Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

BUMD se-Jateng Patungan Stabilkan Harga Komoditas Pangan, Harga Cabai Diintervensi Lewat Pasar Murah

Hadirnya kendaraan niaga di Pasar Karangayu itu, menjadi langkah untuk mengintervensi harga cabai di Kota Semarang

|
Penulis: budi susanto | Editor: muslimah

Melalui pasar murah, Totok berharap bisa mempengaruhi psikologis harga cabai di pasaran.

Meski demikian ia menegaskan, pasar murah bukan untuk menyaingi para pedagang.

"Beberapa waktu lalu kami juga menggelar hal serupa dengan menjual beras murah dengan total mencapai 170 ton," paparnya.

Ke depan Totok mengatakan BUMD bersama Pemrov Jateng tetap akan menggelar pasar murah.

Namun dengan catatan jika ada komoditas pangan yang harganya melambung tinggi.

Ia memberi contoh, gula pasir yang kini tengah meroket. Kemungkinan akan digelar pasar murah dengan menjual gula pasir.

"Gerakan ini merupakan CSR dari BUMD seluruh Jateng. Jadi BUMD patungan untuk mensubsidi harga dan menyetabilkan harga komoditas pangan," jelasnya.

Dijelaskannya, total cabai yang dijual dalam pasar murah selama sepekan mencapai 5-6 ton.

Cabai tersebut dibeli langsung dari petani cabai untuk kemudian dijual dengan harga murah ke masyarakat.

Langkah tersebut dikatakannya untuk memutus rantai tengkulak yang menyebabkan harga cabai tinggi.

"Karena harga cabai sudah stabil, pasar murah dengan menjual cabai hari ini selesai. Tapi akan dilanjutkan dengan komoditas lainnya," kata Totok.

Terpisah Kepala Biro Perekonomian Setda Jateng July Emmylia, gerakan pasar murah sangat berdampak pada harga cabai di pasaran.

Ia juga menyebutkan keberhasilan menurunkan harga cabai tersebut juga dicatat dalam Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kemendag.

Melalui pasar murah yang digelar selama sepekan, Emmy mengatakan harga cabai rawit merah Rp 82 ribu perkilogram yang semula hampir tembus di angka Rp 100 ribu.

"Bahkan di pasaran ada yang menjual Rp 54 sampai 67 ribu perkilogram, jadi penurunan cukup lumayan," jelasnya.

Ditambahkannya, Kota Semarang disasar dalam program pasar murah lantaran Kota Semarang memberikan kontribusi paling besar dalam hal inflasi.

Di mana bobot inflasi dari 6 daerah yang disurvei oleh BPS Kota Semarang memiliki bobot 61 persen terhadap inflasi Jateng.

"Jadi kalau harga komoditas pangan di Kota Semarang stabil, akan sangat berpengaruh terhadap inflasi di Jateng," tambahnya. (*)

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved