Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Rohingya

20 Kapal Pengungsi Rohingya Menuju Aceh, Terkuak Lewat Percakapan Viral di Media Sosial

Pernyataan kontroversial seorang pengungsi Rohingya menggemparkan media sosial, mengungkap keberadaan 20 kapal 'manusia perahu' menuju Aceh.

Istimewa warga/Kompas.com
Satu kapal kayu berisi ratusan imigran Rohingya terlihat di perairan Desa Meunasah Dua Pasi, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, Kamis (16/11/2023. 

TRIBUNJATENG.COM - Viral di media sosial, pernyataan seorang pengungsi Rohingya dalam wawancara telah memicu reaksi marah dari netizen.

Pengakuan tersebut menyoroti keberadaan sekitar 20 kapal yang membawa 'manusia perahu' menuju Indonesia, khususnya Aceh.

Tingginya gelombang pengungsi Rohingya yang terus berdatangan ke wilayah pantai Provinsi Aceh dalam dua bulan terakhir menjadi sorotan utama.

Sebuah video yang tersebar luas di platform TikTok menjadi viral setelah dibagikan pada Selasa (12/12/2023).

Dalam video tersebut, seorang pria yang mengenakan kemeja hijau, diduga sebagai seorang relawan, mewawancarai salah satu pengungsi Rohingya.

Pertanyaan awal terkait keberadaan rombongan kapal Rohingya di lautan disampaikan oleh sang relawan.

Pengungsi Rohingya dengan tegas menyatakan bahwa ada sekitar 20 kapal atau bahkan lebih yang sedang dalam perjalanan menuju Indonesia.

Setiap kapal diperkirakan mengangkut sekitar 150 jiwa pengungsi Rohingya.

Relawan kembali memastikan apakah keseluruhan dari 20 kapal itu memiliki tujuan ke Indonesia.

Dengan jelas, pengungsi Rohingya yang diwawancarai mengkonfirmasi bahwa mereka semua menuju Indonesia, termasuk 20 kapal yang masih berlayar di lautan.

Menurut pengungsi tersebut, mereka dan rekan-rekan pengungsi lainnya bermaksud menuju Indonesia, terutama Aceh, karena mayoritas penduduknya beragama Islam.

Dengan harapan dapat diterima di Indonesia, mengingat mayoritas 'manusia perahu' tersebut juga beragama Islam.

Wawancara tersebut terungkap bahwa percakapan berlangsung saat pengungsi Rohingya baru-baru ini mendarat di Pidie, Aceh, pada Minggu (10/12/2023).

UNHCR Diusir Warga

Aksi penolakan terhadap kedatangan etnis Rohingya di Aceh Tamiang mencapai puncaknya dengan pengusiran terhadap perwakilan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan International Organization for Migration (IOM).

Kejadian ini berlangsung ketika tiga perwakilan lembaga internasional tersebut, didampingi oleh pejabat pemerintah setempat, melakukan kunjungan ke calon lokasi penampungan di Simpang IV pada Selasa sore.

Dalam situasi yang memanas, sekelompok pemuda, dipimpin oleh Khairul, menyatakan penolakan mereka terhadap rencana membawa pengungsi Rohingya ke Aceh Tamiang.

Mereka secara tegas menyarankan agar para pengungsi pulang ke negara asalnya.

Khairul dan rekan-rekannya mengawal ketat perwakilan internasional tersebut, bahkan mencapai puncaknya dengan intimidasi dan permintaan agar mereka meninggalkan lokasi, disertai ancaman terhadap kendaraan mereka.

“Jangan ganggu kehidupan kami, kami tidak akan membiarkan Kantor DPRK dan Kantor Bupati kami diduduki jika Rohingya dibawa kemari,” teriak Khairul dengan nada tegas.

Awalnya, sekitar 750 pengungsi Rohingya direncanakan akan ditempatkan di Aceh Tamiang, namun rencana ini mendapat penolakan keras dari warga setempat.

Alasan penolakan tersebut adalah potensi pergesekan sosial dengan masyarakat lokal.

Pemkab Aceh Tamiang, sebagai representasi pemerintah daerah, secara tegas menolak usulan dari UNHCR dan IOM.

Kepastian ini diumumkan setelah pertemuan tertutup antara perwakilan lembaga internasional dan Pemkab Aceh Tamiang pada Selasa petang.

Meskipun awalnya pemerintah daerah bersedia menyediakan lokasi penampungan sementara, protes yang marak dari masyarakat setempat menjadi faktor penentu.

Aksi protes menggunakan alat pengeras suara menunjukkan ketidaksetujuan yang kuat terhadap kedatangan etnis Rohingya.

“Sangat berisiko jika kita tetap menerima etnis Rohingya, terutama dengan protes keras dari masyarakat,” kata sumber di Pemkab Aceh Tamiang.

Selain protes yang intensif, pertimbangan lainnya melibatkan lokasi penampungan yang terlalu dekat dengan permukiman di Opak, Bendarahara, Aceh Tamiang.

Faktor minimnya fasilitas di calon lokasi penampungan juga menjadi pertimbangan, dengan khawatir bahwa pengungsi dapat menyusup ke permukiman, memicu gejolak sosial dengan warga lokal.

“Tampaknya akan dipertimbangkan untuk memindahkan mereka ke Gayo Lues,” ungkap sumber tersebut. (*)

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul VIDEO Pengungsi Rohingya Mengaku Ada Sekitar 20 Kapal Lagi Menuju Indonesia Terutama Aceh

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved