Konflik Laut Merah Dongkrak Tarif Logistik, Harga Produk bakal Naik
harga jual produk ke konsumen akan meningkat seiring dengan adanya kenaikan biaya angkut logistik.
Meski demikian, Redma mengungkapkan, harga jual produk tidak mengalami kenaikan yang terlalu tinggi. "Kalau ke harga jual produk sepertinya tidak signifikan. Kenaikan harga produk hulu justru karena peraturan kita sendiri," tegasnya.
Per Jumat (26/1), ia menyebut, biaya ongkos pengiriman di industri TPT sudah naik lebih dari 200 persen, di mana untuk ukuran kontainer 40 feet ke Eropa saat ini di kisaran 6.000 dollar AS, dari semula 2.000 dollar AS.
Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur menuturkan, konsekuensi yang timbul karena perubahan rute pelayaran bisa memaksa buyers di kawasan mediterania dan Eropa mengubah asal impornya ke negara yang lebih dekat dan aman.
Hal itupun dinilai akan berdampak pada kinerja ekspor di industri mebel dan kerajinan di Tanah Air. "Pada prinsipnya buyers itu akan mencari yang efisien dan efektif. Jadi mereka akan pindah atau mencari (produsen-Red) yang terdekat," terangnya.
Untuk harga jual ke konsumen, ia memprediksi, saat ini tidak akan terjadi kenaikan, mengingat kondisi ekonomi saat ini yang sedang sulit. “Sepertinya tidak mungkin dengan kondisi ekonomi yang sulit saat ini, persaingan justru dalam harga yang harus kompetitif,” ujarnya.
Ketua Umum Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA), atau Asosiasi Industri dan Baja Indonesia, Purwono Widodo mengatakan, dalam jangka pendek konflik Laut Merah akan mengakibatkan ketidakpastian pasokan bahan baku dan energi secara global.
Ia berujar, pada saat ini harga bahan baku dan baja global relatif masih stabil, meskipun di beberapa wilayah, seperti Uni Eropa mengalami peningkatan.
"Berbagai sumber melaporkan bahwa harga baja di kawasan Asia masih relatif tidak mengalami perubahan sebagai dampak konflik Laut Merah," katanya.
Purwono menuturkan, pasar ekspor produk baja nasional yang utama adalah Tiongkok, Taiwan, dan kawasan regional Asia Tenggara. “Sehingga dampak konflik laut merah terhadap ekspor produk baja akan minimal,” tutupnya. (Kontan.co.id/Rashif Usman)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.