Berita Nasional
Nilai Transaksi Judi Online Capai Rp500 Triliun sejak 2017
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terus melakukan pemantauan terkait judi online.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terus melakukan pemantauan terkait judi online.
Seperti diketahui, semakin banyak orang terjerat judi online.
Nilai transaksinya tinggi.
Baca juga: Kata Kemenkominfo soal Pilpres 2024 Dijadikan Taruhan Judi Online
"Dari hasil analisis PPATK terhadap transaksi keuangan yang terkait dengan perjudian online, total nominal transaksi yang dianalisis sejak tahun 2017 sampai saat ini lebih dari Rp 500 triliun," ujar Koordinator Kelompok Substansi Humas PPATK, M Natsir Kongah dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (25/11/2023).
PPATK mencatat, pada tahun 2022 sampai tahun 2023, dapat diidentifikasi sebanyak 3.295.310 orang masyarakat yang berpartisipasi dalam permainan judi online, dengan total deposit sebesar Rp 34,51 triliun.
Selanjutnya sepanjang tahun 2023, PPATK telah melakukan penghentian sementara transaksi atas 1.322 pihak yang terdiri dari 3.236 rekening, dengan total nilai saldo yang dihentikan transaksinya mencapai Rp 138 miliar.
Perputaran dana ini meliputi uang taruhan, pembayaran kemenangan, biaya penyelenggaraan perjudian, transfer antar-jaringan bandar, serta transaksi yang ditengarai sebagai pencucian uang oleh jaringan bandar.
PPATK mengatakan, aktivitas transaksi judi di tengah masyarakat semakin meningkat tiap tahunnya.
Fenomena ini menunjukkan masih kurangnya literasi keuangan di kalangan masyarakat.
Sehingga banyak generasi muda yang tergoda iming-iming kekayaan instan lewat permainan ini.
Hingga saat ini masih ditemukan modus penggunaan rekening orang lain yang diperoleh dari praktik peminjaman rekening dan jual-beli rekening oleh masyarakat kepada pelaku perjudian online untuk dipakai sebagai rekening penampungan dana perjudian.
PPATK mengimbau masyarakat tidak memberikan rekening yang dimilikinya kepada orang lain dengan cara apa pun yang berpotensi digunakan untuk kegiatan tindak pidana.
Selain itu, masyarakat diharapkan untuk tidak terlibat dalam perjudian online atau perjudian dalam media apa pun.
Judi dalam hukum yang berlaku di Indonesia dapat dikategorikan sebagai tindakan pidana.
"Dana hasil perjudian online sebagian dilarikan ke luar negeri oleh para pelaku dengan menggunakan perusahaan-perusahaan cangkang.
Hal ini menyebabkan kerugian ekonomi bagi negara," pungkas Natsir. (*)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: PPATK: Nilai Transaksi Judi Online Mencapai Rp 500 Triliun Sejak 2017 hingga Saat Ini
Baca juga: Antisipasi Judi Online, Polres Tegal Bagikan Brosur dan Sidak HP Anggota
| Komisi XIII DPR RI dan Kemenham Perkuat Sinergi Penguatan Kapasitas HAM di Klaten |
|
|---|
| Kemenham dan Komisi XIII DPR Perkuat Implementasi P5HAM di Wonogiri, Dorong Regulasi Anti Bullying |
|
|---|
| Momentum Refleksi dan Dedikasi, Kemenham Jateng Ikuti Tasyakuran Hari Bhakti Kementerian HAM Ke-1 |
|
|---|
| OJK dan IAI Terbitkan Panduan Pelaporan Keuangan Aset Kripto |
|
|---|
| Warung Makan Milik Bintang Preman Pensiun Epy Kusnandar Dipalak Preman, Istri Menangis |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.