Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Siasat ES Kasir BPR Artha Praja, Palsukan Catatan Keuangan Hingga Bisa Tilap Uang Rp 1 Miliar

Setelah pelarian panjang selama 3 tahun, ES (30), kasir Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Artha Praja milik Pemerintah Kota Blitar akhirnya tertangkap.

Editor: raka f pujangga
KOMPAS.COM/ASIP HASANI
ES, perempuan berusia 30 tahun, dihadirkan pada konferensi pers di Mapolres Blitar Kota, Rabu (27/12/2023), atas kasus penggelapan dana BPR Artha Praja senilai Rp 1,033 miliar. 

TRIBUNJATENG.COM, BLITAR – Setelah pelarian panjang selama 3 tahun, ES (30), kasir Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Artha Praja milik Pemerintah Kota Blitar, Jawa Timur, akhirnya tertangkap.

ES merupakan tersangka kasus penggelapan dana milik belasan nasabah dan uang kas BPR Artha Praja.

Dari aksi kejahatannya tersebut, pelaku bisa meraup uang sebanyak Rp 1 miliar.

Baca juga: Sosok Opan Sopandi, Guru Ngaji Yang Cabuli 15 Santriwati Cuma Bisa Makan Daun Selama Buron

Perempuan asal Desa Bendowulung, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar itu telah ditetapkan tersangka oleh Unit Tipikor Satuan Reskrim Polres Blitar Kota.

Wakil Kepala Polres Blitar Kota Kompol I Gede Suartika mengatakan, ES terbukti telah melakukan penggelapan uang nasabah serta uang kas BPR yang sumber dananya berasal dari APBD Pemerintah Kota Blitar.

“Kita temukan adanya unsur tindak pidana korupsi karena adanya kerugian uang negara pada kasus ini,” ujar Suartika pada konferensi pers di Mapolres Blitar Kota, Rabu (27/12/2023).

“Tersangka kami tangkap saat berada di Klakah, Lumajang pada 22 Desember lalu setelah dia sempat berpindah-pindah domisili selama 3 tahun terakhir,” tambahnya.

Menurut Suartika, ES menggelapkan uang senilai Rp 1,033 miliar dengan berbagai cara, mulai dari mark-up pencatatan penarikan uang nasabah, pengurangan jumlah setoran uang nasabah, hingga pengambilan langsung dari kas BPR tempatnya bekerja.

Kata Suartika, ES menggelembungkan penarikan dana oleh 14 nasabah serta mengurangi nilai setoran dari satu orang nasabah.

Selain itu, ES juga mengambil langsung uang dari kas BPR Artha Praja serta tidak membayarkan uang gaji tenaga kebersihan sehingga total uang yang digelapkan mencapai Rp 1,033 miliar.

“Tersangka menjalankan tindak pidana ini hingga totalnya mencapai Rp 1 miliar lebih itu selama 8 bulan mulai September 2018 hingga April 2019,” tuturnya.

Kasat Reskrim AKP Hendro Utaryo mengatakan, ES menjalankan praktik penggelapan dana nasabah serta uang kas BPR Artha Praja dengan cara membobol sistem otorisasi setelah mendapatkan username dan password milik seorang pejabat BPR tersebut.

“Misalnya seorang nasabah setor Rp 35 juta dia catatkan hanya Rp 30 juta sehingga yang Rp 5 juta dia ambil," tutur Hendro.

"Begitu juga nasabah yang menarik dana, misalnya Rp 100 juta, dia catatkan di sistem Rp 200 juta, maka Rp 100 juta dia berikan ke nasabah dan yang Rp 100 juta dia ambil," tambahnya.

Baca juga: Pelarian Mantan Kades Buron 2 Tahun Kasus Korupsi BLT Berakhir, Tertangkap Saat Terlibat Curanmor

Hendro maupun Suartika juga tidak merinci berapa jumlah dana yang diambil ES langsung dari kas BPR Artha Praja dan berapa yang dia ambil dari hasil pemalsuan pencatatan uang setoran dan penarikan oleh 15 nasabah tersebut.

Polisi menjerat ES dengan Pasal 3 subsider Pasal 8 subsider Pasal 9 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi dengan ancaman hukuman kurungan paling singkat 1 tahun dan paling lama 20 tahun. (*)

 

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved