Berita Semarang
UPDATE Kondisi Ratusan Anjing Selundupan Semarang : 98 Persen Malnutrisi , Butuh 3 Bulan Penyembuhan
Ketua Yayasan dan Pendiri Animals Hope Shelter Indonesia, Khristian Joshua Pale mengungkap kondisi ratusan anjing yang gagal diselundupkan ke rumah ja
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Ketua Yayasan dan Pendiri Animals Hope Shelter Indonesia, Khristian Joshua Pale mengungkap kondisi ratusan anjing yang gagal diselundupkan ke rumah jagal di Sragen.
Ratusan anjing yang berhasil diselamatkan saat dicegat di Gerbang Tol Kalikangkung Semarang, Sabtu (6/1/2024) ini, hampir semuanya mengalami malnutrisi.
Untuk menangani hal itu, total ada sekitar 30 dokter hewan ikut membantu proses penyembuhan.
"Ratusan anjing ini 98 persen alami malnutrisi sehingga setidaknya butuh tiga bulan untuk proses penyembuhan," ujar Pale saat ditemui di rumah penampungan sementara anjing di Jalan Kompol Maksum, Peterongan, Semarang Selatan, kota Semarang, Selasa (9/1/2024).
Pihaknya kini berfokus terhadap pemulihan anjing dari kondisi sakit yang diderita meliputi cacing jantung, anemia, malnutrisi dan ada beberapa leher anjing tersayat akibat jeratan kawat.
Adapula satu anjing melahirkan lima anak, tiga anak dilahirkan secara normal sisanya sesar.
"Selepas penyembuhan baru kita lakukan penggemukan,vaksinasi, dan sterilisasi," katanya.
Ia menyebut, sudah ada beberapa bantuan yang diterima pihaknya baik itu pakan, obat-obatan maupun kebutuhan anjing lainnya. Bantuan itu berasal dari pencinta anjing di Kota Semarang.
Bahkan, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryati Rahayu atau Mbak Ita menyediakan lahan untuk proses penyembuhan anjing.
"Iya, kami sudah ditawari lahan untuk bangun shelter oleh Bu Wali Kota, nanti coba kita lihat yang jelas habis ratusan anjing ini sehat kami buka open adopsi," tuturnya.
Dokter hewan Yusfikriyya Rachima mengatakan, para anjing mengidap penyakit cacing jantung yang memang merupakan penyakit zoonosis atau bisa menular ke manusia.
Untuk penularannya, biasanya lewat vektor atau pembawa, seperti gigitan nyamuk.
Caranya, nyamuk akan menghisap darah hewan yang terkena cacing jantung tersebut kemudian larva cacing jantung itu masuk ke dalam nyamuk itu.
Kemudian jika nyamuk itu menggigit anjing lain atau manusia itu bisa memindahkan larva tersebut yang nanti ikut positif mengidap penyakit cacing jantung.
"Apakah mematikan untuk manusia tergantung dari jumlahnya, tapi karena dia beredar di pembuluh darah, itu sangat gawat," paparnya.
Ia menjelaskan, anjing-anjing tersebut diberikan sejumlah multivitamin. Perawatan khusus diberikan terhadap anjing yang lehernya terkena jeratan kawat dan anjing melahirkan.
"Sementara kami tidak memberikan vaksin dulu karena ini masih proses adaptasi dan memang baru beberapa hari juga datang, jadi vaksin belum dilakukan," paparnya.
Perwakilan Dinas Pertanian Kota Semarang, Irene Natalia Siahaan menuturkan, telah mengirimkan tenaga medis, dokter hewan dan paramedik. Adapula bantuan dari Persatuan Dokter Hewan Indonesia yang ikut membantu.
Pihaknya rutin melakukan cek kesehatan pemberian injeksi multivitamin, obat kutu, dan pengobatan bagi yang pincang dan luka jeratan.
"Kalau untuk yang stres perjalanan atau traumanya itu masih ada sampai saat ini. Tapi sebagian besar masih mau makan, yang diare karena perubahan pakan maupun dari perut kosong yang terisi," ungkapnya.
Ia mengatakan, ada satu ekor anjing yang kena cacing jantung tetapi sudah mati dan dikubur.
Sebelas ekor lainnya yang mati sudah dikirim sampelnya untuk cek rabies dan cek organ ke balai di Wates Yogyakarta.
"Rabies hasilnya belum ada, harapan kami tidak ada," terangnya.
Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengatakan,dalam kasus penyelundupan ini berfokus terhadap dua persoalan.
Dua hal itu meliputi soal penegakan hukumnya dan penanganan anjing-anjing yang ada di shelter.
"Dari sisi materi penegakan hukum tidak ada masalah, kita sudah menetapkan lima tersangka kemudian sedang kita kembangkan juga asalnya dan akan di-kemanakan itu nanti akan ditangani penyidik," ucapnya.
Kemudian persoalan kedua, kata dia, yakni penanganan 200an anjing yang masih tersisa.
Pihaknya melibatkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng, Dinas Pertanian, dan pecinta hewan di Semarang untuk memberikan pelayanan terhadap anjing-anjing ini supaya mendapat pelayanan lebih baik.
Fokus diskusi nantinya membahas penanganan anjing yang sakit dengan yang sehat meliputi penempatan shelter selanjutnya.
"Pokoknya semua aktivitas itu kita kuatkan dengan tempat yang memiliki sertifikasi, orang yang merawat juga harus memiliki sertifikasi, dokter juga yang expert di bidang hewan," tandasnya. (iwn)
Baca juga: 3 Shio Ini Bakal Raih Banyak Cuan Saat Imlek 2024 Tahun Naga Kayu
Baca juga: Kodim Kendal 0715 Menggelar Karya Bakti dan Baksos untuk Masyarakat
Baca juga: Pemkot Pekalongan Dukung Zero Knalpot Brong Untuk Cegah Gesekan di Masyarakat
Baca juga: Sortir & Pelipatan Surat Suara Pemilu 2024 di Wonosobo Mulai Dilakukan, Bawaslu Imbau Soal Prosedur
Prakiraan Cuaca Kota Semarang Hari Ini Jumat 29 Agustus 2025: Sebagian Besar Hujan Ringan |
![]() |
---|
Jejak Gedung Kawasan Kota Lama Semarang yang Terbakar, Bagian dari the Big Five di Awal Abad 20 |
![]() |
---|
Jurnalis FC Gandeng SSB Emerald Semarang di HUT ke-3, Satukan Kebersamaan di Lapangan Hijau |
![]() |
---|
Harga Beras Medium di Semarang Tembus Rp15 Ribu per Kilogram, Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Percontohan Nasional, Koperasi Merah Putih Gedawang Tembus Omzet Rp 69 Juta dalam 1,5 Bulan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.