Pemilu 2024
Supriyanto Sebut Prabowo-Gibran Menang di Kandang Banteng Bukan Anomali
Kemenangan Prabowo-Gibran di kandang banteng atau basis PDIP menurut Wakil Komandan Golf (Relawan) TKN Prabowo Gibran, Supriyanto bukan anomali ataupu
TRIBUNJATENG.COM - Kemenangan Prabowo-Gibran di kandang banteng atau basis PDIP menurut Wakil Komandan Golf (Relawan) Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Gibran, Supriyanto bukan anomali ataupun ada dugaan kecurangan.
Hal itu menanggapi pernyataan sebelumnya oleh Sekretaris Jendral PDI Perjuangan dan Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto.
"Ada beberapa hal yang tidak disadari oleh elit-elit PDIP meskipun dikatakan kandang banteng tetapi kemenangan PDIP di daerah basis seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta tidak pernah mutlak dalam arti mencapai lebih 50 persen, sehingga Pilpres dan Pilkada sangat tergantung pada figur yang dicalonkan," ungkap Supriyanto.
Supriyanto mengatakan, bahkan di Bali yang paling tinggi prosentase kemenangan PDIP dalam beberapa kali Pilkada dan Pilpres sebelum ada Jokowi juga calonnya kalah.
"Artinya antara Pileg, Pilpres dan Pilkada itu punya dinamika yang berbeda," ungkap mantan politisi PDIP ini.
Pada Pemilihan Presiden 2014, lanjutnya, perolehan suara Jokowi jauh di atas suara PDIP karena ada tambahan dukungan tambahan dari PKB, Nasdem dan kekuatan non partai dari relawan yang menggalang suara massa mengambang dan swing voter.
Begitu juga dengan Pilpres 2019 perolehan suara Jokowi-Maruf Amin jauh di atas suara PDIP karena tambahan suara partai pendukung koalisi seperti PKB, Golkar, PPP sangat signifiikan serta dukungan relawan Jokowi masih solid.
Pada pemilu kali ini, Capres-Cawapres Ganjar-Mahfud hanya diusung dari partai parlemen PDIP dan PPP tetapi backbone (tulang punggung) hanya PDIP karena di daerah basis Jawa-Bali suara PPP tidak signifikan.
Kemudian pernyataan elit PDIP yang selalu meremehkan relawan, membuat relawan yang selama ini berjuang memenangkan Jokowi dan PDIP beralih dukungan kepada Prabowo-Gibran yang didukung oleh koalisi mayoritas suara dan kursi di parlemen seperti Gerindra, Golkar, PAN dan Demokrat.
"Ketika pada kampanye kemarin banyak pernyataan elit PDIP yang blunder menyerang Presiden Jokowi dan program populis Prabowo Gibran seperti makan siang plus susu gratis untuk anak di sekolah dan pesantren, Bansos dan BLT yang sangat berguna bagi masyarakat bawah," katanya.
Ia mengungkapkan, elit PDIP lupa jika konstituen partai ini adalah wong cilik, kaum marhaen dan penggemar Jokowi. Sehingga sangat logis jika kemudian perolehan suara PDIP turun dan pendukungnya ikut memilih Prabowo-Gibran yang melanjutkan program populis Jokowi.
Hasil hitungan cepat (quick count) dari lembaga kredibel yang terdaftar di KPU sesuai mekanisme UU No 7 tahun 2017 telah memperlihatnya angka-angka yang tidak jauh berbeda.
Bahwa perolehan suara PDIP meskipun unggul tetapi turun dari 20 persen menjadi 16 persen. Selain itu, Ganjar-Mahfud identik dengan Petugas Partai membuat suaranya juga tidak jauh berbeda dengan perolehan suara partainya.
"Contohnya di TPS kampungya Hasto Sekjen PDIP di Sleman PDIP unggul di Pileg tapi Prabowo Gibran menang di Pilpres," jelasnya.
Membaca Ulang Partisipasi Pemilih pada Pemilu Tahun 2024: Antara Antusiasme Elektoral dan Kejenuhan |
![]() |
---|
Inilah Sosok Rizqi Iskandar Muda Anggota DPRD Jawa Tengah Termuda Asal Batang, Dilantik Bareng Ayah |
![]() |
---|
Kisah Happy Franz Haloho, Dilantik Jadi Anggota DPRD 2024-2029 Meski Hanya Modal 94 Suara |
![]() |
---|
2 Caleg PDIP Ancam Kepung Gedung DPRD Karanganyar, Jika Tak Dilantik Sebagai Wakil Rakyat |
![]() |
---|
Komeng Raih 5.399.699 Suara, Ternyata Tak Otomatis Jadi Ketua DPD, Justru Malah Nama Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.