Kriminal Hari Ini
Harap-harap Cemas Nasabah Koperasi LPN, Sugito: Uang Tabungan Hasil Jualan Bakso Tak Bisa Diambil
Sugito (50) warga Nagari Pulau Mainan, Kecamatan Koto Salak, Kabupaten Dharmasraya mengatakan, memiliki tabungan Rp 113 juta di Koperasi LPN.
TRIBUNJATENG.COM, PADANG - Sugito, pedagang bakso di Nagari Pulau Mainan, Kecamatan Kota Salak, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat ini masih berharap banyak uang hasil jualan yang ditabung di Koperasi Lumbung Pitih Nagari (LPN) dapat kembali.
Total ada sekira Rp 113 juta uang tabungan sejak 2020 yang ada di koperasi tersebut.
Pria berusia 50 tahun ini tak menyangka, koperasi yang awalnya dinilai baik, ternyata bermasalah.
Hingga kini, uang tabungannya belum bisa diambil dan berkali- kali tanpa ada kejelasan.
Ya, harap- harap cemas dialami Sugoto dan puluhan ribu orang yang merupakan warga Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat.
Mereka adalah nasabah Koperasi Lumbung Pitih Nagari (LPN).
Baca juga: Oknum Pengacara di Purwokerto Dilaporkan Polisi, Dugaan Penipuan dan Penggelapan Senilai Rp923 Juta
Baca juga: Akhir Kisah Pelarian 3 Tahun Kasir BPR Milik Pemkot Blitar, ES Tersangka Penggelapan Dana 14 Nasabah
Uang tabungan yang ada di koperasi tersebut hingga saat ini tak kunjung bisa diambil atau dicairkan.
Atas permasalahan itu, mereka pun telah melaporkannya ke pihak kepolisian.
Bahkan apa yang dialami para nasabah Koperasi LPN telah menjadi perhatian serius dari DPR RI dan Kementerian Koperasi dan UKM.
Jika ditotal, uang nasabah yang ada di koperasi itu mencapai sekira Rp 15 miliar dan nasibnya tak jelas.
Sekira 16.000 warga Dharmasraya, Sumatera Barat menjadi korban penggelapan dana Koperasi Lumbung Pitih Nagari (LPN) dengan total kerugian lebih dari Rp 15 miliar.
Seorang korban, Sugito (50) warga Nagari (desa) Pulau Mainan, Kecamatan Koto Salak, Kabupaten Dharmasraya mengatakan, memiliki tabungan Rp 113 juta di koperasi itu.
"Saya itu menjadi nasabah koperasi itu sejak 2020 dengan tabungan Rp 113 juta."
"Hingga kini uang tabungan saya itu tidak bisa diambil," kata Sugito seperti dilansir dari Kompas.com, Jumat (19/1/2024).
Sugito bercerita awal dirinya menabung di koperasi LPN.
Hal itu karena percaya manager koperasi adalah putra asli Nagari Pulau Mainan dan masih ada hubungan keluarga dengan dirinya.
Koperasi itu, kata Sugito juga sudah lama beroperasi dan memiliki kantor di Nagari Pulau Mainan.
"Ya percaya."
"Managernya masih ada hubungan keluarga jauh."
"Ada kantor di Pulau Mainan," kata Sugito.
Baca juga: Polisi Newbie di Kendari Ketahuan Jadi LGBT, Ternyata Pengembangan Kasus Serupa dari Polda Sumbar
Baca juga: Rian Mahendra Dilaporkan PO Sembodo ke Polda Metro Jaya Atas Dugaan Penipuan dan Penggelapan
Awalnya, Sugito menabung dengan setoran awal Rp 15 juta dan diantar ke kantor koperasi LPN di Pulau Mainan.
Seusai menyerahkan setoran awal, Sugito diberi bukti menabung berupa buku tabungan.
"Saya menabung itu hanya dimintai alamat, lalu setelah disetor uang, diberi buku tabungan," kata Sugito.
Sugito tidak menjadi anggota koperasi dan hanya menjadi nasabah yang menabung uang.
Dia menyebutkan salah satu keuntungan menabung di koperasi LPN adalah petugas datang menjemput uang ke rumah.
"Petugas datang ke rumah tiap minggu."
"Ambil uang tabungan, lalu dikasih kuitansi," kata Sugito.
Awal Timbul Kecurigaan
Menurut Sugito, kecurigaan mulai muncul sekira April 2023.
Saat itu, bunga dari tabungannya tidak lagi tertera di buku tabungan.
"Ketika ditanyakan, kata petugasnya belum masuk bunganya."
"Saya jadi heran," jelas Sugito.
Kecurigaan selanjutnya ketika diadakan gebyar nasabah dengan hadiah utama sepeda motor.
"Saya curiga, biasanya kupon undian itu kelipatan tabungan Rp 5 juta."
"Tapi saat itu tidak."
"Kemudian yang menang adalah penabung yang jumlah tabungannya sedikit," kata Sugito.
Baca juga: APES, Ngevlog untuk Kenalkan Masjid Tua di Sumbar, Youtuber Bule Ini Malah Rekam Lelaki Masturbasi
Baca juga: Cara Sadis Istri di Sumbar Bunuh Suami karena Dendam Sering Dianiaya, Racun Rumput Dicampur ke Air
Sugito tambah curiga karena ada nasabah yang tidak bisa menarik uang tabungannya.
"Saya dengar ada nasabah yang kesulitan narik uangnya."
"Saya coba, ternyata benar."
"Saya dijanjikan terlebih dahulu, tidak bisa menarik uang seketika itu," jelas Sugito.
Awalnya, kata Sugito, alasannya uang tersimpan dalam deposito.
Dijanjikan tiga bulan baru bisa diambil.
"Nah, ketika sudah tiga bulan ternyata tidak bisa juga diambil."
"Nasabah lain juga banyak yang tidak bisa diambil sehingga akhirnya dilaporkan ke polisi," kata Sugito.
Tabungan Adalah Hasil Jualan
Menurut Sugito, uang yang disimpannya di Koperasi LPN itu merupakan hasil jualannya sebagai pedagang bakso.
Sugito menabung bertujuan untuk dana masa depan dan jika ada kebutuhan mendadak.
"Dulu saya pernah menarik uang di tabungan."
"Sebanyak Rp 5 juta."
"Saat itu masih aman."
"Sekarang uang yang saya tujukan untuk dana masa depan itu tidak bisa diambil lagi," kata Sugito.
Sugito berharap pengurus koperasi bisa mengembalikan uangnya dan nasabah lain.
"Orang menabung jelas untuk masa depan dan antisipasi kebutuhan mendadak."
"Kasihan banyak nasabah yang lemah, orangtua, dan tabungannya hanya Rp 1 juta."
"Sekarang tidak kembali," kata Sugito.
Baca juga: Nasib 50 Warga Cikadu Cianjur Korban Penipuan Umroh Murah, Biaya Keberangkatan Cuma Rp 6 Juta
Baca juga: Polisi Jadi Korban Penipuan Bisnis Fiktif, Kerugian Capai Rp1 Miliar
Kasus Masih Diselidiki Polisi
Sebelumnya diberitakan, Polda Sumbar sedang mengusut kasus dugaan penggelapan dana nasabah koperasi Lumbung Pitih Nagari di Dharmasraya.
"Saat ini kasus sedang diproses di Polda Sumbar."
"Sebelumnya ada di Polres Dharmasraya."
"Karena sudah menjadi atensi, kasusnya kami tarik ke Polda Sumbar," kata Kapolda Sumbar, Irjen Pol Suharyono seperti dilansir dari Kompas.com, Jumat (19/1/2024).
Kasus itu dilaporkan pada September 2023 dan satu bulan kemudian naik ke tingkat penyidikan.
"Sudah sidik."
"Belum ada tersangkanya karena kami masih kembangkan kasusnya," jelas Irjen Pol Suharyono.
Menurut Irjen Pol Suharyono, karena saat ini kasusnya masih dalam sidik dan belum ada tersangka, pihaknya belum merinci modus pelaku dalam melakukan kejahatan.
"Untuk sekarang masih dugaan investasi bodong."
"Kami masih sedang sidik dan menggalinya," tegas Irjen Pol Suharyono.
Sementara anggota DPR RI Andre Rosiade mengatakan, pihaknya mendapat keluhan dan aspirasi dari masyarakat saat berkunjung ke Dharmasraya beberapa waktu lalu.
"Saat berkunjung ke Dharmasraya, saya bertemu warga yang menjadi korban koperasi itu."
"Mereka mengadu, ada tukang jamu, pedagang."
"Uangnya ada Rp 500 ribu, Rp 1 juta, ada Rp 5 juta."
"Uangnya bertahun-tahun terbenam," jelas Andre Rosiade.
Menyikapi aspirasi itu, kata Andre, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Polda Sumbar dan Kementerian Koperasi dan UKM.
"Alhamdulillah, respons Kapolda Sumbar dan Menteri sangat bagus dan langsung tanggap," jelas Andre Rosiade.
Terpisah, Deputi Koperasi Kementerian Koperasi dan UKM, Ahmad Zabadi mengatakan telah menurunkan tim untuk melakukan investigasi.
"Kami turun ke Sumbar."
"Kami dukung langkah kepolisian mengusut tuntas kasus ini," kata Zabadi. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Salah Satu Korban Penggelapan Dana Koperasi Rp 15 M, Uang Dijemput dari Rumah ke Rumah"
Baca juga: Herman Perampok Bersenjata di Batam Batal Masuk Bui, Meninggal Dihajar Massa Usai Tikam Korban
Baca juga: Bocah 2 Tahun di Bogor Meninggal Disengat Tawon, Bidan Sempat Sarankan Dirawat di RS Tapi Diabaikan
Baca juga: The Next Antony, Kabarnya Bakal Dilepas Manchester United, Barcelona Langsung Wellcome
Baca juga: Jordi Amat Ibaratkan Perang, Timnas Indonesia dan Vietnam Sama-sama Masih Nol Poin dan Ingin Menang
kriminal hari ini
Running News
Sugito
Nasabah Koperasi LPN
Koperasi LPN
Koperasi Lumbung Pitih Nagari
Polres Dharmasraya
Dharmasraya
Andre Rosiade
DPR RI
Kementerian Koperasi dan UKM
Irjen Pol Suharyono
Ahmad Zabadi
penggelapan uang nasabah
koperasi
penipuan
Polri
Kelakuan Bejat Ayah Tiri Terbongkar, Anak Gadis 16 Tahun Dicecoki Obat Tidur Kemudian Dirudapaksa |
![]() |
---|
Tampangnya Terlihat Jelas, Video Aksi Maling Kotak Amal Masjid Baitul GufronSolo Disebar di Medsos |
![]() |
---|
Cerita Rumah Indekos Pati Dibobol Maling, Pria ABK Asal Sukabumi Ini Gondol AC dan Water Heater |
![]() |
---|
Apes! Mahasiswi Asal Banyumas Kena Tipu, Ponsel Raib Digondol Pria Kenalan di Aplikasi Kencan Online |
![]() |
---|
2 Remaja Bersenjata Ditangkap, Minggu Dini Hari Hadang dan Palak Pengendara di Gapura Ngrandu Pati |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.