain itu, praktik urban farming dalam arti luas bisa juga dilakukan oleh masyarakat secara umum dengan memanfaatkan pekarangan rumah untuk menjaga ketahanan pangan keluarga dan kelompok.
Di antaranya tanaman cabai, tomat, kentang, jagung, dan beberapa jenis tanaman sayuran lainnya.
Dia menyebut, program peningkatan kemandirian pangan harus digencarkan untuk bisa menekan pertumbuhan inflasi.
Masyarakat harus diedukasi agar bisa memanfaatkan lahan yang ada untuk memenuhi kebutuhan harian.
"Konsepnya bisa komunal atau individu. Jadi lahan dalam satu lokasi bisa digarap oleh satu kelompok, atu pribadi. Kalau ini bisa dilakukan merata baik di perkotaan sampai pedesaan, berpengaruh untuk menjaga inflasi daerah," terangnya, Senin (13/11/2023).
Menurut Yusuf Roni, peran pemerintah daerah sangat diperlukan dalam menjaga ketersediaan lahan pertanian di suatu daerah.
Ketersediaan lahan pertanian yang akan menentukan proyeksi ketersediaan pangan daerah.
Sehingga hasil dari program pemanfaatan lahan pekarangan bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan suatu daerah, selebihnya didistribusikan ke daerah-daerah lain.
"Buatlah urban farming komunal atau personal yang menjangkau dari lingkup daerah perkotaan hingga pedesaan. Persoalan ekonomi saat ini, masyarakat butuhnya pokok pangan. Bagaimana ketersediaan dan harga pangan bisa didapatkan dan dijangkau masyarakat," tuturnya.
Politikus PDI Perjuangan itu menilai bahwa kenaikan harga cabai dan beberapa komoditi lainnya saat ini berdampak positif dan negatif.
Bagi kalangan petani, kenaikan harga cabai jadi suatu kebahagiaan karena bisa mendapatkan untung lebih dari kerja kerasnya di bidang budi daya tanaman. Namun, justru menyulitkan masyarakat, utamanya masyarakat kelas menenengah ke bawah yang memerlukan cabai setiap harinya.
2 Wakil Thailand Tantang Atlet PB Djarum Kejuaraan Bulutangkis Beregu Junior di Kudus |
![]() |
---|
Hari Jadi ke-476 Kudus Angkat Tema Harmoni dalam Toleransi, Sam'ani: Perbedaan Itu Ketetapan Tuhan |
![]() |
---|
Menpora Erick Thohir Diminta Perbanyak Kompetisi Olahraga Pendongkrak Nama Indonesia |
![]() |
---|
Sebuah Pelana Kuda dan Mata Air Abadi: Memahami Tradisi Guyang Cekatak, Pengingat Jasa Sunan Muria |
![]() |
---|
"Sepi Pembeli" Keluh Pedagang Blok Barat Terminal Bakalan Krapyak Kudus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.