Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Banjir Demak

Pengakuan Sopir Truk AntarProvinsi yang Terjebak Banjir Demak Pantura, Beruntung Dapat Makanan Warga

Banjir bandang yang menerjang Demak menyisakan cerita bagi para sopir truk lintas Provinsi. Malam itu, dua hari pasca jebolnya tanggul Sungai Wulan

saiful ma'sum
Sejumlah relawan masih aktif terjun ke ke genangan banjir di Karanganyar Demak untuk melakukan evakuasi warga yang terjebak, Sabtu (10/2/2024) sore. 

TRIBUNJATENG.COM, DEMAK -- Banjir bandang yang menerjang Demak menyisakan cerita bagi para sopir truk lintas Provinsi. Malam itu, dua hari pasca jebolnya tanggul Sungai Wulan di Desa Ketanjung pada Kamis (8/2) pagi, lalu lintas Pantura Demak lumpuh total.

Bagaimana kisahnya?

Berbagai kendaraan bertuliskan TNI, Polisi, ambulans, dan BPBD menyalakan sirine, hilir mudik menyisir Pantura Demak-Kudus di kilometer 44 menuju arah Semarang.

Pemandangan yang sama terjadi di perbatasan antara Kota Wali dan Kota Kretek, tepatnya di jembatan Tanggulangin, Kecamatan Karanganyar arah Kudus-Demak maupun sebaliknya. 

Genangan air membanjiri Pantura Demak kurang lebih 4 km dari Desa Cangkring hingga jembatan Tanggulangin, Kecamatan Karanganyar. Tingginya debit air di Pantura Demak menyebabkan puluhan truk terjebak banjir dengan kedalaman mencapai 1,5 meter. 

Sekitar 150 meter dari jembatan Tanggulangin, puluhan truk bermuatan berat mandek, berjejer mulai dari traffic light perempatan Kencing mengular sepanjang jalur Lingkar Kudus arah Pati. 

Para sopir terlihat duduk lesu di aspal. Tatapan kosong mereka seolah meratapi nasib untuk melewati malam kedua di Jalur Lingkar Kudus. Salah satunya Pranoto (38). 

Dari kejauhan dia nampak menyeruput kopi bungkusan plastik yang dipegang dengan tangan kiri, sedangkan jari telunjuk dan jari tengah mengapit rokok yang sudah dinyalakan. Dia membawa truk yang mengangkut gypsum dari Surabaya untuk dikirim ke wilayah Serang, Banten. 

Pranoto mengaku hanya bisa pasrah menunggu kepastian dari kantor bagaimana nasib mereka. Pasalnya apabila melanjutkan perjalanan dan mengambil alternatif jalan Jepara, uang transportasi di jalan tidak mencukupi. 

Untuk saat ini, ia mengaku sudah berkomunikasi dengan perusahaan yang memperkerjakannya, namun belum ada keputusan.

"Nunggu sampai air surut, tapi kalau ada belas kasih dari kantor ya belok jalan lewat Jepara," ujarnya ditemui di perempatan Keling, Kecamatan Jati, Kudus, Jumat (9/2/2024) malam.

 "Belum ada instruksi, nanti kalau ada keputusan tambahan solar ya lewat Jepara," imbuhnya.

Kendati demikian, ia mengaku bersyukur, sebab selama tertahan di Kabupaten Kudus, ia banyak mendapat kiriman makanan dari warga. "Alhamdulillah dapat kiriman terus dari warga," katanya. 

Sopir lain, Rudi (46) mengaku masih satu perusahaan dengan Pranoto dengan tujuan Banten. "Muat gypsum, mulai kemarin jam dua siang (di sini)," ucapnya. 

Kepada Kompas.com, ia berkeluh sampai saat ini belum ada kepastian dari perusahaan, untuk melanjutkan perjalanan dengan biaya tambahan atau putar balik ke Surabaya. "Ya kalau memang jelas, putar balik aja kita, daripada gini bingung," katanya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved