Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Begini Kelakuan Keji Geng TAI di Binus School, Sundut Adik Kelas Hingga Mengancam Bunuh Adik Korban

Kasus perundungan kembali terjadi, kali ini di sekolah internasional Binus School Serpong, Tangerang.

Penulis: Adelia Sari | Editor: galih permadi
Twitter/tanyarffess
Kelakuan Keji Geng TAI di Binus School, Sundut Adik Kelas Hingga Mengancam Bunuh Adik Korban 

TRIBUNJATENG.COM - Kasus perundungan kembali terjadi, kali ini di sekolah internasional Binus School Serpong, Tangerang.

Kasus ini menyita perhatian karena salah satu pelaku diduga adalah anak dari host Vincent Rompies.

Aksi bullying itu sendiri dilakukan beberapa siswa tingkat atas yang mengatasnamakan GENG TAI.

Dikutip dari unggahan Twitter/X @bospurwa, geng ini sudah ada selama 9 tahun atau 9 generasi di SMA tersebut.

Baca juga: Emak-emak Mengeluh Beras Langka di Semarang, Kepala Dispertan: Sedang Masuk Masa Tanam

Siswa yang tergabung dalam geng ini pun mendapat beberapa keistimewaan.

“Di Sekolah Binus Serpong terdapat subkultur/ geng remaja yang dikenal dengan nama GENG TAI (GT). Subkultur ini bergaul di sebuah toko kecil di belakang sekolah bernama WARUNG IBU GAUL (WIG), dimana mereka berkumpul di toko tersebut setiap hari sepulang sekolah untuk melakukan kegiatan menyimpang yang mungkin mengandung unsur kriminal, seperti kekerasan, merokok di bawah umur, dan vaping. Dalam subkultur ini, senior/kelas 12 disebut agit, mereka mengendalikan semua yang ada di geng,” tulis keterangan dalam unggahan.

Para anggota Geng ini akan melakukan penganiayaan kepada calon anggota baru.

Disebutkan jika korban mengalami tindakan beberapa kekerasan.

Kegiatan fisik yang merekrut anggota baru sendiri lebih mirip ke arah penganiayaan.

Salah satu korban pun dianiaya pada tanggal 2 Februari 2024 lalu.

Baca juga: 2 Strategi Bulog Tangani Lonjakan Harga Beras di Semarang, Kini Tembus Rp 21 Ribu per Kilogram

Korban dipiting, dicekik, diikat di tiang dan ditendangi.

Kemudian korban juga diludahi oleh para pelaku.

Parahnya, korban juga disundut di beberapa bagian badan dan dipukul dengan kayu di bagian belakang.

Kemudian pada tanggal 13 Februari, korban kembali dihajar dan tangannya dibakar dengan korek api.

Selain itu, korban juga diancam jika melapor maka adiknya yang duduk di kelas 6 SD akan dianiaya, dilecehkan dan juga dibunuh oleh para pelaku.

Geng ini memang sudah ada sejak lama dan setiap ada anggota baru maka akan melakukan kegiatan berbau kekerasan.

“Kelompok ini telah berlangsung selama 9 generasi dan dimulai pada masa sekolah menengah atas. Agit tersebut akan merekrut anggota untuk bergabung dengan geng-geng ini, dan imbalan untuk bergabung dengan geng-geng ini bervariasi, seperti ditawari uang untuk bergabung, memiliki akses ke tempat parkir dekat binus, “

Namun ternyata, untuk bisa bergabung dalam genk ini tak mudah begitu saja.

Ada beberapa hal yang harus diterima calon anggota baru.

“Namun imbalan utama yang membujuk orang untuk bergabung adalah STATUS di sekolah. Di binus, anak laki-laki diketahui memiliki status hierarki yang lebih tinggi ketika mereka bergabung dengan geng, dan mereka juga mengalami tekanan teman sebaya dari para penghasut, yang seringkali berujung pada pemukulan jika mereka tidak mengikuti perintah yang diberikan oleh penghasut.

NAMUN, ada aturan yang harus dipatuhi untuk menjadi anggota resmi GT. Pertama, calon anggota baru akan dikumpulkan di warung-warung, di mana para orang tsb akan mengambil kendali dan meminta mereka untuk melakukan perilaku menyimpang. BEBERAPA CONTOH antara lain meneriakkan nama, membelikan makanan untuk para penghasut dan mengikuti perintah yang mereka minta, namun yang terpenting bagi mereka, MEREKA HARUS DIHUKUM SECARA FISIK. Mereka juga melecehkan calon anggota baru, untuk menunjukkan apakah mereka layak menyandang gelar anggota geng.”

Sementara itu, pihak Binus sendiri sudah buka suara dan akan menangani kasus ini dengan serius.

“kami menangani masalah ini dengan sangat serius dan secara aktif berupaya mengatasinya dengan cara yang menyeluruh dan tepat.” tulis dalam rilis yang diterbitkan oleh pihak Binus School Serpong pada Senin (19/2/2024).

Pihak Sekolah pun segera melakukan penyelidikan komprehensif atas masalah tersebut.

“Tujuan utama kami adalah memberikan dukungan kepada para korban, meminta pertanggungjawaban pihak-pihak yang terlibat atas tindakan mereka, dan menerapkan langkah-langkah untuk mencegah kejadian serupa terjadi di masa depan,”

…..Sekolah tidak akan membiarkan sikap tidak peka terhadap siapa pun terhadap tindakan kekerasan dalam bentuk apa pun, apa pun alasannya, dan kita semua mempunyai kewajiban untuk mencegah hal tersebut terjadi. Kami berupaya menciptakan lingkungan di mana setiap individu merasa aman, dihormati, dan dihargai,” tulis keterangan.

Sedangkan korban saat ini harus menjalani perawatan di rumah sakit.

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved