Berita Pendidikan
Inilah Sosok Ega Ayu Wulandari Lulusan Cumlaude UNY, Berjibaku Bantu Orangtua Buruh Lepas
Ini adalah Ega Ayu Wulandari, mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang lulus dengan capaian IPK 3,78.
TRIBUNJATENG.COM, YOGYAKARTA - Inilah Ega Ayu Wulandari, mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Warga Depok Kabupaten Sleman ini sedang berbahagia.
Perjuangannya di tengah serba keterbatasan ekonomi, tak sia- sia, dia telah diwisuda dan meraih predikat cumlaude di jurusannya.
Kini, saatnya dia menggapai cita- citanya sejak kecil yakni menjadi seorang guru.
Baca juga: Inilah Sosok Herka Maya Jatmika, Dosen UNY Yang Traktir Mahasiswa Makan Somay Sepuasnya
Baca juga: Kisah Pak Dosen UNY Panggil Tukang Siomay, Semua Mahasiswa Ditraktir, Awal Lesu Jadi Semangat Kuliah
Keterbatasan ekonomi bukan halangan untuk meraih cita-cita menjadi guru.
Ini seperti yang dilakukan Ega Ayu Wulandari.
Dia adalah mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang berhasil lulus dengan capaian IPK 3,78.
Pencapaian ini merupakan tekad kuatnya sejak lama.
Apalagi, dia berasal dari keluarga sederhana.
Ayahnya merupakan buruh harian lepas yang bekerja hanya jika ada panggilan.
Sedangkan ibunya bekerja di pabrik genting dengan upah yang tidak seberapa.
"Penghasilan orangtua yang hanya mampu untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari."
"Itu membuat saya berpikir dua kali untuk melanjutkan kuliah."
"Apalagi saya memiliki adik yang juga masih sekolah," kata Ega sapaannya seperti dilansir dari Kompas.com, Jumat (1/3/2024).
Meski begitu, dia tidak mau putus asa begitu saja.
Sejak kecil, mimpinya adalah menjadi guru.
Karena itu, dia berjibaku keras untuk menjadi guru tanpa membebani keluarganya.
Ega awalnya memutuskan untuk masuk ke SMK Negero 2 Depok, Sleman dan mengambil jurusan Elektronika Audio Visual.
Karena, orientasinya bisa langsung bekerja dan membantu perekonomian keluarga.
Namun di tengah-tengah masa sekolah, dia membulatkan tekad meraih mimpinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah.
"Sewaktu SNMPTN saya mencoba mengambil jurusan manajemen dan ilmu komunikasi, namun tidak lolos."
"Saya mencoba lagi ikut UTBK SBMPTN walaupun waktu itu dibarengi dengan Ujian Kelulusan Kejuruan yang juga cukup menyita pikiran dan tenaga."
"Alhasil dengan modal niat dan giat belajar saya lolos di UNY," ungkap Ega.
Ega memilih Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya UNY.
Demi meringankan beban kedua orangtuanya, dia juga mendaftar program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah).
Baca juga: Herka Pak Dosen UNY Traktir Mahasiswa Makan Siomay Sepuasnya di Kelas: Biar Semangat Kuliahnya
Baca juga: Dosen UNY Traktir Siomay Mahasiswa di Ruang Kelas, 1 Panci Ludes Boleh Bawa Pulang, Ini Tujuannya
“Saya sangat bersyukur bisa mendapat bantuan pendidikan KIP Kuliah selama kuliah."
"Karena itu, saya tidak akan menyia-nyiakan waktu kuliah saya” tutur Ega.
Selama kuliah di UNY, gadis kelahiran 24 September 2000 ini terus berproses agar berkembang menjadi individu yang lebih baik dan tidak menyia-nyiakan kesempatan menimba ilmu.
Meskipun sempat menjalani kuliah online karena Covid-19 yang merebak kala itu, tapi hal itu tidak menghalanginya untuk ikut aktif menjadi bagian dari beberapa organisasi di kampus.
Ega juga mengikuti beberapa organisasi, seperti UNSTRAT dan UKM Limlarts.
Di UKM Limlarts Ega bergabung di departemen PSDM dan pernah menjadi Kadep dan DPO di UKM tersebut.
Kuliah Sambil Jadi Guru
Masuk semester 6, warga Sleman Yogyakarta ini menjadi guru les mengajar calistung untuk anak PAUD dan TK.
Dia juga mengajar anak-anak SD untuk semua mata pelajaran dengan sistem door to door ke rumah muridnya.
Selama masa skripsi, Ega sudah bekerja menjadi guru honorer di salah satu SMP swasta.
Selain untuk mencari biaya tambahan dan mengisi waktu yang cukup luang, pekerjaan ini menjadi satu langkah pertama untuk meraih cita-citanya sebagai seorang guru.
Dia ingin mengabdikan dirinya untuk bangsa dan mencerdaskan anak-anak didiknya dengan ilmu dan wawasan yang dimiliki.
Ega juga membagikan tips belajar dan membagi waktu di sela-sela kesibukan kuliah dan organisasinya.
"Kalau ada tugas sebisa mungkin dicicil walaupun sedikit."
"Misalnya deadline tugas 2 minggu, setiap hari harus membuka file tugas tersebut agar tetap ada progress, jangan mepet deadline."
"Trik tersebut membantu saya dalam membagi waktu karena saya sendiri merupakan tipe pembelajar yang harus bikin skala prioritas," ungkap dia.
Baca juga: 302 Makam di Klaten Dibongkar Terdampak Proyek Tol Solo-Yogyakarta, Jasad Dipindah Ke Lokasi Baru
Baca juga: Ini Kata BMKG, Penyebab Puting Beliung di Gunungkidul Yogyakarta, Belasan Rumah Rusak
Ega berharap, setelah lulus dapat melanjutkan Program Profesi Guru (PPG) agar bisa mengikuti tes PPPK dan menjadi guru yang professional di bidangnya.
Ega juga menyimpan keinginan studi lanjut S2 jika masih diberikan kesempatan.
Ayah dari Ega, Sumaryanto berkisah bahwa anak pertamanya tersebut memang sejak kecil memiliki cita-cita menjadi guru, tapi diurungkan karena keterbatasan biaya.
"Anak saya itu pintar, pengen sekali jadi guru tapi kalau harus kuliah tidak punya uang."
"Tetapi Alhamdulillah ada beasiswa KIP Kuliah yang dapat membantu biaya kuliah."
"Saya senang Ega akhirnya bisa kuliah di UNY," ucap Sumaryanto.
Ibu dari Ega, Peni Lestari bersuka cita mendengar Ega bisa diterima di jurusan impian yaitu PBSI.
"Sedari kecil, Ega memang suka berpuisi dan bahkan pernah menjuarai lomba di tingkat sekolah," tutur Peni.
Sumaryanto dan Peni Lestari hanya bisa berharap agar anaknya dapat mewujudkan semua hal yang dicita-citakan.
"Jangan sampai anak-anak saya hanya jadi seperti bapaknya, harus jadi orang yang sukses."
"Lulus S1 ini hanya salah satu mimpi dari mereka."
"Jadi terus kejar impian sampai dapat."
"Semoga ilmu yang didapatkan selama kuliah di UNY juga bisa bermanfaat bagi banyak orang," tutup Sumaryanto. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Ega, Anak Penjual Kopi Lulus Cumlaude dari UNY"
Baca juga: Detik-detik Batu Jatuh Dari Tebing Menimpa Pencari Rumput di Banyumas, Wanita 40 Tahun Tewas
Baca juga: Alasan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Menolak Rencana Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis
Baca juga: Skena Musik Hardcore di Semarang Kembali Bergeliat, DLB Luncurkan 2 Single Terbaru
Baca juga: Video Penipu Spesialis Manula Kembali Berulah di Semarang Gasak 4 Cincin Berlian Rp 80 Juta
Perpustakaan Polines Dapat Akreditasi A, Direktur Sampaikan Apresiasi |
![]() |
---|
Beasiswa Gratis ke Eropa, Poltekkes Kemenkes Semarang Buka Jalan bagi Perawat Muda |
![]() |
---|
MTQ Nasional Mahasiswa dan Kampus Berdampak |
![]() |
---|
Unnes–Udinus Bantu UKM Bandeng Semarang, Targetkan Ekspor Produk Olahan |
![]() |
---|
220 Guru Bersaing di Ajang Porsenijar Jateng 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.