Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pemilu 2024

Cak Imin Sebut KKN Merajalela, "Kalau Tak Punya Orang Dalam, Minimal Punya Paman"

Calon wakil presiden 01, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, menyoroti meningkatnya kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang meresahkan.

ISTIMEWA/Dokumentasi pribadi Aziz Yanuar
Bakal capres dan cawapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar bersama mantan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab di Petamburan, Jakarta Barat, Rabu (27/9/2023) malam. 

TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, calon wakil presiden 01, menyampaikan bahwa tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) saat ini menjadi permasalahan yang merambah ke berbagai lapisan masyarakat.

Dalam sambutannya di Konsolidasi TPES-50 Pekalongan Raya di Gedung Pertemuan Amanjiba, Kota Pekalongan, pada Selasa (30/1/2024), Cak Imin juga menyoroti peran orang dalam (ordal) yang terkait erat dengan praktik KKN tersebut.

Cak Imin tidak hanya sebatas itu, ia juga mengangkat isu mengenai hubungan keluarga yang diduga memiliki keterkaitan dengan cawapres Gibran Rakabuming Raka dan hakim konstitusi Anwar Usman.

"KKN merajalela, bukan? Ordal, untuk kemajuan diperlukan orang dalam. Jika tidak memiliki orang dalam, setidaknya memiliki paman. Apabila relasi keluarga tersebut ordal, maka begitulah," ungkapnya.

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa praktik KKN perlu diperbaiki agar sejalan dengan semangat reformasi dan demokrasi.

Cak Imin menekankan bahwa Indonesia adalah negara hukum, bukan negara kekuasaan. Semua warga negara harus diperlakukan sama di hadapan hukum dan pemerintah.

"Negara ini adalah negara hukum, bukan negara yang dikuasai oleh segelintir orang," tambahnya.

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved