Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Demak

TV Kulkas Surat Berharga hingga Hasil Panen Semua Ludes, Sri Sujiati Korban Banjir Demak Menangis

"TV ada Kulkas terus surat-surat berharga hingga hasil panen semua ludes," cerita Sri Sujiati

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muslimah
Tribunjateng/Rezanda Akbar
Para Korban Banjir Manfaatkan Jalan Pantura Demak-Kudus Untuk Mengungsi Dengan Membangun Tenda-tenda Di pinggiran Jalan 

TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - "TV ada Kulkas terus surat-surat berharga hingga hasil panen semua ludes," cerita Sri Sujiati seraya tak kuasa menahan air matanya.

Dia merupakan korban banjir yang kini masih mengungsi.

Seperti diketahui, dampak banjir di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak meluas dan menjangkau 12 desa di wilayah tersebut.

Baca juga: Kronologi Mahasiswa Semarang Hujani Kantor Gubernur Jateng dengan Celana Dalam, Sampaikan 5 Tuntutan

Baca juga: Balap Liar Semarang Semalam Tewaskan 4 Remaja, 6 Motor Adu Banteng

Para Korban Banjir Manfaatkan Jalan Pantura Demak-Kudus Untuk Mengungsi Dengan Membangun Tenda-tenda Di pinggiran Jalan.
Para Korban Banjir Manfaatkan Jalan Pantura Demak-Kudus Untuk Mengungsi Dengan Membangun Tenda-tenda Di pinggiran Jalan. (Tribunjateng/Rezanda Akbar)

Beberapa pengungsi banjir tersebar di beberapa wilayah untuk mengungsi, bahkan tidak sedikit warga sekitar yang memanfaatkan jalan pantura sebagai tempat pengungsian. 

Nampak di Jalan Pantura Demak-Kudus, turut Desa Wonoketingal yang biasa dilewati oleh kendaraan pribadi ataupun muatan berat, digunakan warga sekitar untuk tempat pengungsian. 

Sepanjang jalan itu, tidak sedikit dari warga yang membuat tenda dari terpal bekas untuk tempat mengungsi secara pribadi ataupun berkelompok. 

Bahkan sebagian warga juga terlihat memasang tenda

Para Korban Banjir Manfaatkan Jalan Pantura Demak-Kudus Untuk Mengungsi Dengan Membangun Tenda-tenda Di pinggiran Jalan.
Para Korban Banjir Manfaatkan Jalan Pantura Demak-Kudus Untuk Mengungsi Dengan Membangun Tenda-tenda Di pinggiran Jalan. (Tribunjateng/Rezanda Akbar)

camping. Setiap terpal atau tenda, biasanya diisi lima hingga tujuh orang. 

"Milih di sini karena dekat dengan rumah, ini diisi satu keluarga, ada suami, anak terus menantu dan cucu. Di rumah banjirnya sudah segenting, sekitar 1,5 meter," kata Siti Sujiati, Selasa (13/2/2024). 

Sebelumnya, Siti Sujiati sempat memilih bertahan di rumahnya selama sehari semalam.

Saat itu, dia mengira banjir akan cepat surut, mengingat daerahnya tidak pernah banjir. 

"Saya nunggu surut, biasanya tidak kaya gini jadinya ya tidak ada persiapan apapun itu, saya habis panen, sudah saya coba taruh ke tempat tinggi tapi masih kerendam jadinya ludes.

Ada TV ada Kulkas terus surat-surat berharga," ujar Siti Sujiati sambil mengusap matanya. 

Saat ini, yang dibutuhkan olehnya yakni vitamin, minyak kayu putih, selimut dan karpet. 

"Saya tidur di sini bersama keluarga kasian ada anak kecil, tidak ada karpetnya kalau hujan kasian," tuturnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved