Berita Semarang
Mbak Ita Sebut Kawasan Kumuh di Kota Semarang Tersisa 178 Hektare
Pemerintah Kota Semarang terus mengupayakan pengentasan kawasan kumuh di ibu kota Jawa Tengah.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang terus mengupayakan pengentasan kawasan kumuh di ibu kota Jawa Tengah.
Upaya yang dilakukan antara lain pembangunan infrastruktur, pembenahan saluran air dan sanitasi lingkungan, rehab rumah tidak layak huni, dan lainnya.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengungkapkan, upaya mengentaskan kawasan permukiman kumuh pun mulai menunjukkan hasil. Tercatat, sekitar 200 hektare kawasan kumuh di Kota Semarang hilang pada 2023.
Saat ini luasan kumuh di Kota Semarang tinggal 178,11 hektare. Angka tersebut, menurutnya, akan makin menurun.
"Kami bisa menghapus atau menangani sekitar 200 hektare kawasan kumuh Kota Semarang pada tahun 2023. Kini tinggal 178,11 hektare," sebut Ita, sapaannya, Jumat (26/1/2024).
Dia mengaku, selalu memperhatikan kawasan-kawasan permukiman yang masih masuk kategori kumuh. Dia menyebut, perhatiannya sering kali dianggap berlebihan. Kendati begitu, jurus yang dicap "cerewet" tersebut ternyata ampuh menurunkan jumlah areal kumuh.
"Tetapi harus dengan cerewet, mungkin dibilang wali kotanya galak, judes, tetapi yang penting kawasan kumuhnya hilang," ucapnya.
Sejalan dengan penghapusan kawasan kumuh, pihaknya terus melakukan peningkatan sanitasi lingkungan. Upaya tersebut dilakukan melalui program kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) yang sedang digodok di Kementerian Keuangan.
"Kemarin kami terhambat karena beberapa kendala, tetapi sekarang sudah dilakukan proses itu di Kementerian Keuangan. Pada 2024 KPBU ni akan dimulai prosesnya," katanya.
Ita menyebut, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) berkapasitas 18 megawatt di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang akan terwujud pada 2027 mendatang. Pihaknya juga telah meminta dorongan Presiden Joko Widodo (Jokowi) perihal upaya penghapusan kawasan kumuh di Kota Semarang.
Upaya penghapusan kawasan kumuh menjadi salah satu visi pembangunan Kota Semarang pada 2025 hingga 2045 ke depan. Adapun visi pembangunan yaitu, "Semarang Kota Metropolitan yang Layak Huni, Maju, dan Berkelanjutan".
"Sebagai kota metropolitan, Semarang akan menjadi simpul pelayanan dalam konstelasi regional maupun nasional," tambahnya.
Menurutnya, kota yang nyaman sebagai tempat tinggal dan tempat untuk beraktivitas, dilihat dari aspek fisik, misalnya fasilitas perkotaan, prasarana, tata ruang. Termasuk aspek non-fisik, seperti hubungan sosial, aktivitas ekonomi.
Pada sisi maju, Mbak Ita menjelaskan, perekonomian berdaya saing tinggi harus berbasis riset, modern dalam tingkat peradaban tinggi tentang penguasaan teknologi, serta inovatif dalam implementasinya.
Begitu pula berkelanjutan yang bertumpu pada proses pembangunan yang tetap menjaga kelestarian sumber daya alam dan kualitas lingkungan hidup. Pembangunan yang mempertimbangkan tiga aspek utama, yaitu lingkungan, ekonomi, dan sosial yang layak bagi kehidupan.
Pemkot Semarang Gencarkan Pembangunan TPS 3R dengan Fasilitas Lengkap Hingga TIngkat Kelurahan |
![]() |
---|
BI Jateng Bekali Pelaku Fesyen Muslim Bangun Bisnis Berkelanjutan |
![]() |
---|
Pria Warga Panggung Kidul Ditusuk di Bubakan Semarang, Gegara Uang Parkir Rp2.000 |
![]() |
---|
Semua Pembelaan Robig Zaenudin Ditolak Hakim PN Semarang, Penyebab Vonis 15 Tahun? |
![]() |
---|
Kompetisi Basket Pelajar Piala Wali Kota Semarang 2025, Wadah Pembibitan Atlet |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.