Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Yuks Nikmati Es Gempol Pleret Khas Sukoharjo di Semarang, Tiap Porsinya Cuma Rp8.000

Minuman gempol pleret ini tentunya menjadi salah satu opsi untuk tak melepas dahaga, tapi juga menyegarkan di Kota Semarang.

Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/Christiana Adinugraheni
Pardi (61) pedagang gempol pleret di Pasar Prembaen Semarang sedang menyiapkan pesanan konsumen, Senin (12/2/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pernahkah kamu menikmati minuman khas Kabupaten Sukoharjo ini?

Namanya adalah gempol pleret.

Minuman ini juga populer di beberapa daerah di Jawa Tengah, seperti di Kota Semarang.

Ini merupakan minuman perpaduan santan kelapa dan gula merah.

Di dalamnya diisi dengan gempol serta pleret.

Sedangkan gempol itu sendiri terbuat dari bahan dasar tepung beras yang direndam selama semalaman agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Baca juga: Haul Abah Syekh Ponpes Ketileng Semarang, Gus Lukman: Perekat Elemen Masyarakat

Baca juga: Ini 3 Jalur Alternatif Semarang-Kudus-Surabaya dan Sebaliknya, Pengemudi Diimbau Hindari Pantura

Selain ada gempol, pada minuman ini juga ada isian lain yaitu pleret yang berbentuk pipih setengah bulat dan berwarna merah muda.

Pleret juga berbahan dasar tepung beras.

Setelah gempol dan pleret dijadikan satu di dalam mangkok diberi santan serta diberi tambahan sirup gula merah untuk cita rasa manis.

Jika dalam kondisi cuaca panas seperti di Kota Semarang, minuman gempol pleret ini tentunya menjadi salah satu opsi untuk tak melepas dahaga, tapi juga menyegarkan.

Namun kini tak mudah menemukan pedagang gempol pleret.

Tapi jangan khawatir, jika ingin mencoba minuman khas ini, datang saja ke kompleks Pasar Prembaen yang berada di Jalan Depok, Kelurahan Kembangsari, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang.

Pardi (61), adalah pedagang gempol pleret di Pasar Prembaen Semarang itu.

Namun dari penuturannya, dia sudah tak ingat sejak kapan dirinya menjajakan minuman khas Sukoharjo itu.

Baca juga: Inilah Sosok Dede Inoen, Youtuber Kuliner Ekstrem Yang Dirawat Rumah Sakit Karena Makan Kotoran Kuda

Baca juga: Rekomendasi Kuliner Lentog Tanjung Khas Kudus, Rp 6 Ribu Perporsi Sudah Ada Sejak Puluhan Tahun

"Yang saya ingat cuma saat itu kali pertama jualan, semangkok harganya Rp 50."

"Saat itu kalau naik bus dari Solo ke Semarang ongkosnya masih Rp 250 per penumpang," terangnya kepada Tribunjateng.com, Senin (12/2/2024).

Pardi berkata, dia mulai menggelar lapaknya pada pukul 07.00 di Pasar Prembaen Semarang dan biasanya barang dagangan (gempol pleret) habis pada pukul 13.00.

Setibanya di rumah selepas berjualan, pada sore harinya Pardi disibukkan dengan menyiapkan bahan- bahan untuk kebutuhan keesokan harinya.

"Meracik gempol pleret juga bisa semalaman, biasanya mulai sore hari selesainya sampai pukul 03.00."

"Minuman ini cepat ludes terjual ketika akhir pekan atau Sabtu maupun Minggu, tak sampai siang sudah habis," bebernya.

Yang khas dari gempol pleret yang dijual Pardi apakah?

Dia menyebut, ada tambahan isian tape ketan dan itu diklaimnya jadi nilai plus khas selama ini.

"Gempol pleret ini saya jual Rp 8.000 per porsi," ungkapnya. (*)

Christiana Adinugraheni

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Jurusan Penyiaran UKSW Salatiga, Magang Jurnalistik Tribun Jateng

Baca juga: Mode Senang Bojan Hodak Pantau Tiga Pemain Ini: Sektor Depan Persib Mulai Temukan Chemistry

Baca juga: BREAKING NEWS, 9 Desa di Demak Tunda Pemungutan Suara Pemilu 2024

Baca juga: PARAH Kelakuan TR Pegawai Honorer Puskesmas Lhoksukon, Edarkan Sabu-sabu Gunakan Mobil Ambulans

Baca juga: Hampir Saja Berdamai Malah Ribut Lagi, Ini Penyebab Chef Juna Cekcok dengan Sopir Truk

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved