Erupsi Gunung Anak Krakatau
Gunung Anak Krakatau Erupsi, Warga Diimbau Tak Mendekat Hingga Radius 5 Km
Gunung Anak Krakatau kembali meletus pada Selasa (5/12/2023), pukul 04.38 WIB. Letusan itu terekam di sismogram dengan amplitudo maksimum 63 mm
TRIBUNJATENG.COM - Gunung Anak Krakatau kembali meletus pada Selasa (5/12/2023), pukul 04.38 WIB. Letusan itu terekam di sismogram dengan amplitudo maksimum 63 mm dan durasi sekitar 41 detik.
Erupsi Gunung Anak Krakatau kali ini berhasil memuntahkan abu setinggi 700 meter dari puncak atau 857 m dari permukaan laut.
Informasi tersebut disampaikan Andi Suardi, Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Hargopancuran, Kecamatan Raja Basa, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung.
"Saat ini, Gunung Anak Krakatau berada pada level III siaga," kata Andi, dikutip dari TribunBanten.com.
Baca juga: Gunung Anak Krakatau Erupsi Tadi Malam
Baca juga: Anak Gunung Krakatau Erupsi Semalam, Berikut Sejarah Kelahirannya Setelah Ibunya Meletus Habis 1883
Andi mengimbau masyarakat dan nelayan untuk tidak mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau pada radius 5 km. Sementara itu, pemukiman terdekat dari Gunung Anak Krakatau berada di Pulau Sebesi yang berjarak 16,5 km.
"Dengan rekomendasi, masyarakat, nelayan, dan pendaki tidak mendekati gunung dengan radius 5 km," ujar Andi.
Penyebab Gunung Anak Krakatau meletus
Koordinator PVMBG, Ahmad Basuki mengungkapkan, Gunung Anak Krakatau meletus sebanyak 164 kali sejak 26 November 2023 hingga 4 Desember 2023.
Dia menjelaskan, Gunung Anak Krakatau meletus karena naiknya magma ke permukaan akibat kondisi geologis gunung tersebut.
Menurut Basuki, PVMBG telah memprediksi potensi erupsi Gunung Anak Krakatau sejak sebulan lalu.
“Potensi erupsi sudah diketahui karena sebulan sebelumnya sudah terlihat ada peningkatan kegempaan,” ucap Basuki. Peringatan terkait peningkatan potensi erupsi Gunung Anak Krakatau pun telah dirilis pada akhir Oktober 2023.
“Pada 28 Oktober 2023, Gunung Anak Krakatau sudah mengalami peningkatan aktivitas kegempaan, yaitu terjadi 50 kali gempa vulkanik dalam, 43 kali gempa vulkanik dalam, dan 37 kali gempa hybrid,” pungkasnya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.