Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Mahasiswa Katolik Semarang Dukung Sikap Rektor Unika: Tegakkan Kebenaran, Taat Etika dan Konstitusi

Pembuatan video apresiasi terhadap Jokowi memang tak hanya menyasar Rektor Kampus SCU melainkan pula ke berbagai rektor di Semarang

Penulis: iwan Arifianto | Editor: muslimah
PMRI Semarang.
Sekelompok mahasiswa dari PMRI Cabang Semarang memberikan dukungan atas sikap dari Rektor Rektor Soegijapranata Catholic University (SCU) Semarang Ferdinandus Hindiarto yang menolak permintaan polisi untuk membuat video apresiasi Jokowi di Wisma Driyarkara, Kota Semarang, Jumat (9/2/2024). 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMRI) Cabang Semarang mendukung sikap dari Rektor Rektor Soegijapranata Catholic University (SCU) Semarang Ferdinandus Hindiarto yang menolak permintaan polisi untuk membuat video apresiasi Jokowi.

Sebab, penolakan rektor tersebut sudah sesuai dengan nilai-nilai Universitas. 

"Tentunya sikap rektor SCU sebagai bentuk untuk menjunjung tinggi kebenaran, dan etika," ucap Ketua PMKRI Cabang Semarang, Natael Bremana seperti dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/2/2024).

Menurutnya, sikap kepolisian untuk meminta tokoh publik atau tokoh kampus untuk mengapresiasi Jokowi di tengah gelombang kritikan yang menimpanya adalah perbuatan tercela.

Baca juga: Perguruan Tinggi di Semarang Bersikap, Rencanakan Aksi Besar Diikuti 15 Kampus

Baca juga: Alasan Rektor Unika Semarang Tolak Bikin Video Dukungan ke Kinerja Jokowi, Ditelepon Berulangkali

Sikap itu, kata dia, adalah bagian dari pembungkaman kebenaran.

"Pembungkaman kebenaran karena ketika civitas akademika jengah terhadap perilaku Jokowi malah disuruh bersikap sebaliknya," katanya.

Pembuatan video apresiasi terhadap Jokowi memang tak hanya menyasar Rektor Kampus SCU melainkan pula ke berbagai rektor di Semarang

Natael menilai, seruan damai dari rektor-rektor kampus yang mau membuat video mengapresiasi Jokowi bukanlah tindakan murni. 

Sebaliknya, sikap itu merupakan operasi yang terkoordinir secara rapi dan matang 

"Operasi itu tentu untuk kepentingan penguasa dengan tujuan memperbaiki citra dalam rangka pembusukan demokrasi," jelasnya.

Dari kejadian tersebut, ia mengkritisi seharusnya penegak hukum tegak lurus dengan aturan jangan sampai menjadi alat kepentingan politik tertentu.

Tak heran, ketika menjelang pemilu 2024 ini, banyak gelombang kritik dan demostrasi untuk menyikapi kondisi tersebut. 

"Kami mendesak Kapolda Jateng dan Kapolrestabes Semarang tak lagi mengintimidasi elemen masyarakat dengan alibi apapun," tuturnya.

Ia menambahkan, mahasiswa katolik seluruh Semarang dan elemen masyarakat lainnya untuk berani melawan ketidakadilan, menegakkan kebenaran serta taat terhadap etika dan konsitusi. 

"Dengan sikap itu untuk melawan rezim Jokowi," imbuhnya. (iwn)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved