Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

"Ada Anak Kecil" Mulianya Niat Polisi Chepy Dwiki Rustandi Tak Keluarkan Senjata Api Meski Dikeroyok

Kejadian pengeroyokan terhadap seorang anggota polisi terjadi di Jalan Raya Banjaran-Soreang, Kabupaten Bandung

Editor: muh radlis
Tribun Jabar/Lutfi Ahmad Mauludin
Anggota ormas pengeroyok polisi di Soreang, Kabupaten Bandung, yang dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolresta Bandung, Jumat (22/12/2023). 

TRIBUNJATENG.COM - Kejadian pengeroyokan terhadap seorang anggota polisi terjadi di Jalan Raya Banjaran-Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Chepy Dwiki Rustandi (35) menjadi korban saat berusaha melerai pertikaian antara anggota ormas dengan pengendara mobil box.

Insiden ini menjadi sorotan karena pelaku melakukan pemukulan terhadap polisi yang sebenarnya membawa senjata api, namun memilih tidak menggunakannya demi keamanan orang di sekitar, termasuk anak-anak.

Kapolresta Bandung, Kombes Pol Kusworo Wibowo, menjelaskan bahwa Chepy berupaya melerai pertikaian antara anggota ormas dan pengendara mobil.

"Pada saat itu, polisi menggunakan jaket pada saat melerai dan tidak mengetahui bahwa itu polisi. Karena dilerai, segerombolan ormas tersebut melakukan pemukulan kepada polisi," ujar Kusworo.

Chepy telah memberi tahu bahwa dirinya adalah polisi dan membuka jaketnya, namun seorang pelaku, Ujang alias Kampeng (54), tetap melanjutkan pemukulan.

"Kami sudah masukkan dalam daftar pencarian orang atas nama Ujang alias Kampeng (54)," tambah Kusworo.

Para pelaku yang dalam pengaruh alkohol, setelah menghadiri acara, melakukan penganiayaan terhadap polisi.

Beberapa pelaku yang berhasil ditangkap, berinisial TS (53), EH, DS (26), dan AS (27), merupakan anggota ormas.

Salah satu pelaku, TS, mengaku tidak tahu bahwa korban adalah seorang polisi, pernyataan yang juga diutarakan oleh pelaku lainnya.

"Saya mukul muka, sama bagian kepala pakai helm," ujarnya di Markas Kepolisian Resor Kota (Polresta) Bandung, Jumat (22/12/2023).

Begitu juga dengan AS, yang mengaku turut memukul muka korban.

"Sebelum tahu saya mukul, sesudah tahu saya lari," ujarnya.

Kusworo mengatakan, pada saat korban melerai, tidak diketahui bahwa itu polisi, segerombolan ormas tersebut melakukan pemukulan kepada polisi itu.

Setelah jaketnya (korban) dibuka (diketahui menggunakan pakaian polisi) tapi ada satu orang yang terus melakukan pemukulan kepada anggota tersebut.

Jadi kata dia, walaupun sudah tahu bahwa yang bersangkutan adalah polisi, tapi tetap satu diantara pelaku masih melakukan pemukulan.

"Ia adalah Kampeng, yang kami sudah masukkan dalam daftar pencarian, " ucapnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Alasan Polisi Dikeroyok Ormas Tak keluarkan Senpi, Banyak Orang dan Ada Anak Kecil"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved