Berita Ramadhan
Kembali Menyala! Tradisi Bom dan Dung Kauman Semarang Penanda Buka Puasa, Digelar Sebulan Penuh
Suara letusannya yang khas disebut masyarakat Semarang sebagai "dung" itu pada masa lampau, menggelegar hingga terdengar dari jarak cukup jauh
Penulis: Agus Salim Irsyadullah | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kota Semarang pernah memiliki tradisi unik menyambut waktu berbuka puasa. Warga di sekitar Masjid Agung Kauman menyulut bom.
Apa yang disebut "bom" itu, berupa bubuk mercon dikemas secara khusus dalam ukuran cukup besar. Kemudian diletakkan ke dalam tabung besi yang ditimbun di tanah.
Suara letusannya yang khas disebut masyarakat Semarang sebagai "dung" itu pada masa lampau, menggelegar hingga terdengar dari jarak cukup jauh.
Setiap hari ada dua kali penyulutan bom udara, yakni saat maghrib dan sahur.
Begitu bunyi "dung" menggelegar, warga bersorak-sorai sambil mencicipi jamuan takjil buka puasa di sekitaran masjid.
Baca juga: Awal Ramadhan 2024: Penetapan Tanggal Puasa di Berbagai Negara Menurut Sumber Resmi
Baca juga: Keistimewaan 10 Hari Pertama Bulan Puasa dan 3 Peristiwa Penting saat Ramadhan
Tradisi itu, berlangsung cukup lama di Kota Semarang.
Sayang, insiden meledaknya bom di tabung besi saat hendak disulut dan dilontarkan ke udara, membuat Pemkot Semarang yang dipimpin Wali Kota Imam Suparto Tjakrayudha (1980) melarang diberlakukan kembali tradisi bom dan dung.
Bertahun-tahun lamanya, kini warga Kota Semarang bisa menyaksikan kembali tradisi yang sempat "hilang" tersebut.
Tak ada bom, atau bahan peledak berbahaya yang lain dalam tradisi "Nyumet Dung" ini.
Sebagai gantinya, panitia menyediakan puluhan kembang api yang sudah berizin.
Ketua panitia arak-arakan "Nyumet Dung", Muhaimin menyebut, romantisme tradisi masa lalu yang pernah diwariskan itu, perlu dijaga dan dimodifikasi sesuai perkembangan zaman.
"Kami ingin membangkitkan romantisme masa lalu. Dulu, banyak yang hadir di sekitar sini sambil menunggu waktu berbuka puasa. Kalau anak sekarang istilahnya ngabuburit," katanya ditemui Tribunjateng.com di kantor Masjid Agung Kauman Semarang, Senin (11/3/2024).
Muhaimin menjelaskan, kegiatan "Nyumet Dung" digelar sebulan penuh selama ramadan.
"Nanti dibarengi juga dengan pasukan arak-arakan, berangkat dari depan masjid sampai ke alun-alun Kauman Semarang," imbuhnya.
Ketua Yayasan Masjid Agung Semarang, Khammad Ma'sum menjelaskan, kegiatan ini menjadi bagian untuk melestarikan budaya.
Kajian Medis Bahaya Tidur Setelah Sahur, Ini Anjuran Ahli Kesehatan |
![]() |
---|
Menjaga Kebugaran Dengan Aktifitas Jasmani Selama Berpuasa, Berikut Tips dari Praktisi Unsoed |
![]() |
---|
Daftar Makanan yang Sebaiknya Dikonsumsi dan Perlu Dihindari, Puasa Lebih Lancar |
![]() |
---|
Keistimewaan 10 Hari Pertama Bulan Puasa dan 3 Peristiwa Penting saat Ramadhan |
![]() |
---|
Cara Sehat Buka Puasa, Ikuti 5 Tips Sederhana tapi Terbukti Ampuh Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.