Kuliner Kudus
Produk Sambal Dhe Djum Asal Kudus Tembus Pasar Hongkong, China dan Singapura
Kesuksesan dalam pengembangan sebuah usaha tidak hanya melihat jenis produk yang dihasilkan saja. Juga mempertimbangkan kreativitas
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Catur waskito Edy
Saat ini Stanley Bambang Widijanto mampu memproduksi 20 kilogram bahan-bahan pembuatan sambal untuk dijadikan seratusan pcs produk sambal ukuran 200 gram per hari.
Setiap pcs (wadah) dibandrol Rp 28.000, rencananya akan dikembangkan dengan kemasan lebih ekonomis 100 gram.
Dari segi pengemasan, Stanley melapisi penutup botol kemasan dengan aluminium agar produk lebih tahan lama. Bahan aluminium tersebut dijadikan lapisan pertama penutup kemasan produk untuk mencegah udara masuk ke dalam kemasan.
Produknya saat ini bisa awet sampai 7 bulan, rencananya akan ditingkatkan lagi agar bisa awet sampai 1 tahun.
"Sambal yang saya racik ada sedikit minyak sebagai pengawet alami. Saat ini saya masih mencoba inovasi tambahan agar produk sambal bisa tahan sampai 1 tahun. Supaya lebih menarik pasar global," tuturnya.
Dalam peracikannya, Stanley memanfaatkan beberapa jenis cabai, di antaranya rawit merah, rawit hijau, keriting, dan cabai teropong.
Cabai segar yang telah dilembekkan dengan mesin khusus, kemudian diolah bersama bawang merah, bawang putih, gula, garam, minyak nabati, penguat rasa, dan natrium benzoat.
Saat ini ada tiga level Sambal Dhe Djum dengan basic original. Meliputi, level pedas mild, medium, dan extra pedas.
Pemasarannya lebih banyak menggunakan metode online hingga menjangkau beberapa kota besar seperti Yogyakarta, Bali, Solo, Tangerang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan beberapa kota besar lainnya.
Pemasaran Sambal Dhe Djum juga sudah merambah mancanegara, seperti Hongkong, Singapura, dan China sejak 2021.
"Di Kudus ada yang beli online, ada juga yang beli langsung. Saya juga titipkan di pusat perbelanjaan dan destinasi wisata," ucapnya.
Rencananya, Sambal Dhe Djum akan dikembangkan menjadi produk bumbu nasi goreng.
Stanley juga telah menyiapkan rencana ekspor ke Singapura dalam waktu dekat. Juga rencana kerjasama dengan biro perjalanan umrah agar produk sambalnya bisa sampai ke Arab Saudi.
"Banyak yang bilang sambal saya hanya dicampur dengan nasi langsung bisa digunakan untuk membuat menu nasi goreng. Saat ini baru memiliki 6 alat yang berfungsi menguleg bahan-bahan. Per alatnya bisa membuat 8-10 kilogram dalam sekali proses. Ini akan kami maksimalkan agar nantinya bisa memproduksi massal ketika permintaan ekspor meningkat," jelasnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, Koperasi dan UKM Kudus, Rini Kartika Hadi Ahmawati menerangkan, produk Sambal Dhe Djum merupakan satu di antara 15 produk UMKM di Kudus yang sudah dipasarkan ke berbagai negara.
Saat ini Kabupaten Kudus memiliki 18.277 pelaku UMKM yang tersebar di 9 kecamatan.
Rebranding Kopi Muria Jadi Kopi Kudus, Kopi Identitas Kota Kretek Mendunia |
![]() |
---|
Sensasi Makan Daging Burung Liar di Warung Iwak Manuk Bu Mun Kudus, Harga Sesuai Jenis Burung |
![]() |
---|
Kuliner Kudus : Lezatnya Keong Sruput Ibu Puji Hanya Rp 5.000/Porsi, Kuliner Legendaris Murah Meriah |
![]() |
---|
Gethuk Nyimut Khas Lereng Muria Cocok Jadi Oleh-oleh Liburan Natal dan Tahun Baru |
![]() |
---|
Sate Kambing Pak Dul Kudus, Bisa Jadi Pilihan Menu Makan Siang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.