Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Temanggung

Puluhan Pelajar Baktikan Diri Bantu Warga Desa Tlilir Temanggung Atasi Krisis Air Bersih

Sebanyak 50 relawan Padamu Indonesia mengabdikan diri membantu warga Desa Tlilir, Kecamatan

Editor: muh radlis
IST
Sebanyak 50 relawan Padamu Indonesia mengabdikan diri membantu warga Desa Tlilir, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, untuk membantu mengatasi kekurangan air bersih. 

TRIBUNJATENG.COM, TEMANGGUNG - Sebanyak 50 relawan Padamu Indonesia mengabdikan diri membantu warga Desa Tlilir, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, untuk membantu mengatasi kekurangan air bersih.

Mereka adalah para pelajar dari berbagai sekolah seperti Bina Bangsa School, SMA Karangturi, SMA Kolese Loyola, Mountainview Christian School Salatiga, dan SMA Sedes Sapientiae.

Mereka memiliki misi mendorong para perempuan untuk berpartisipasi secara aktif dalam komunitasnya. Dalam program Air Untuk Anak Bangsa, anak-anak muda yang tergabung dalam organisasi Padamu Indonesia turut peduli krisis air bersih di Desa Tlilir dengan gagasan penyediaan air bersih dari air hujan.

“Kami juga berkolaborasi dengan para pemuda di desa, karang taruna serta tokoh masyarakat bagaimana bersama-sama mencarikan jalan keluar agar warga desa tidak kekurangan air,'' papar Alexandra Wasito, pendiri organisasi Padamu Indonesia, di Desa Tlilir, Sabtu (13/1).

Dengan menggandeng Sekolah Air Hujan Banyu Bening, relawan Padamu Indonesia tak hanya sebatas gagasan saja, namun turut serta melihat langsung proses bagaimana air hujan bisa dimanfaatkan sebagai sumber air bersih yang bisa mengatasi krisis air bersih di sini. Mereka kemudian mengikuti training bagaimana cara kerja gama rain filter, pemasangan tandon air, serta proses elektrolisis air hujan.

Dijelaskqnnya, kegiatan Ini merupakan yang kedua setelah training di Sekolah Air Hujan Banyu Bening di Sleman pada November tahun lalu. Di Desa Tlilir, para relawan melihat langsung pemasangan di tiga lokasi tandon air atau toren dengan kapasitas masing-masing 2 ribu liter.

Dua toren lain nantinya bisa diakses untuk umum yang ditempatkan di balai desa dan SMP Ma'arif Tlilir dan satunya di rumah warga.

“Apresiasi yang sangat besar kami sampaikan untuk warga desa, pemuda, serta tokoh masyarakat di mana Padamu Indonesia bisa berinteraksi langsung dan berkolaborasi mengatasi krisis air bersih di Desa Tlilir. Serta Djarum Foundation yang telah mendukung Program Air Untuk Anak Bangsa,” jelas Alexa, sapaan akrabnya.

Sedangkan founder Sekolah Air Hujan Banyu Bening, Sri Wahyuningsih, atau sering disapa Yu Ning, sangat senang bisa bisa mendampingi kegiatan para relawan Padamu Indonesia. Hal ini dikatakan, bahwa kegiatan atau proyek ini adalah untuk menyelesaikan masalah yang urgent di Desa Tlilir, yakni kurangnya air bersih. Kuantitas air bersih untuk warga Tlilir sangatlah kurang.

''Kami melihat kesehariannya masyarakat di sini bawa jerigen. Mereka membawa air digendong dengan motor dan hal ini sudah dilakukan bertahun-tahun. Memang ada sumber air, namun debitnya tidak mencukupi bagi warga Tlilir. Di sinilah kami kemudian memberikan edukasi kepada masyarakat dan memberi contoh penampungan air hujan sebagai solusi air bersih bagi warga, mumpung sekarang musim penghujan,'' tambah Sri Wahyuningsih.

Pihaknya selain memberikan edukasi dan pendampingan, juga telah membuat instalasi penampungan air hujan, yang bisa diduplikasi oleh warga. Warga hanya perlu menyiapkan bahan-bahan yang digunakan seperti toren air, pipa-pipa paralon ukuran 3 inci dan 6 inci, stop kran, ayakan pasir, dakron, dan juga bola plastik.

Harapannya dengan adanya training for trainer yang diikuti oleh relawan Padamu Indonesia, murid-murid SMP Ma’arif Tlilir, pemuda desa, serta Karang Taruna bisa menjadi pembuka cara pandang untuk mendapatkan sumber air bersih dengan cara menampung air hujan. Yang kemudian dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari termasuk air minum.

Air hujan ini aman untuk kebutuhan domestik, karena sudah melalui Gama Rain Filter yang dalamnya terdapat penyangga filter berlapis dan juga bola plastik untuk memastikan kualitas air hujan yang ditampung. Untuk meningkatkan satu level air hujan bisa pula dengan cara elektrolisis, di mana akan dihasilkan air basa yang dapat dikonsumsi.

“Serta air asam yang dapat digunakan sebagai obat kulit atau antiseptik. Harapannya sistem yang sudah terpasang bisa diduplikasi oleh warga,” jelas Yu Ning.

Kepala Desa Tlilir, Fatkhur Rohman, S.Pd, sangat gembira dan bersyukur karena adanya Program Air Untuk Anak Bangsa, program yang diinisiasi dari organisasi Padamu Indonesia dengan memanfaatkan air hujan untuk mengatasi krisis kekurangan air bersih di Desa Tlilir.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved