Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Dispertan Kudus Distribusikan Ratusan Bibit Tanaman kepada Kelompok Wanita

Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus mulai menggarap serius pemanfaatan pekarangan sebagai media baru budi daya tanaman.

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Daniel Ari Purnomo
Saiful Masum
Kelompok wanita petani Kutuk, Undaan Kudus diedukasi praktik budi daya tanaman dengan memanfaatkan pekarangan, Senin (13/11/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus mulai menggarap serius pemanfaatan pekarangan sebagai media baru budi daya tanaman.

Ratusan bibit tanaman cabai, tomat, dan terong diberikan gratis kepada kelompok wanita di Desa Kutuk Kecamatan Undaan, dan Desa Jepang Kecamatan Mejobo.

Mereka juga dibuatkan greenhouse sebagai tempat menanam beberapa jenis tanaman dengan memanfaatkan pekarangan warga. 

Baca juga: Ketua DPRD Kudus Sebut Membangun Kesadaran Bela Negara Penting

Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Perkebunan pada Dispertan Kudus, Agus Setiawan menyampaikan, sektor pertanian mempunyai peran dan kontribusi dalam menurunkan inflasi. 

Kali ini, pihaknya menggandeng kelompok wanita petani untuk dilakukan pemberdayaan perempuan dengan pemanfaatan pekarangan rumah. 

Dia menyebut, persoalan naiknya harga kebutuhan pokok terjadi berulang-ulang setiap tahunnya dalam momentum tertentu. Misalnya cabai mengalami kenaikan harga ketika tingkat permintaan naik, namun produksi menurun yang terjadi pada musim penghujan, dan jeda panen. 

Kondisi tersebut berlaku juga bagi komoditi tanaman lain, utamanya terjadi ketika sektor unggulan mengalami gagal panen karena berbagai faktor. 

"Kenaikan harga kebutuhan pokok ini mempengaruhi inflasi. Sehingga harus distabilkan agar tidak berdampak buruk yang berkepanjangan," terangnya, Senin (13/11/2023).

Menurut dia, persoalan kenaikan harga kebutuhan masyarakat bisa diantisipasi dengan menerapkan program pengendalian ketahanan pangan. 

Masyarakat harus diedukasi menjadi petani yang produktif meski dengan memanfaatkan lahan sempit di pekarangan rumah. Misalnya, bergerak budi daya tanaman cabai, sawi, kangkung, kacang-kacangan, dan jenis tanaman sayuran lainnya. 

Agus optimis jika program tersebut dilakukan merata dan berkelanjutan, inflasi daerah bisa ditekan, sehingga masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan pokok sehari-hari dengan harga yang relatif terjangkau.

"Tahun ini kami sampling dua desa, Kutuk dan Jepang sebagai percontohan gerakan pemanfaatan pekarangan. Kami berikan kurang lebih 400 bibit tanaman dan kami buatkan greenhouse, selanjutnya kelompok wanita di dua desa tersebut diedukasi bagaimana cara budi daya tanaman yang bisa membuahkan hasil melimpah," ujarnya. 
 
Ketika masyarakat mulai memetik hasil budi daya di pekarangan masing-masing, kebutuhan sayuran sehari-hari tidak menjadi kendala bagi warga, meskipun harga di pasaran melonjak tinggi.

"Kalau kegiatan ini digerakkan masif, bisa membantu permasalahan soal kenaikan harga bahan-bahan pokok. Gerakan ini kemudian kami serahkan ke desa selanjutnya bisa dilakukan mandiri oleh masyarakat," tuturnya. 

Ketua Kelompok Wanita Tani Cemoro Kembar Desa Kutuk, Ngatiyem berharap, program budi daya tanaman dengan memanfaatkan pekarangan ini bisa membuahkan hasil yang melimpah. 

Sehingga bisa diseriusi sebagai aktivitas harian ibu-ibu untuk meningkatkan nilai ekonomi keluarga. 

"Alhamdulillah dapat greenhouse dan 200 bibit tanaman. Kami akan manfaatkan agar bisa tumbuh subur dan hasilnya melimpah," harapnya. (ADV/SAM)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved