Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pemilu 2024

Bukti Megawati Tak Butuh Jokowi Terbongkar, Walau Hasil Pilpres Berakhir Berbeda

Terungkap alasan Megawati tak membutuhkan sosok Jokowi, ternyata inilah menjadi buktinya.

Editor: raka f pujangga
istimewa
Puan Maharani, Ganjar Pranowo, Jokowi, Megawati dan Prananda Prabowo 

TRIBUNJATENG.COM - Terungkap alasan Megawati tak membutuhkan sosok Jokowi.

Ternyata karena hasil perhitungan cepat Pileg 2024 bahwa PDIP jadi yang tertinggi.

Bahkan hubungan antara dua tokoh negarawan tersebut terlihat renggang.

Baca juga: Bansos Dituding Jadi Penyebab Beras Mahal dan Langka, Jokowi: Tidak Ada Hubungannya

Sosok presiden dua periode yang dimenangkan PDIP lalu disebut berkhianat ke partai 'Banteng'.

Apalagi setelah Jokowi memilih mendorong putranya Gibran Rakabuming sebagai calon wakil presiden, Prabowo Subianto.

Ia meninggalkan PDIP saat jelang pemilihan presiden.

Namun jelang pencoblosan, Jokowi dikabarkan ingin menemui Megawati, tapi ditolak.

Tenyata, PDIP memang tak butuh lagi sosok Jokowi.

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengungkap bukti PDIP tak membutuhkan sosok Jokowi.

Adapun hal itu dikatakan Pangi berkaca pada hasil perhitungan cepat Pileg 2024 bahwa PDIP jadi yang tertinggi.

"Ini menarik kenapa PDIP pemenang pemilu tanpa Pak Jokowi. Artinya memang PDIP tidak butuh Pak Jokowi. Buktinya tanpa Pak Jokowi PDIP masih 17 persen," kata Pangi dihubungi Jumat (16/2/2024).

Meski begitu, kata Pangi kenapa Ganjar dan Mahfud malah kalah di Pilpres 2024.

"Pertama dari dugaan saya adalah program. Orang di Jawa Tengah misalnya itu cenderung bagi mereka bantuan uang dan barang. Program BLT atau raskin itu tidak mengubah pilihan partainya," sambungnya.

Pangi menilai program semacam itu justru mempengaruhi pilihan presidennya.

"Bagi mereka untuk pilihan presiden itu akan diberikan kepada yang memberikan uang dan barang itu. Jadi bagi mereka Jokowi itu sebagai juru selamat," jelasnya.

Kemudian Pangi menyinggung soal besarnya bantuan pemerintah yang dikeluarkan Presiden Jokowi.

"Dan yang dikucurkan itu bukan anggaran kecil. Termasuk bantuan beras 10 kilo dan sebagainya," tegasnya.

Sebagai informasi untuk perolehan suara hitung cepat pemilihan legislatif, sembilan partai politik diprediksi Voxpol Center Research and Consulting bakal lolos ke Senayan.

Sembilan partai itu dinyatakan lolos setelah melewati ambang batas parlemen sebesar 4 persen.

Perolehan suara hitung cepat tersebut berdasarkan 83,5 persen total suara masuk hingga Kamis (15/2/2024) pukul 17.30 WIB. Partai-partai tersebut di antaranya.

1. PDI Perjuangan: 16,62 persen

2. Partai Golkar: 14,86 persen

3. Partai Gerindra: 13,69 persen

4. Partai Kebangkitan Bangsa : 11,03 persen

5. Partai Keadilan Sejahtera : 8,99 persen

6. Partai Nasdem: 8,48 persen

7. Partai Amanat Nasional: 6,92 persen

8. Partai Demokrat: 6,79 persen

9. Partai Persatuan Pembangunan: 4,16 persen

Megawati tolak ditemui Jokowi

Rencana Presiden Jokowi yang ingin temui Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dibenarkan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X.

Sri Sultan Hamengku Buwono membenarkan kabar soal rencana Jokowi temui Megawati.

Sri Sultan Hamengku Buwono membenarkan, jika dirinya diminta memfasilitasi pertemuan dengan Megawati.

Rencana Jokowi tersebut awalnya digaungkan oleh pengamat militer, Connie Rahakundini Bakrie.

Saat dikonfirmasi, Sri Sultan HB X membenarkan informasi tersebut.

Permintaan itu, katanya, disampaikan langsung oleh Jokowi saat melakukan pertemuan tertutup selama satu jam dengan Sri Sultan HB X di Kraton Yogyakarta, Minggu (28/1/2024).

"Betul (diminta Presiden untuk memfasilitasi pertemuan dengan Megawati)," kata Sri Sultan HB X di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (12/2/2024).

Kendati demikian, Sri Sultan HB X menekankan dirinya bersifat pasif terkait rencana pertemuan itu.

Ia menjelaskan tidak memberikan inisiatif, tapi menyerahkan kepada Presiden Jokowi.

Di sisi lain, dirinya siap apabila dibutuhkan untuk memfasilitasi.

"Terserah bapak presiden sendiri, saya kan pasif bukan ngoyak-oyak (mengejar)."

"Tapi kan saya nunggu presiden. Kalau memang presiden memerlukan (untuk difasilitasi), saya bersedia, kan hanya itu. Kalau enggak ya nggak apa-apa. Udah gitu aja," jelasnya. 

