Pemilu 2024
Beda Cerita Profesor Unnes dan Undip Usai Kritisi Pilpres 2024 Lewat Seruan Demokrasi
Sebuah surat undangan dari Dewan Jenderal Pertahanan Nasional, ditujukan kepada sejumlah guru besar Universitas Negeri Semarang
Penulis: Agus Salim Irsyadullah | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sebuah surat undangan dari Dewan Jenderal Pertahanan Nasional, ditujukan kepada sejumlah guru besar Universitas Negeri Semarang (Unnes) ramai diperbincangkan.
Undangan disinyalir sebagai intimidasi imbas aksi 'Seruan Moral dari Bumi Sekaran' di depan Gedung Rektorat Unnes pada Rabu (7/2/2024) lalu.
Terdapat enam Profesor yang mengikuti aksi di antaranya, Issy Yuliasri, Harry Pramono, Tri Marhaeni Pudji Astuti, Bambang Priyono, M. Jazuli, dan Tjetjep Rohendi Rohidi.
Surat undangan tersebut, teregistrasi dengan Nomor: Und/ /PS.01./KL/II/2024 dari Sekretariat Dewan Jenderal Pertahanan Nasional (Sesjen Wantannas).
Dalam undangannya, Kedeputian Politik dan Strategi Setjen Wantannas RI melaksanakan kegiatan On The Spot (OTS) Prioritas Nasional ke Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 26 - 29 Februari 2024.
Adapun surat ditandatangani oleh Pembantu Deputi Bidang Politik Nasional Wantannas RI Brigadir Jenderal Nazirwan Adji Wibowo.
Para profesor diminta hadir di Mapolda Jateng, untuk mengikuti rapat "Strategi Penanganan Terpadu Potensi Risiko Pasca Pemungutan Suara Guna Menjaga Kelancaran Pemilu 2024 dalam Rangka Menjaga Stabilitas Keamanan Nasional", Rabu (28/2/2024)
"Selamat malam bapak ibu sekedar cerita, kami semua profesor Unnes yang melakukan seruan moral pada tanggal 7 Februari diberi surat seperti ini. Saya yakin ini hanya psywar nakut-nakuti kami karena bunyinya undangan kegiatan. Anehnya tidak ada TOR tidak ada jadwal kegiatan dan kami diundang sebagai apa tidak jelas,"
"Juga tidak ada daftar nama siapa saja yang diundang padahal semua Prof. Unnes yang melakukan seruan moral dikirimi surat seperti itu by name." tulisnya.
Dalam pesan WhatsApp yang beredar, juga menanyakan mekanisme undangan yang tidak melalui universitas. Melainkan disampaikan kepada penerima langsung.
"Juga jika kegiatan biasanya undangan ke lembaga minta ijin atasan untuk menugaskan nama-nama berikut. Nah ini tidak, kami dikirimi satu per satu suratnya. Apakah bapak ibu ada yang mendapat surat serupa?," imbuhnya.
Profesor Unnes, Tri Marhaeni Pudji Astuti mengaku dirinya menerima surat undangan tersebut.
Namun, ia bersama sejumlah profesor lain enggan datang lantaran ada yang sengaja ingin mengintimidasi soal aksi seruan demokrasi.
"Betul, (kami) Guru Besar yang kemarin ikut seruan moral dapat surat undangan seperti itu," katanya, Senin (26/2/2024).
Di sisi lain, Guru besar Fakultas MIPA Undip, Prof Muhammad Nur mengaku tak menerima surat undangan yang dimaksud.
Sebelumnya, ia bersama sivitas akademik lain, ikut aksi pernyataan sikap seruan moral demokrasi di depan Gedung Widya Puraya Undip, Rabu (7/2/2024).
Dia juga tak tahu-menahu, kepentingan surat undangan yang ditujukan kepada para profesor di Unnes tersebut.
"Saya tak dapat (undangannya)," kata Muhammad Nur singkat saat dikonfirmasi, Senin (26/2/2024).
Membaca Ulang Partisipasi Pemilih pada Pemilu Tahun 2024: Antara Antusiasme Elektoral dan Kejenuhan |
![]() |
---|
Inilah Sosok Rizqi Iskandar Muda Anggota DPRD Jawa Tengah Termuda Asal Batang, Dilantik Bareng Ayah |
![]() |
---|
Kisah Happy Franz Haloho, Dilantik Jadi Anggota DPRD 2024-2029 Meski Hanya Modal 94 Suara |
![]() |
---|
2 Caleg PDIP Ancam Kepung Gedung DPRD Karanganyar, Jika Tak Dilantik Sebagai Wakil Rakyat |
![]() |
---|
Komeng Raih 5.399.699 Suara, Ternyata Tak Otomatis Jadi Ketua DPD, Justru Malah Nama Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.