Berita Nasional
Bansos Dituding Jadi Penyebab Beras Mahal dan Langka, Jokowi: Tidak Ada Hubungannya
Program bansos pangan yang dijalankan pemerintah secara masif sebelum pencoblosan Pilpres 2024 disebut jadi penyebab naiknya harga beras.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Program bantuan sosial (bansos) pangan yang dijalankan pemerintah secara masif sebelum pencoblosan Pilpres 2024 disebut jadi penyebab naiknya harga beras dan kelangkaan komoditas tersebut.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak terima.
"Engga ada hubungannya, tidak ada hubungan sama sekali dengan bantuan beras pangan.
Baca juga: Bapanas: Beras Langka karena Ongkos Produksi Tinggi dan El Nino
Tidak ada hubungannya sama sekali," kata Jokowi usai meninjau stok beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Kamis, (15/2/2024).
Jokowi mengklaim, bansos pangan yang dilaksanakan pemerintah justru mampu mengendalikan harga beras.
"Justru ini yang bisa mengendalikan karena suplainya lewat Bansos ke masyarakat justru itu menahan harga agar tidak naik, kalau tidak justru malah melompat. Ini rumus suplai dan demand. Suplainya di berikan dan terdistribusi dengan baik otomatis harga terkendali," katanya.
Hasil Panen Belum Masuk Pasar
Jokowi mengatakan kekangkaan beras premium disebabkan karena masalah suplai, di mana hasil panen beras di beberapa daerah belum masuk ke pasar.
"Ya suplai, suplai itu karena memang panennya belum masuk. Yang dari produksi di panen belum masuk pasar," kata Jokowi.
Selain masalah suplai, distribusi beras juga terganggu akibat banjir di wilayah Demak dan Grobogan Jawa Tengah. Selain karena banjir, distribusi juga terkendala kondisi geografis Indonesia.
"Ya ini negara besar kita harus tahu dan berpulau-pulau. Kalau distribusinya kadang terhambat ya itu yang harus diselesaikan. Tapi kan itu tidak semuanya gitu loh," katanya.
Namun yang pasti kata Presiden stok beras sekarang ini melimpah.
Ia sudah mengecek pasar Induk Cipinang dan sejumlah Gudang-gudang beras. Masalah distribusi juga sudah ditanggulangi dengan pengiriman beras oleh Bulog ke daerah dan ke pasar Induk.
"Ini kami cek sudah melimpah di sini. Kemudian dari sini akan terdistibusi ke ritel-ritel ke pasar-pasar tradisional. Dari sini ke daerah juga," pungkasnya.
Masyarakat Diimbau Belanja Secara Bijak
Tragedi Maut Pasutri Bulan Madu di Penginapan Solok: Istri Meninggal, Suami Kritis |
![]() |
---|
Kemenham Jateng Pantau PSN Pengadaan 3 Juta Rumah di Yogyakarta |
![]() |
---|
Pak Bos Khilaf Lihat Wajah Cantik Dina Karyawati Minimarket, Korban Sempat Curhat Galau |
![]() |
---|
FAKTA Mayat Tanpa Busana di Sungai Citarum: Rekan Kerjanya Setubuhi Dina dalam Kondisi Tak Bernyawa |
![]() |
---|
TERKUAK! Sosok Pembunuh Dina Karyawati Minimarket, Jenazah Dibuang Tanpa Busana ke Sungai Citarum |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.