Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kota Semarang

Cerita Pedagang Keliling di Kota Lama Semarang, Trauma Dengar Suara Klakson, Takut Razia Satpol PP

Wisatawan asal Jakbar, Husodo Hoe (43) menuturkan, para pedagang keliling itu tidak menganggu karena cara berjualan mereka tak memaksa untuk membeli

Penulis: iwan Arifianto | Editor: Muhammad Olies
Tribun Jateng/ Iwan Arifianto
Pedagang keliling di Kota Lama Semarang tetap berjualan meski dilarang. Mereka memanfaatkan momen liburan Natal untuk menggaet pembeli di tengah rasa waswas ditangkap Satpol PP, Kota Semarang, Senin (25/12/2023). 

Pihaknya sudah memberikan informasi kepada para pedagang supaya tak berjualan di Kota Lama. 

Tujuannya, supaya wisatawan bisa menikmati keindahan Kota Lama Semarang

"Di kota Lama sudah disiapkan kafe-kafe, memang kota lama dibuat seperti itu," ujarnya.

Baca juga: Festival Kota Lama Semarang Ditargetkan Go Internasional

Baca juga: Revitalisasi Menara Syahbandar Diproyeksikan Hubungkan Kampung Melayu dan Kota Lama Semarang

 

Wisatawan Kota Lama Semarang asal Jakarta Barat, Husodo Hoe (43) menuturkan, para pedagang keliling itu tidak menganggu karena cara berjualan mereka tak memaksa untuk membeli. 

"Mungkin ada beberapa pengunjung risih, tapi penilaian ku tidak apa-apa mereka berjualan di sini sejauh sopan dan tidak memaksa membeli," katanya.

Pengunjung asal Grobogan Daryumi (39) menyebut, pedagang keliling di Kota Lama tidak menganggu karena mereka hanya sebatas mencari nafkah.

Terlebih, kondisi saat libur akan ramai pengunjung. Artinya, saatnya mereka meraup rezeki. 

"Ya saya lihat kebanyakan perempuan yang jualan, tidak apa-apa kan cuma cari uang," tuturnya.

Pedagang keliling Kota Lama, Lestari mengatakan, berjualan di Kota Lama sudah dua bulan. 

Ia berjualan balon hanya sambilan selepas berjualan donat saat pagi hingga siang di daerah Genuk.

"Jualan ini hanya untuk tambahan pendapatan karena suami sudah tidak ada anak tiga masih kecil-kecil, saya sendirian yang kerja," papar warga Kaligawe, Genuk itu.

Pedagang lainnya Lestari mengungkapkan, ada harapan supaya mereka ditampung oleh Pemkot. 

Semisal diberi rompi khusus untuk berjualan di tempat tersebut. "Sudah setahun jualan di sini, memang ramai tiap liburan tapi waswas kalau ada Satpol PP," tuturnya. (iwn)

 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved