Berita Kudus
Dispertan Kudus Distribusikan Ratusan Bibit Tanaman kepada Kelompok Wanita
Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus mulai menggarap serius pemanfaatan pekarangan sebagai media baru budi daya tanaman.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus mulai menggarap serius pemanfaatan pekarangan sebagai media baru budi daya tanaman.
Ratusan bibit tanaman cabai, tomat, dan terong diberikan gratis kepada kelompok wanita di Desa Kutuk Kecamatan Undaan, dan Desa Jepang Kecamatan Mejobo.
Mereka juga dibuatkan greenhouse sebagai tempat menanam beberapa jenis tanaman dengan memanfaatkan pekarangan warga.
Baca juga: Ketua DPRD Kudus Sebut Membangun Kesadaran Bela Negara Penting
Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Perkebunan pada Dispertan Kudus, Agus Setiawan menyampaikan, sektor pertanian mempunyai peran dan kontribusi dalam menurunkan inflasi.
Kali ini, pihaknya menggandeng kelompok wanita petani untuk dilakukan pemberdayaan perempuan dengan pemanfaatan pekarangan rumah.
Dia menyebut, persoalan naiknya harga kebutuhan pokok terjadi berulang-ulang setiap tahunnya dalam momentum tertentu. Misalnya cabai mengalami kenaikan harga ketika tingkat permintaan naik, namun produksi menurun yang terjadi pada musim penghujan, dan jeda panen.
Kondisi tersebut berlaku juga bagi komoditi tanaman lain, utamanya terjadi ketika sektor unggulan mengalami gagal panen karena berbagai faktor.
"Kenaikan harga kebutuhan pokok ini mempengaruhi inflasi. Sehingga harus distabilkan agar tidak berdampak buruk yang berkepanjangan," terangnya, Senin (13/11/2023).
Menurut dia, persoalan kenaikan harga kebutuhan masyarakat bisa diantisipasi dengan menerapkan program pengendalian ketahanan pangan.
Masyarakat harus diedukasi menjadi petani yang produktif meski dengan memanfaatkan lahan sempit di pekarangan rumah. Misalnya, bergerak budi daya tanaman cabai, sawi, kangkung, kacang-kacangan, dan jenis tanaman sayuran lainnya.
Agus optimis jika program tersebut dilakukan merata dan berkelanjutan, inflasi daerah bisa ditekan, sehingga masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan pokok sehari-hari dengan harga yang relatif terjangkau.
"Tahun ini kami sampling dua desa, Kutuk dan Jepang sebagai percontohan gerakan pemanfaatan pekarangan. Kami berikan kurang lebih 400 bibit tanaman dan kami buatkan greenhouse, selanjutnya kelompok wanita di dua desa tersebut diedukasi bagaimana cara budi daya tanaman yang bisa membuahkan hasil melimpah," ujarnya.
Ketika masyarakat mulai memetik hasil budi daya di pekarangan masing-masing, kebutuhan sayuran sehari-hari tidak menjadi kendala bagi warga, meskipun harga di pasaran melonjak tinggi.
"Kalau kegiatan ini digerakkan masif, bisa membantu permasalahan soal kenaikan harga bahan-bahan pokok. Gerakan ini kemudian kami serahkan ke desa selanjutnya bisa dilakukan mandiri oleh masyarakat," tuturnya.
Ketua Kelompok Wanita Tani Cemoro Kembar Desa Kutuk, Ngatiyem berharap, program budi daya tanaman dengan memanfaatkan pekarangan ini bisa membuahkan hasil yang melimpah.
Sehingga bisa diseriusi sebagai aktivitas harian ibu-ibu untuk meningkatkan nilai ekonomi keluarga.
"Alhamdulillah dapat greenhouse dan 200 bibit tanaman. Kami akan manfaatkan agar bisa tumbuh subur dan hasilnya melimpah," harapnya. (ADV/SAM)
Sebuah Pelana Kuda dan Mata Air Abadi: Memahami Tradisi Guyang Cekatak, Pengingat Jasa Sunan Muria |
![]() |
---|
"Sepi Pembeli" Keluh Pedagang Blok Barat Terminal Bakalan Krapyak Kudus |
![]() |
---|
Disdikpora Kudus Tegaskan Dana PIP Harus Disalurkan untuk Program Penunjang Pendidikan |
![]() |
---|
Pemkab Kudus Beri Pendampingan Psikologi dan Bantuan Sosial kepada Anak Korban Penusukan |
![]() |
---|
Pilu, 3 Warga Kudus Ditemukan Terpasung di Kamar Rumah, Alami Gangguan Kejiwaan Akut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.