Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Mata Lokal Memilih

Hakim: Pak Jokowi Baru Menginjak Gigi 1

Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut bahwa presiden boleh berkampanye dan memihak paslon tertentu terus menjadi sorotan publik

Editor: muslimah
Muhammad Solekan
Pakar Psikologi Politik Universitas Sebelas Maret (UNS), Abdul Hakim 

TRIBUNJATENG.COM - Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut bahwa presiden boleh berkampanye dan memihak paslon tertentu terus menjadi sorotan publik.

Pakar Psikologi Politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Abdul Hakim mengatakan, langkah atau pergerakan yang dilakukan oleh Presiden Jokowi terkait dengan dukungan politik di pilpres 2024 mulai menampakkan adanya kenaikan.

"Ya, saya lihat pergerakan masuk ke masa kampanye pilpres sampai sekarang itu ada kenaikan dukungan secara bertahap dalam hal intensitas," katanya, Rabu (24/1).

Baca juga: Soal Pernyataan Presiden Boleh Memihak dan Kampanye, Jokowi: Jangan Ditarik ke Mana-mana

Menurut dia, kalau dilihat sebelum pendaftaran resmi capres dan cawapres, Jokowi lebih banyak menggunakan bahasa-bahasa simbolik.

"Kemudian pada masa kampanye sudah mulai ada penyebutan secara spesifik, terus kebersamaan di ruang publik, dan saya lihat Pak Jokowi ini baru menginjak gigi 1," ujarnya.

Hakim menilai, kekuatan elektoral Jokowi sangat besar, apalagi hasil survei Indikator LSI menunjukkan di tengah kritik kebijakan Presiden Jokowi terkait dengan approval ratingnya sangat tinggi.

"Sangat tinggi, mendekati angka 80 persen, atau bahkan lebih tinggi. Itu adalah rekor tertinggi sejarah presiden di Indonesia," jelasnya.

Meski Jokowi dinilai sudah memberikan dukungan terhadap paslon tertentu, ia menyebut, hal itu tapi belum dilakukan secara eksplisit, namun sudah menunjukkan peringatan atau warning.

"Kita lihat kemarin, meskipun Pak Jokowi sudah memberikan sinyal, itu belum memberikan dukungan secara eksplisit. Saya membaca ini sebagai warning dari Presiden Jokowi kepada pendukung dan lawan politiknya," bebernya.

Mendekati pelaksanaan pemilu, Hakim menyatakan, ada kemungkinan Jokowi akan berkampanye dan memberikan dukungan secara eksplisit.

"Kalau itu terjadi, maka ada peluang besar paslon Prabowo-Gibran menang satu putaran. Karena menurut saya penting bagi Prabowo-Gibran menang satu putaran, paling gak untuk meminimalisir ketidakpastian," tuturnya.

"Karena begitu putaran kedua itu negosiasi dan bergaining politik akan semakin kuat, dan Pak Jokowi punya kepentingan hiruk-pikuk politik ini segera berakhir. Sehingga, pemerintah bisa kembali ke isu utama yaitu pertumbuhan ekonomi," ucapnya. (kan)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved