Guru dan Murid Sekolah Buddha Bikin Takjil, Dibagikan ke Umat Muslim Berbuka Puasa di Jalan
Para guru di Sekolah Asoka Manggala Kota Cirebon merayakan Ramadan dengan cara istimewa. Mereka mengajak anak-anak TK dan SD untuk turut bikin takjil.
TRIBUNJATENG.COM - Para Guru di Sekolah Asoka Manggala Kota Cirebon tidak ingin melewatkan momen berharga di bulan suci Ramadan.
Mereka telah mengajak siswa-siswa TK dan SD untuk turut serta dalam kegiatan memasak, mengemas, dan membagikan takjil kepada umat Islam yang akan berbuka puasa.
Melibatkan anak-anak sejak awal hingga akhir proses ini diharapkan dapat membantu membentuk rasa toleransi dan menghargai perbedaan sejak dini.
Keseruan kegiatan ini terlihat di halaman belakang Wihara Dewi Welas Asih pada Selasa (12/3/2024) petang.
Sejumlah ibu rumah tangga yang tergabung dalam organisasi Wandani, Wanita Theravada Indonesia Cirebon, turut mengajak murid dan anak-anak mereka dalam kegiatan ini.
Mereka bersama-sama memasak kolak, kudapan manis khas berbuka puasa, serta menyiapkan sejumlah makanan ringan yang akan dibagikan.
Partisipasi aktif bukan hanya terbatas pada pengamatan, tetapi juga melibatkan murid TK dan SD dalam setiap tahap kegiatan.
Mereka turut serta dalam proses memasak, mengemas, hingga langsung membagikan takjil kepada umat muslim yang melintas di depan Wihara Dewi Welas Asih.
Pemandangan menyegarkan ini berlangsung beberapa menit menjelang waktu berbuka puasa, di mana mereka tampak antusias dan senang berbagi takjil kepada warga yang melintas.
Kegiatan ini menjadi peluang bagi para murid untuk belajar tentang arti perbedaan dan toleransi beragama.
Jessica, siswi kelas 3 SD Asoka Manggala Kota Cirebon, menyatakan kebahagiannya karena dapat terlibat dalam pembuatan takjil.
Bersama 20 siswa-siswi dari sekolah lain, mereka datang ke wihara sejak siang dan turut serta dalam seluruh proses pembuatan paket takjil.
Catur Widyaningsih, penyuluh Agama Buddha Kementerian Agama Kota Cirebon, mengungkapkan kekagumannya terhadap antusiasme siswa-siswi TK dan SD dalam menerima ajakan untuk terlibat dalam kegiatan memasak dan membagikan takjil.
Sebagai guru SD, Catur berharap keterlibatan aktif ini dapat memberikan dampak positif pada karakter individu masing-masing siswa.
Mereka tidak hanya belajar tentang perbedaan dan nilai toleransi beragama sejak dini, tetapi juga diharapkan dapat memupuk rasa persaudaraan dan kepekaan terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.
"Kami berharap anak-anak ini mengenal toleransi sejak dini, terutama terhadap teman-teman yang berbeda agama, serta dapat menumbuhkan kasih sayang dan cinta kasih terhadap sesama, yang diasah sejak usia dini," ujar Catur.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Pelajar Buddha Cirebon Memasak dan Bagikan Takjil Saat Ramadhan", Klik untuk baca
Berawal dari Gigitan Ular, Ranujaya Cuma Bisa Bayar Biaya RS Rp 1 Juta dari Total Rp 14 Juta |
![]() |
---|
Klarifikasi RSD Gunung Jati, Pasien Tak Diberi Makan 3 Hari karena Tak Bisa Bayar Rp14 Juta |
![]() |
---|
Mobil Sengaja Ditabrakkan Saat Test Drive, Jadi Modus Calon Pembeli Untuk Membawa Kabur Kendaraan |
![]() |
---|
Pemkab Banyumas Mulai Rehabilitasi 500 RTLH, Ini Hasil Kolaborasi Bersama Yayasan Tzu Chi |
![]() |
---|
Viral Kades Caswari Nyawer di Diskotik, Dedi Mulyadi Perintahkan Dana Desa Ditahan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.