Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Harga Pangan Tinggi saat Ramadan, Bansos Perlu Diperluas

perluasan penerima bansos diberikan juga kepada kelompok menengah yang terdampak kanaikan harga pangan, sehingga bisa terbantu.

Editor: Vito
Tribun Jateng/Rifqi Gozali
ilustrasi - Seorang warga mengambil bansos beras 10 kilogram di Balai Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kudus, Selasa (30/1/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Ekonom Center of Reform on Economic (CORE), Yusuf Rendy Manilet menyarankan pemerintah mempertimbangkan untuk memperluas penyaluran bansos sementara waktu saat momentum Ramadan, jika kenaikan harga pangan masih terjadi.

Ia juga menyarankan agar perluasan penerima bansos diberikan juga kepada kelompok menengah. “Sehingga kelompok menengah yang terdampak dengan adanya kenaikan harga pangan ini bisa terbantu,” katanya, kepada Kontan, Senin (11/3).

Selain itu, Yusuf juga menduga, penyaluran bansos pangan yang gencar dilakukan pemerintah awal tahun sebagian disalurkan kepada yang tidak semestinya.

Sehingga, dia menambahkan, pemberian bansos itu tidak terlalu berdampak signifikan bagi masyarakat kelompok bawah. Peran pengawasan pemerintah dalam penyaluran bansos itupun harus diperketat kembali.

Yusuf menyebut, solusi jangka pendek yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengatasi kenaikan harga pangan saat Ramadan yakni melakukan operasi pasar.

Dia menambahkan, hal itu terutama pada komoditas yang tengah mengalami kenaikan harga, dan dilakukan di daerah yang kekurangan stok bahan pangan.

“(Sehigga-Red) Tim pengendali inflasi daerah bisa memastikan volatilitas harga di sepanjang Ramadan itu berada pada level yang terjangkau oleh semua kelompok golongan masyarakat,” ucapnya.

Adapun, Senior Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menyatakan, penurunan konsumsi masyarakat dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan. Menurutnya, ketidakstabilan harga pangan itu berdampak ke perekonomian masyarakat.

“Apalagi, sekarang puasa-Lebaran otomatis harga (tinggi-Red) bukan hanya di satu komoditas, tapi yang lain juga mulai meningkat. Saya kira ini akan membuat masyarakat harus memperketat ikat pinggangnya, terutama masyarakat menengah bawah,” tuturnya, kepada Kontan.co.id, Senin (11/3).

Ia menilai, kenaikan harga pangan tak sebanding dengan bansos yang diberikan. “Kemarin ada sedikit keterlambatan, otomatis nilai bantuannya tidak signifikan. Apalagi ketidaktepatan sasarannya cukup tinggi, sehingga nilai bantuan yang diberikan masyarakat menengah bawah itu tidak signifikan,” terangnya.

Tauhid mengungkapkan, terdapat beberapa solusi untuk mengentaskan hal itu, di antaranya meningkatkan daya beli dengan mengendalikan inflasi agar tak terlalu tinggi.

“Apalagi bulan Ramadan dan juga Lebaran, itu harus benar-benar dikendalikan, termasuk biaya transportasi, kemudian biaya perjalanan dan sebagainya itu harus dikendalikan kenaikannya,” bebernya.

Selain itu, bansos pada April, Mei, dan Juni sebisa mungkin diberikan lebih awal, terlebih menjelang Lebaran. Tauhid berujar, subsidi pun harus tepat sasaran, baik elpiji 3 kg, BBM, dan listrik.

“Yang masalah adalah ketidaktepatan sasaran program subsidi ini yang kemudian menjadi problem bagi masyarakat bawah, karena sekarang semakin sulit untuk bisa mendapatkan akses,” tandasnya. (Kontan.co.id/Siti Masitoh/Arif Ferdianto)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved