Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Hasil Pemilu 2024

Formappi : Lonjakan Suara PSI Dianggap Manipulasi, Bagaimana dengan Lonjakan Suara Parpol Lain

Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mendesak Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) melakukan pengawasan pada dugaan

|
Mario Christian Sumampow
Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus ditemui di kawasan Kantor KPU RI, Jumat (24/2/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mendesak Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) melakukan pengawasan pada dugaan terjadinya penggelembungan suara untuk Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.

Menurut dia, kini hanya Bawaslu yang bisa diharapkan di tengah ketidakpercayaan publik pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) akibat Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) bermasalah.

"Sekali lagi, kita berharap dalam ketidakpercayaan KPU itu, ada Bawaslu yang bisa menghadirkan kita. Bukti pengawasan kita, sehingga angka-angka itu kemudian bisa kita percaya sebagai angka yang rill dari lapangan. Dari suara manusia bukan suara hantu," kata Lucius di Kantor Formappi, Jakarta Timur, Senin (4/3).

Lucius mengatakan, sejauh ini publik masih belum puas akan pernyataan KPU bahwa tidak ada permainan dalam lonjakan suara PSI.
Suara PSI KPU, lanjut Lucius, telah memberikan klarifikasi soal lonjakan suara itu murni dari rekapitulasi form C1 hasil.

"Itu dia, untuk percaya KPU sekarang itu butuh waktu juga dan tenaga tersendiri.Karena kita tahu lembaga ini juga dalam kepercayaan yang turun naik belakangan ini. Karena itu kita tidak otomatis langsung percaya pada yang disampaikam KPU," ujar dia.

Selain itu, Lucius Karus mengaku heran dengan perdebatan atas kenaikan real count Partai Solidaritas Indonesia (PSI). 

Alasannya karena kenaikan tidak hanya terjadi di partai yang dipimpin Kaesang Pangarep itu.

Lucius mengatakan, terjadinya lonjakan perolehan suara seharusnya wajar dalam perhitungan suara di KPU. Terlebih kenaikan tersebut tidak hanya terjadi pada PSI saja.

“Anggapan ini muncul karena hanya pada lonjakan suara PSI tudingan manipulasi muncul sedangkan pada parpol lain yang juga mengalami kenaikan suara dianggap biasa saja,” katanya kepada wartawan, Selasa (5/3/2024).

Jika yang menjadi perbandingan adalah hasil quick count dan real count, selain PSI ada juga partai yang mengalami kenaikan melebihin quick count.

Seperti PKB, dalam quick count Indikator hanya mendapatkan 10,49 persen. Namun dalam real count KPU sementara, sudah mengantongi 11,54 persen. 

Selain PKB, lonjakan juga terjadi pada Partai Gelora. Dalam quick count Indikator, Partai Gelora hanya mendapatkan 0,93 % . Sedangkan di real count KPU sementara, sudah mencapai 1,49 % . PSI di quick count Indikator memeroleh 2,81?n real count KPU sementara di 3,13 % .

“Dan mestinya dalam proses yang tengah berlangsung lonjakan suara terbuka bagi parpol manapun karena data yang masuk hampir pasti akan memberikan tambahan perolehan suara partai-partai,” jelas Lucius.

Mengapa hanya PSI yang menjadi perhatian, Lucius mengungkapkan, lantaran partai berlambang bunga mawar itu identik dengan Presiden Joko Widodo. Sementara kenaikan yang terjadi di partai lain tidak menjadi perhatian masyarakat.

“Saya menduga posisi PSI yang belakangan dianggap sebagai ‘Partai Jokowi’ menjadi sumber kemunculan kritikan atas PSI di Pemilu 2024 termasuk dalam hal perolehan suara mereka,” pungkas Lucius

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved