guru berkarya
Talking Stick Mengantarkan Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Baiik
Problematika pendidikan seringkali muncul karena rendahnya kualitas dan mutu pendidikan. Selain itu, strategi pembelajaran yang dilaksanakan
Oleh: Sriyah, S. Pd., Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 4 Kajeng
Problematika pendidikan seringkali muncul karena rendahnya kualitas dan mutu pendidikan. Selain itu, strategi pembelajaran yang dilaksanakan yaitu pendekatan dalam pembelajaran yang masih terlalu didominasi peran guru (teacher centered) menjadi salah satu penyebab rendahnya kualitas dan mutu pendidikan. Keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran masih kurang maksimal. Guru lebih menerapkan peserta didik sebagai obyek pengajaran dan bukan sebagai subyek belajar. Pendidikan tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam berbagai mata pelajaran termasuk pembelajaran bahasa Indonesia untuk mengembangkan kemampuan berfikir holistik (menyeluruh), kreatif, obyektif, logis. Salah satu materi pembelajaran yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Kajen kelas sembilan yaitu Menyusun cerita pendek. Guru berusaha menerapkan pembelajaan yang tidak seperti biasanya yaitu dengan model pembelajaran, karena dengan metode yang biasa saja anak anak terkkesan bosan dan sulit menangkap pembelajaran yang diberikan oleh guru. model pembelajaran yang menarik dapat menjadi motivasi tersendiri ketika peserta didik mengikuti pembelajaran.
Rusna yang dikutip oleh Molan dkk (2020:178) menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick adalah suatu model pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat, kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya, selanjutnya kegiatan tersebut diulang terus-menerus sampai semua kelompok mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru.
Model pembelajaran Talking Stick mengandung tujuan pertama, untuk meningkatkan aktivitas peserta didik selama kegiatan pembelajaran. Kedua, melatih peserta didik agar mampu berbicara atau mengeluarkan pendapatnya di depan umum. Ketiga, membuat suasana pembelajaran yang lebih hangat, menyenangkan, serta tidak menegangkan. Keempat, melatih mental peserta didik agar lebih berani saat dihadapkan oleh sebuah pertanyaan. Kelima, mendidik peserta didik agar mampu bergotong – royong dalam memecahkan masalah dengan teman – temannya. Model pembelajaran Talking stick telah diterapkan di SMP Negeri 4 Kajen dalam pembahasan tema menyusun cerita pendek dengan sintak pertama, guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang. Kelompok dibentuk secara heterogen agar peserta didik saling belajar antara satu dengan yang lain. Kedua, guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm, sebagai media pembelajaran yang paling penting dalamm model pembelajaran Talking Stick ini. Di awal pembelajaran, guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari mulai dari kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, model pembelajaran yang akan digunakan dan rencana model penilaian yang akan dimanfaatkan. Ketiga, peserta didik diajak berdiskusi membahas materi tentang menyusun cerita pendek dengan melihat dari berbagai reeferensi mulai dari buku pokok, buku kumpulan cerita maupun melalui media sosial. Pada langkah keempat, Guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan dan membentuk lingkaran mengelilingi tongkat yang diletakkan di tengah untuk diputar. Guru mengambil tongkat dan memutarnya dengan ujung tongkat mengarah kemana kelompok peserta didik. Anggota kelompok yang mendapatkan bagian ujung tongkat, maka berkewajiban untuk menceritakan hasil diskusi kelompoknya. Setelah itu, guru dan kelopok lain memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Peserta didik lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan. Menjelang akhir pembelajaran, guru mengajak peserta didik untuk membuat kesimpulan secara bersama-sama, Guru melakukan evaluasi/penilaian dan guru menutup pembelajaran.
Pemanfaatan model pembelajaran talking stick yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Kajen ternyata sangat memberikan pengaruh positif bagi peserta didik. Peserta didikk antusias dalam mengikuti pembelajaran. Peserta didik lebih aktif dan semangat sehingga membuat pembelajaran menyenangkan dan meningkatkan hasil belajar.
Peningkatan Motorik Kasar melalui Metode Demonstrasi |
![]() |
---|
Metode Bercerita Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Anak |
![]() |
---|
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis melalui Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan |
![]() |
---|
Project Based Learning Strategi Meningkatkan Kreativitas Anak |
![]() |
---|
Peningkatan Budi Pekerti Anak melalui Metode Bercerita |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.