Ia menegaskan, pertemuan dengan Megawati merupakan inisiatif dari Presiden Jokowi.

"Berarti bukan saya yang mengambil inisiatif to, yang mengambil inisiatif kan bapak presiden sendiri. Ya terserah bapak presiden, mau perlu ketemu Mbak Mega yang saya fasilitasi nggak, kan gitu."

"Kalau bisa ketemu sendiri kan ya syukur," tuturnya. 

Sri Sultan HB X dan Jokowi memang pernah bertemu di Kraton Kilen, Yogyakarta, pada Minggu (28/1/2024) lalu.

Kala itu Sri Sultan enggan membocorkan apa perbincangan dalam pertemuan itu. 

Namun ia tak menampik bahwa dalam pertemuan itu juga membahas soal politik. 

"Iya (bahas situasi politik), ya dari pengamatan aja," jelas Sri Sultan HB X di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (29/1/2024). 

Isi Obrolan Sri Sultan HB X dan Jokowi Dibeberkan 

Tidak lama setelah bertemu Jokowi, Sri Sultan HB X pun bertemu pengamat militer, Connie Rahakundini Bakrie.

Connie lantas membeberkan topik pembicaraan dalam pertemuan antara Jokowi dan Sultan HB X itu ke publik.

Connie menjelaskan, Jokowi sempat bertanya kepada Sultan HB X terkait fasilitasi pertemuan dengan Megawati.

"Dia (Jokowi) bilang, 'Kalau nanti bertemu dengan Ibu Mega, Sultan berkenan enggak memfasilitasi?'. Bukan (Jokowi) minta (dipertemukan dengan Megawati)," kata Connie.

Sri Sultan HB X, lanjut Connie, juga sempat berpesan kepada Jokowi agar tidak menyakiti Megawati.

Menurut Connie pribadi, kesulitan Jokowi untuk bertemu dengan Megawati karena salah pribadinya.

"Salah Presiden (Jokowi) menyakiti Ibu Mega, sekarang mau bertemu dengannya," ucap Connie.

Dikiritik PDIP 

Pernyataan Connie itu pun viral dan mendapatkan respons dari banyak pihak.

Termasuk dari Politikus senior PDIP, Andreas Hugo Pareira.

Andreas justru mengkritik sikap Jokowi, Ia mengatakan, langkah Presiden Jokowi sangat aneh.

Sebab, saat ini dia masih berstatus sebagai kader PDIP.

"Malah menurut saya aneh, Jokowi kan kader PDIP," kata Andreas, Selasa (13/2/2024).

Andreas menegaskan, PDIP sudah memperjuangkan dan memenangkan Jokowi dalam beberapa kontestasi.

Hal itu dimulai dari ketika Jokowi menjabat dua periode sebagai Wali Kota Surakarta.

Kemudian, saat Gubernur DKI Jakarta hingga presiden dua periode.

Akan hal itu, ia pun menyayangkan, mengapa Jokowi harus mencari perantara untuk bertemu Megawati padahal hubungan keduannya sudah terjalin sedemikian eratnya. 

"Kok jadi mau ketemu Ketum saja muternya jauh amat, mesti pake perantara segala. PDIP tidak pernah mengkhianati Jokowi," ujar Andreas.

Tanggapan Istana

Menindaklanjuti kabar yang beredar, pihak Istana melalui Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana buka suara.

Ari mengatakan, inisiatif pertemuan antar tokoh bisa datang dari mana saja, termasuk Presiden.

Yang terpenting, lanjutnya, pertemuan dilakukan demi membahas kepentingan bangsa.

"Inisiatif pertemuan bisa muncul dari mana saja tapi yang paling penting adalah silaturahmi antar tokoh bangsa pasti akan bermanfaat bagi kepentingan bangsa dan negara," kata Ari saat pada Selasa, (13/2/2024).

Ari menjelaskan, Presiden selama ini selalu terbuka untuk bersilaturahmi atau bertemu dengan berbagai tokoh.

Apalagi membahas kebaikan dan kemajuan bangsa.

"Presiden selalu terbuka untuk bertemu, bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh bangsa. Apalagi untuk kebaikan dan kemajuan bangsa," pungkas Ari.

Kata Ganjar 

Di sisi lain, kader PDIP sekaligus mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyambut baik jika Presiden Jokowi bertemu Megawati

"Baik juga kalau ketemu, cuma saya belum tahu apa problem sebenarnya," kata Ganjar di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (13/2/2024).

Namun menurut Ganjar, selama ini ketika Presiden Jokowi ingin bertemu Megawati bisa berkomunikasi langsung, tanpa pihak lain.

Baca juga: Hasil Pilpres 2024: Ganjar: Ada Anomali Suara PDIP dan Saya, Jokowi: Jangan Teriak Curang, Laporkan

"Karena biasanya Pak Jokowi dengan Bu Mega bisa komunikasi langsung, tidak perlu yang lain," ujarnya.

Ganjar pun mengaku tidak mengetahui maksud Jokowi untuk bertemu Megawati.

"Tapi kalau hari ini ada sesuatu ya baik-baik juga lah, Pak Sultan sebagai tokoh senior sesepuh membantu, saya kira ada baiknya," ucapnya. (*)


Artikel ini sudah tayang di Tribuntimur.com

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved