Kuliner Kudus
Gethuk Nyimut Khas Lereng Muria Cocok Jadi Oleh-oleh Liburan Natal dan Tahun Baru
Mengisi waktu liburan akhir tahun tidak hanya berkutat pada destinasi wisata saja. Berlibur sembari berburu kuliner cocok untuk dicoba
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Mengisi waktu liburan akhir tahun tidak hanya berkutat pada destinasi wisata saja.
Berlibur sembari berburu kuliner cocok untuk dicoba di tengah dinginnya musim hujan.
Di Kabupaten Kudus, terdapat perkampungan terletak di Desa Kajar, Kecamatan Dawe yang di dalamnya terdapat puluhan keluarga konsern menyulap potensi alam menjadi produk kuliner legendaris.
Bernama Gethuk Nyimut, diolah dari ketela pohon yang tumbuh subur di lingkungan sekitar menggunakan resep warisan nenek moyang.
Beragam macam varian rasa menjadi pembeda Gethuk Nyimut dengan makanan gethuk pada umumnya. Bahkan nama Gethuk Nyimut kuliner khas lereng Muria dengan cita rasa khasnya kini sudah terkenal di berbagai kota-kota besar di Indonesia.
Sesuai namanya, Gethuk Nyimut merepresentasikan gethuk dalam bentuk bola-bola kecil dan terlihat imut. Biasanya disajikan di atas piring sebagai hidangan ringan, cocok disantap saat hangat dalam kondisi cuaca dingin.
Lebih dari lima varian rasa dikreasikan para Produsen Gethuk nyimut sejak dikembangkan pada 2011 di Desa Kajar.
Varian rasa yang banyak diburu penikmat gethuk adalah original, cokelat, dan juga saus alpukat.
Pada momentum libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), permintaan Gethuk Nyimut melonjak tajam hingga dua kali lipat. Dari sebelumnya setiap produsen menghabiskan 50 kilogram ketela pohon pada hari biasa, kini melonjak lebih dari 100 kilogram dalam sehari.
Produsen Gethuk Nyimut, Fauzul Muna (20) mengatakan, produksi Gethuk Nyimut di keluarganya sudah dirintis sejak 2012. Saat ini dijalankan oleh generasi ketiga dari sang kakek sebagai generasi pertama.
Kata dia, mayoritas gethuk yang diproduksi oleh warga Desa Kajar merupakan gethuk goreng. Varian terbarunya yang dirintis sejak 2020-2021 adalah saus alpukat, diambil dari buah alpukat yang tumbuh subur di wilayah lereng Gunung Muria.
Menurut Muna, gethuk pada zaman nenek moyang sebatas dijadikan sebagai makanan sehari-hari masyarakat Desa Kajar dan sekitarnya. Dengan memanfaatkan potensi pohon ketela yang tumbuh subur di wilayah pertanian sekitar.
Potensi tersebut kemudian mulai dikembangkan menjadi peluang usaha dengan membubuhkan sedikit kreativitas. Misalnya dengan menambah varian rasa, dan memperluas jangkauan pasar menjadi potensi bisnis yang menjanjikan.
Saat ini Gethuk Nyimut dipasarkan langsung di rumah produksi, pertokoan, juga dipasarkan secara online.
Harga satu porsinya dibanderol mulai dari Rp 10.000, tergantung varian rasa yang dipilih. Setiap harinya laku ratusan porsi gethuk, baik secara offline maupun online.
Rebranding Kopi Muria Jadi Kopi Kudus, Kopi Identitas Kota Kretek Mendunia |
![]() |
---|
Sensasi Makan Daging Burung Liar di Warung Iwak Manuk Bu Mun Kudus, Harga Sesuai Jenis Burung |
![]() |
---|
Kuliner Kudus : Lezatnya Keong Sruput Ibu Puji Hanya Rp 5.000/Porsi, Kuliner Legendaris Murah Meriah |
![]() |
---|
Sate Kambing Pak Dul Kudus, Bisa Jadi Pilihan Menu Makan Siang |
![]() |
---|
Triyanto, Sang Peracik Sirup Penyubur Kandungan dari Lereng Muria |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.