Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Inilah Komoditas Dominan Penyumbang Inflasi Jawa Tengah Sepanjang 2023

Sejumlah komoditas tercatat memberikan andil dominan terhadap inflasi di Jawa Tengah selama tahun 2023.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: raka f pujangga
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
Seorang pedagang di Pasar Karangayu Semarang tampak sedang menunjukkan cabai dagangannya. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sejumlah komoditas tercatat memberikan andil dominan terhadap inflasi di Jawa Tengah selama tahun 2023.

Tercatat, tingkat inflasi tahun kalender Desember 2023 di Jawa Tengah sebesar 2,89 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2023 terhadap Desember 2022) sebesar 2,89 persen.

Sebanyak 10 komoditas dominan penyumbang inflasi tersebut meliputi beras dengan andil 0,66 persen; disusul cabai merah 0,34 persen; rokok kretek filter 0,23 persen; cabai rawit 0,12 persen; bawang putih dengan andil 0,11 persen; angkutan udara dan emas perhiasan masing-masing memberikan andil 0,09 persen.

Baca juga: Ini Biang Kerok Inflasi Jawa Tengah Desember 2023, Juaranya Masih Cabai Merah

Kemudian gula pasir dan mobil dengan andil masing-masing 0,08 persen serta nasi dengan lauk memberikan andil sebesar 0,07 persen.

"Kenaikan harga beras tertinggi terjadi pada September 2023 yang mencapai lebih dari 8,76 persen. Padahal pada tahun 2022 kenaikan harga beras tertinggi sebesar 3,67 persen.

Sama halnya tahun 2022, rokok kretek filter masih menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar ketiga.

Begitu pula dengan angkutan udara dan mobil.

Tahun 2022, kedua komoditas dari sektor transportasi tersebut masuk ke dalam 10 komoditas penyumbang inflasi tertinggi," kata Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah Dadang Hardiwan saat konferensi pers secara virtual, Selasa (2/1/2024).

Jika dibandingkan dengan tahun 2022, tingkat inflasi di Jawa Tengah tahun 2022 mencapai 5,63 persen year on year (Yoy).

Adapun 10 komoditas paling dominan jadi penyumbang inflasi tahun 2022 yakni bensin dengan andil sebesar 1,49 persen, disebabkan karena adanya kenaikan harga pada September 2022.

Komoditas dominan penyumbang inflasi tersebut disusul beras dengan andil 0,34 persen; rokok kretek filter 0,24 persen; telur ayam ras 0,14; mobil 0,13 persen; angkutan udara dengan andil sebesar 0,12 persen; sabun detergen dan bahan bakar rumah tangga dengan andil masing-masing 0,9 persen; dan kue kering berminyak serta bawang merah dengan andil masing-masing 0,8 persen.

Dadang menyebutkan, perbedaan komoditas dominan penyumbang inflasi tahun 2022 dan tahun 2023 terletak pada masuknya beberapa komoditas yakni cabai merah, cabai, rawit, bawang putih, dan gula pasir sebagai penyumbang inflasi terbesar pada 2023.

Baca juga: Bapanas Klaim Bantuan Pangan Mampu Tekan Inflasi

"Harga cabai cenderung fluktuatif, dan kenaikan harga tertinggi terjadi pada November 2023 lalu yang mencapai 60 persen lebih.

Jadi, sepanjang tahun 2023 harga gula pasir juga tercatat selalu mengalami kenaikan setiap bulannya sehingga wajar andil tahunannya besar.

Fenomena Elnino, menjadi salah satu faktor penyebab tingginya andil inflasi selama tahun 2023 yang sebagian besar dari komoditas bahan pangan dan kenaikan harga pangan tersebut juga mendorong kenaikan harga nasi dengan lauk pauk yang memberikan andil cukup besar pada inflasi selama tahun 2023," imbuhnya. (idy)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved