Kisah Kuliner Jadul Onde-onde T2 Masih Jadi Primadona Masyarakat Kudus

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Jajanan jaman dulu (Jadul) di era modernisasi saat ini menjadi primadona di tengah-tengah beragam kuliner kekinian. 

Terbukti masih banyaknya pedagang yang menjajakan kuliner jadul di setiap daerah, di antaranya adalah onde-onde.

Di Kabupaten Kudus kuliner onde-onde masih bisa dijumpai di beberapa pusat keramaian kota. Meskipun jumlahnya tinggal menghitung jari saja. 

Seperti di komplek Menara Kudus, ada satu jenis onde-onde khas Kota Kretek yang sudah dipasarkan kurang lebih 15 tahun lalu. Bernama onde-onde Taat dan Tekun (T2).

Onde-onde T2 dijual dengan menggunakan gerobak dorong di Jalan Menara Kudus.

Biasanya mangkal setiap hari mulai pukul 08.00-21.00 WIB.

Pedagang Onde-onde T2, Aditya Rizky (19) mengatakan, onde-onde buatannya sudah dirintis pamannya sejak 2008 lalu.

Tercatat sudah 15 tahun lebih onde-onde tersebut mewarnai kuliner yang ada di wilayah Kota Kretek. Khususnya di kawasan komplek Menara Kudus. 

Dia menyebut, meski tergolong jajanan jadul, Onde-onde T2 masih diminati masyarakat. 

Setiap harinya, Aditya bisa menjual hingga ratusan butir onde-onde. 

Omzet yang didapatkan pun bisa tembus Rp 800 ribu hingga Rp 1 jutaan per hari.

Belum lagi ketika momen-momen tertentu saat ada kegiatan di komplek Menara Kudus, omzet dari berjualan onde-onde T2 bisa bertambah cukup signifikan.

"Onde-onde T2 ini ada sejak 2008 dibuat paman saya. Kemudian saya teruskan kerja dengan paman sejak 2021. Bersyukur masih banyak peminatnya," terangnya, Selasa (30/1/2024).

Onde-onde T2 buatan Aditya dijual Rp 1.000 per butir. 

Khusus pesanan, harga satu butirnya meningkat menjadi Rp 1.500 - 2.000, dengan ukuran yang lebih besar dari pada biasanya.