Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Rohingya

Warga Rohingya di Aceh Sempat Mogok Makan, Tuntut Tempat Penampungan Layak

Ratusan warga Rohingya yang masih tinggal di basement Balee Meuseuraya Aceh (BMA) dilaporkan menolak makan pada Jumat malam.

AFP
Seorang pengungsi Rohingya beristirahat di tempat penampungan sementara setelah kedatangannya dengan kapal di Laweueng, provinsi Aceh pada 27 Desember 2022. - Pengungsi Rohingya menerima perawatan medis darurat setelah sebuah kapal yang membawa hampir 200 orang mendarat di Indonesia pada 27 Desember, kata pihak berwenang, di pendaratan keempat di negara itu dalam beberapa bulan terakhir. (Photo by Chaideer MAHYUDDIN / AFP) 

TRIBUNJATENG.COM - Ratusan warga Rohingya yang masih menempati ruang bawah tanah Balee Meuseuraya Aceh (BMA) diduga telah menolak makan pada malam Jumat (22/12/2023).

Tindakan penolakan terjadi pada waktu makan siang dan malam, namun pada akhirnya, mereka kembali menerima makanan.

Diduga mereka menginginkan fasilitas penampungan yang lebih layak.

Kasatintelkam Polresta Banda Aceh, Kompol Suryo Sumatri Darmoyo, pada hari Sabtu (23/12/2023), mengonfirmasi insiden penolakan makan tersebut.

"Ya, benar. Penolakan makan terjadi pada siang hari Jumat (22/12/2023) kemarin, namun setelah dijelaskan oleh petugas, mereka mau makan lagi. Namun, aksi tersebut terulang saat waktu makan malam. Mereka akhirnya makan mungkin karena merasa lapar," ujar Suryo.

Pembagian makan malam dilakukan oleh Yayasan Kemanusiaan Madani Indonesia (YKMI) melalui relawan PMI Banda Aceh.

Namun, warga Rohingya melakukan aksi penolakan makanan atau mogok makan.

Setelah mendapat arahan dari relawan RAPI, pada pukul 21.10 WIB, warga Rohingya mulai mengambil nasi dan minuman yang dibagikan.

Dalam komunikasi dengan petugas melalui aplikasi translater, salah satu warga Rohingya menyampaikan tuntutan untuk penempatan dan hunian yang layak, mirip dengan di Camp Bangladesh.

Selain itu, seorang warga Rohingya bernama Ridwan mengaku kehilangan sejumlah pakaian, termasuk celana dan sarung.

"Setelah berbicara dengan petugas, Ridwan mencoba mencari pakaiannya dengan memeriksa tas pengungsi lain. Selembar celana ditemukan dalam sebuah tas milik pemuda Rohingya," ungkapnya.

Setelah berprotes dan mencari selama sekitar setengah jam, petugas meminta Ridwan untuk melanjutkan pencarian besok agar tidak mengganggu istirahat pengungsi lainnya.

Ridwan menurut, dan situasi kembali aman dengan penjagaan dari anggota polisi, Satpol PP, dan pihak medis.

Di lokasi, ratusan pengungsi Rohingya hanya dijaga oleh personel gabungan kepolisian, medis, dan Satpol PP.

"Sementara itu, pihak UNHCR atau instansi lain yang bertanggung jawab atas pengungsi tidak dapat ditemukan. Ketidakhadiran mereka sudah terjadi sejak lama," tambahnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved