Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

LIPUTAN KHUSUS

Aneka Jawaban atas Empat Pertanyaan kepada Guru-guru di Jawa Tengah

Survei ini ada empat pertanyaan utama ditujukan kepada guru, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, maupun guru swasta atau honorer.

Editor: iswidodo
Tribunjateng/Disdikbud Kota Tegal
PENGHARGAAN - Disdikbud Kota Tegal bersama lembaga dan siswa berprestasi menunjukkan penghargaan yang didapatkan bertepatan Hari Guru Nasional 2023, Senin (27/11/2023). FOTO tidak terkait dengan berita lipsus. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Memperingati Hari Guru, Sabtu 25 November 2023, Tribun Jateng melakukan survei kepada sejumlah guru di Jawa Tengah. Survei ini ada empat pertanyaan utama ditujukan kepada guru, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, maupun guru swasta atau honorer.

Survei via email dan Whatsapp ini dijawab secara sungguh-sungguh oleh Guru-guru PNS maupun Kepsek atau Wakasek. Pertanyaan disampaikan pada tanggal 23 November dan dijawab sehari kemudian. Mayoritas guru PNS yang menjawab minta dirahasiakan nama maupun sekolahnya.

Sebagai bentuk penghormatan terhadap hak narasumber, maka nama, jabatan dan sekolah tidak disebutkan dalam berita ini. Yang penting adalah, aspirasi, jawaban jujur, ide-ide dari para Bapak Ibu Guru tersampaikan dengan baik kepada pemerintah pusat, melalui Tribun.

Pertanyaannya adalah, 1) Apakah merdeka belajar saat ini sudah ideal dan terealisasi dengan baik
. 2) Apakah gaji atau tunjangan atau insentif atau honor sekarang sudah ideal untuk kesejahteraan guru. 3) Apabila ada pergantian pemerintah 2024 atau Mendikbud, apa usulan dan harapan Bapak Ibu Guru. 4) Apa impian Bapak Ibu untuk pendidikan Indonesia di tahun 2030.

"Menurut saya masih proses menuju ideal. Belum maksimal. Mengapa belum? Karena masih banyak guru yang belum menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran masih berfokus pada guru dan belum menerapkan kesepakatan kelas. Kecuali, guru yang sudah tergabung dalam program guru penggerak," tulis Bapak Guru seorang PNS di Kota Semarang.

Dilanjutkannya, dalam penyelesaian kasus posisi kontrol guru sebagai penghukum dan pengawas juga lebih tinggi dibandingkan sebagai teman dan manajer. Anak belum diajarkan bagaimana restitusi yang baik agar mereka mampu menyadari kesalahan dan menentukan solusi atas masalahnya.

Terkait dengan gaji atau honor, diakuinya, bahwa honor ASN (PNS dan PPPK) sudah cukup ideal karena mendapat TPP dari Pemkot. Honor NonASN juga sudah di atas UMR. Namun bagi guru swasta sebagian masih ada di bawah UMR.

"Kami berharap guru PAI segera mendapat panggilan PPG Dalam Jabatan. Impian kami di tahun 2030, pendidikan formal, informal, dan nonformal di Indonesia bisa berjalan selaras. Standar-standar yang dipasang tinggi oleh pemerintah semoga juga diiringi dengan peningkatan sarana prasarana yang kami terima dari keuangan negara," harapnya.

Seorang guru PNS di Mranggen Demak menjawab, merdeka belajar belum ideal karena masih berjalan 3 tahun. Bagi guru yang memahami intisari merdeka belajar maka sangat baik bagi murid. Terkait dengan gaji atau tunjangan bagi guru, dijawab belum ideal. Karena setiap inflasi pasti ada kenaikan harga kebutuhan. Sedangkan kenaikan gaji guru tidak signifikan. Apalagi guru honorer. Guru PNS ini usul tahun depan perekrutan guru dilakukan hanya satu pintu. Baik guru honorer maupun negeri. Usulannya adalah pemerintah harus perhatikan kesejahteraan guru.

Guru di Bonang Kabupaten Demak mengatakan, merdeka belajar belum bisa berjalan dengan baik dan kurang ideal dengan pembentukan karakter anak-anak penerus bangsa di masa yang akan datang. Yang terjadi saat ini adalah terlalu bebas cara berpikir pelajar, menurunnya minat belajar untuk berprestasi.

"Mereka terlena dalam kehidupan yang serba enak dan instan tanpa peraturan yang kuat. Siswa jadi terlalu merdeka dan memandang enteng arti perjuangan, pengorbanan untuk menjalani kehidupan," tulis Guru yang mencetak banyak siswa berprestasi bidang olahraga ini.

Terkait dengan masalah kesejahteraan guru, dia memastikan bahwa seberapapun gaji dari pemerintah harus disyukuri. Karena mau diberi gaji sebesar apapun jika tidak disyukuri maka akan terasa kurang. Terkait dengan pemerintahan tahun 2024, apabila ada pergantina menteri, maka guru ini berharap menteri yang realistis dengan kondisi masyarakat.

"Berikan penghargaan kepada guru berprestasi, dan memberi sanksi kepada mereka yang bermasalah dan melakukan kesalahan," tulisnya. Pengambil kebijakan hendaknya juga benar-benar mampu menggali potensi siswa, bukan hanya akademik saja. Potensi olahraga, seni juga harus diberikan perhatian yang sama karena hal itu membantu kesuksesan anak di masa mendatang.

Beda lagi dengan jawaban seorang Bu Guru di Kendal. Merdeka belajar saat ini belum ideal karena masih banyak guru bingung. Karena semua harus mengembangkan sendiri sehingga pada realisasinya masih "nggrambyang"
. Gaji atau honor juga belum ideal, tidak seimbang dengan beban kerja. "Harapan saja nanti ada merdeka belajar ini diimbangi dengan tim penjamin mutu. Kesejahteraan pendidik tolong sangat diperhatikan. Seharusnya gaji menyesuaikan beban kerja," pintanya. (wid-bersambung)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved